6 Cara Penanganan Sakit Pneumonia di Rumah

Selasa, 19 September 2023 12:01 WIB

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia adalah infeksi di paru-paru yang terjadi karena bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia menyebabkan jaringan paru-paru seseorang membengkak atau mengalami peradangan.

Kondisi tersebut mengakibatkan paru-paru dipenuhi cairan atau nanah. Pneumonia bakteri biasanya lebih parah daripada pneumonia virus yang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, tetap saja paru-paru dari seorang penderita pneumonia tidak lagi berada dalam kondisi sehat.

Mengacu clevelandclinic.org, selain bakteri, virus, dan jamur, terdapat penyakit umum lainnya yang menyebabkan pneumonia sebagai berikut, yakni:

  • Flu
  • Covid-19
  • Bakteri pneumonia mikoplasma
  • Penyakit pneumokokus (bakteri streptococcus pneumoniae)
  • Penyakit legionellosis dari bakteri legionella
  • Human metapneumovirus (HMPV)
  • Human parainfluenza virus (HPIV)
  • Respiratory syncytial virus (RSV).

Dari penyebab tersebut, pneumonia dapat membuat tubuh seseorang mengalami komplikasi penyakit lain, khususnya bagi kelompok usia di atas 65 tahun, usia di bawah 2 tahun, memiliki penyakit serius, dan sistem kekebalan rendah. Adapun, komplikasi penyakit yang mungkin dialami penderita pneumonia, antara lain:

  • Kegagalan pernapasan sehingga membutuhkan mesin pernapasan (ventilator)
  • Sepsis, ada peradangan tidak terkontrol dalam tubuh
  • Sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS)
  • Abses paru-paru yang terjadi ketika kantong nanah terbentuk di dalam atau di sekitar paru-paru.

Komplikasi yang terjadi pneumonia dapat mengancam nyawa seseorang sehingga perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Pengobatan pneumonia tergantung pada jenis pneumonia yang dimiliki, seberapa sakit yang dirasakan, kategori usia, dan kondisi kesehatan lainnya. Sebab, tujuan pengobatan untuk menyembuhkan infeksi dan mencegah komplikasi penyakit.

Advertising
Advertising

Selain mengonsumsi obat antibiotik sesuai resep dokter, penderita pneumonia juga dapat menangani terlebih dahulu gejala dari penyakit ini secara sendiri.

Merujuk lung.org, berikut adalah cara penanganan pneumonia yang dapat dilakukan di rumah, yaitu:

1. Mengendalikan demam

Salah satu gejala pneumonia adalah demam. Seseorang dapat mengendalikan demam dengan aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (ibuprofen atau naproxen), atau acetaminophen. Jika pneumonia dialami oleh anak-anak, jangan diberikan aspirin.

2. Mengonsumsi banyak cairan

Minum banyak cairan dapat membantu mengendurkan sekresi dan mengeluarkan dahak.

3. Minum obat sesuai saran dokter

Penderita pneumonia tidak boleh meminum obat batuk tanpa saran dari dokter. Sebab, batuk adalah salah satu cara tubuh bekerja untuk menyingkirkan infeksi.

4. Membuat pernapasan tetap lancar dan hangat

Penderita pneumonia dapat memudahkan jalan pernapasan dengan meminum minuman hangat, mandi uap, dan menggunakan pelembap udara.

5. Menjauhkan asap

Penderita pneumonia harus menjauhi diri dari asap agar tidak masuk ke paru-paru, termasuk asap rokok dan asap kayu. Konsultasi dengan dokter, jika menggunakan produk tembakau dan mengalami kesulitan untuk bebas asap rokok ketika sudah pulih.

6. Istirahat yang cukup

Penderita pneumonia perlu tinggal di tempat tidur lebih lama untuk sementara waktu. Selain itu, tidak boleh melakukan aktivitas berlebihan dalam kehidupan sehari-hari sampai keadaan pulih sepenuhnya.

Pilihan Editor: Sebab dan Gejala Pneumonia yang Dialami Vokalis SUM 41 Deryck Whibley

Berita terkait

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

2 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

4 hari lalu

Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat mereka sedang tidur.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

4 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

8 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

8 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

9 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

12 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

14 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya