3 Alergi Kulit yang Sering Dialami Anak-anak

Rabu, 13 September 2023 09:50 WIB

Ilustrasi anak alergi susu sapi/Sarihusada

TEMPO.CO, Jakarta - Alergi dapat terjadi kepada manusia ketika sistem kekebalan merespons adanya zat asing atau alergen yang melakukan kontak dengan tubuh. Biasanya, alergen tersebut tidak berbahaya bagi tubuh. Pemicu alergen pun dapat bermacam-macam, seperti serbuk sari, debu, jamur, makanan, ataupun hewan peliharaan.

Alergi adalah salah satu penyakit yang dapat diderita oleh semua orang, baik pria atau wanita dengan segala usia. Salah satu usia yang sering mengalami alergi adalah bayi. Alergi yang dialami bayi biasanya berupa alergi kulit. Namun, dilansir dari Healthline, penyakit ini dapat berkurang seiring bertambah usia anak. Selain itu, alergi pernapasan dan makanan juga dapat dialami ketika bayi telah bertambah usia.

3 Macam Alergi Kulit yang Sering Dialami Oleh Bayi

1. Eksim

Eksim adalah salah satu alergi yang sering terjadi pada bayi dan tidak dapat menular ke orang lain. Eksim dapat terjadi akibat lapisan terluar kulitnya lemah dan tidak berfungsi. Kulit bayi akan mengalami gatal-gatal, kering, dan bergelombang yang menyertakan bercak. Biasanya, alergi ini dapat terjadi di area wajah bayi.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi mengalami eksim. Pertama, terjadi perubahan pada DNA bayi ketika proses pembuahan di dalam rahim. Kedua, bayi memiliki iritasi terhadap makanan, sabun, atau kain tertentu. Ketiga, sistem kekebalan bayi bereaksi terhadap virus atau bakteri yang dapat membuatnya sakit.

Advertising
Advertising

Ketika bayi sudah terlanjur mengalami eksim, terdapat 3 hal pertama yang dapat digunakan untuk mengobatinya. Pertama, menghindari pemicu alergi tersebut muncul. Kedua, menggunakan kortikosteroid. Ketiga, memberikan pelembab yang tidak mengandung pewangi pada area yang terkena alergi.

2. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah iritasi pada bayi yang terjadi akibat reaksi fisiologis setelah kulit bersentuhan dengan zat tertentu ataupun alergen. Alergen yang memicu penyakit ini, yaitu obat, lotion bayi, parfum, sabun, ataupun air liur Setiap bayi akan memiliki gejala yang berbeda pada kulitnya, seperti melepuh, berdarah, gatal, kering, ataupun berdarah. Bayi yang mengalami dermatitis kontak sebaiknya dibawa ke dokter kulit untuk menjalani beberapa tes kulit dan tes darah.

Beberapa perawatan yang dapat dilakukan pada bayi penderita dermatitis kontak, yaitu pertama, mencuci kulit bayi dengan sabun dan air setelah berkontak dengan pemicu alergen. Kedua, gunakan kain basah untuk melakukan kompres pada kulit. Ketiga, mengoleskan krim kortikosteroid untuk mengurangi rasa gatal.

3. Biduran

Biduran adalah benjolan yang tiba-tiba muncul di sekitar dada, punggung, atau perut. Dikutip dari Clevelandclinic.org, penyakit ini seringkali disebabkan oleh debu, makanan, atau bahan kimia. Namun, biduran memiliki beberapa gejala, seperti pembengkakan dan iritasi kulit hingga kemerahan. Reaksi alergi ini juga bermacam-macam, seperti demam tinggi, muntah, pusing, dan kesulitan bernapas.

Perawatan untuk penyakit biduran ini tergantung pada jenis gatal-gatal, gejala, dan keparahan biduran yang dialami bayi. Beberapa obat yang direkomendasikan oleh layanan kesehatan, yaitu tablet loratadin, cetirizine cair atau tablet, cairan diphenhydramine, dan fexofenadine tablet.

Pilihan Editor: Mengenal Alergi Muladi dari Tanda hingga Pencegahannya

Berita terkait

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

11 hari lalu

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

Berikut 10 penyebab bersin terbanyak hasil riset pada 2.000 orang, bukan hanya karena alergi atau sedang flu.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

14 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

18 hari lalu

4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

Kantung mata dapat disebabkan oleh faktor seperti penuaan, genetika, alergi, asap rokok, diet yang buruk, atau konsumsi garam yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

21 hari lalu

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

21 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

21 hari lalu

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

Studi menyebutkan kekurangan vitamin D sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi eksim

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

37 hari lalu

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.

Baca Selengkapnya

Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

57 hari lalu

Alergi Bisa Picu Anak Sering Sakit, Ini Kata Guru Besar FK Unair

Guru Besar FK Unair mengatakan anak sering jatuh sakit bisa jadi karena alergi terhadap sesuatu yang belum diketahui orang tua.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

13 Maret 2024

5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

Ketika mata mengalami iritasi, pembuluh darah halus di bagian putih mata membengkak. Saat terjadi, maka tampaklah mata merah.

Baca Selengkapnya

Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

28 Februari 2024

Sering Lelah dan Rambut Rontok, Gejala Penyakit Autoimun

Pemilik riwayat keluarga alergi atau autoimun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit autoimun. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya