Apakah Hiperakusis Bisa Disembuhkan?

Reporter

Rindi Ariska

Editor

Nurhadi

Rabu, 11 Oktober 2023 07:39 WIB

Ilustrasi wanita memegang telinga. Foto: Freepik.com/evening_tao

TEMPO.CO, Jakarta - Hiperakusis merupakan penurunan toleransi suara terhadap suara lingkungan biasa. Lantas, apakah hiperakusis bisa disembuhkan?

Hiperakusis adalah gangguan pendengaran langka di mana suara yang dianggap normal oleh orang lain terdengar tidak nyaman dan sering kali tidak tertahankan dan keras. Kondisi ini juga digambarkan sebagai penurunan toleransi suara.

Beberapa contoh suara umum dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin terasa tidak dapat ditoleransi oleh penderita hiperakusis antara lain:

- Orang-orang mengobrol

- Mesin mobil menyala

Advertising
Advertising

- Air mengalir di wastafel dapur

- Peralatan listrik rumah tangga menyala

- Seseorang membalik halaman buku atau koran

- Banyak suara lembut lainnya

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, hiperakusis dapat disembuhkan jika disebabkan oleh kondisi lain, seperti migrain, cedera kepala, atau penyakit lyme. Jika tidak ada penyebab yang jelas, prinsip penatalaksanaan hiperakusis membantu membuat telinga tidak terlalu sensitif terhadap suara sehari-hari.

Meskipun obat untuk menghilangkan hiperakusis dengan cepat saat ini belum ada, terapi dapat meningkatkan kualitas hidup penderitanya dengan mengurangi rasa takut dan cemas, membantu mereka mengatasi suara yang tidak nyaman, dan bahkan mengurangi kepekaan mereka terhadap suara.

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut beberapa perawatan yang dapat dilakukan oleh penderita hiperakusis.

1. Terapi Suara

Terapi suara bertujuan untuk secara bertahap dan aman memaparkan Anda pada suara yang semakin keras hingga pengalaman suara menjadi lebih mudah dikendalikan. Pertama, Anda mendengar suara dengan tingkat intensitas rendah yang nyaman. Secara bertahap, volumenya ditingkatkan sehingga Anda terbiasa dengan suara yang lebih keras selama beberapa minggu.

2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi ini mengajarkan cara mengatasi stres dan perasaan negatif yang terkait dengan suara keras. Terapi ini bisa mengurangi ketakutan dan kecemasan yang terkait dengan hiperakusis. Penelitian telah menunjukkan bahwa CBT meningkatkan tingkat ketidaknyamanan kenyaringan (LDL) pada penderita hiperakusis.

3. Terapi pelatihan ulang tinnitus (TRT)

TRT merupakan pengobatan tinnitus, tetapi juga dapat mengobati hiperakusis. TRT mencakup mendidik masyarakat tentang kondisi mereka dan memberikan konseling dan terapi suara. Dengan TRT, Anda mendengarkan frekuensi suara menenangkan yang disebut pink noise melalui headphone khusus.

Pink noise mirip dengan suara hujan atau angin. Kebisingan merah muda menciptakan lingkungan suara yang menenangkan dan dapat diprediksi sehingga suara yang mungkin Anda alami tidak terlalu mengganggu.

4. Pembedahan

Penyedia layanan kesehatan Anda mungkin melakukan penguatan jendela bulat dan oval untuk mengatasi hiperakusis yang berhubungan dengan kelumpuhan saraf wajah. Operasi ini menggunakan jaringan di belakang telinga untuk menopang tulang di telinga bagian dalam (tulang pendengaran) yang membantu mengatur intensitas suara.

Pilihan Editor: Apa Penyebab Pendengaran Terlalu Peka atau Hiperakusis?

Berita terkait

7 Pasien Dipulangkan, RS Bhayangkara Brimob Masih Rawat 5 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

1 hari lalu

7 Pasien Dipulangkan, RS Bhayangkara Brimob Masih Rawat 5 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Brimob AKBP Taufik Ismail mengatakan 7 pasien korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana dibolehkan pulang.

Baca Selengkapnya

7 Korban Luka Berat Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Dirawat di ICU RSUI

2 hari lalu

7 Korban Luka Berat Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Dirawat di ICU RSUI

Direktur Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Astuti Giantini mengungkapkan pihaknya merawat 7 korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana yang mengalami luka berat.

Baca Selengkapnya

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

12 hari lalu

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

17 hari lalu

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

20 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

21 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

22 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

32 hari lalu

Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

37 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

41 hari lalu

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

Dokter THT menjelaskan kebiasaan mendengarkan musik dengan suara keras menggunakan earphone dapat memicu gangguan pendengaran.

Baca Selengkapnya