TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin dan mineral tertentu memang dibutuhkan tubuh terkait fungsi tubuh untuk melakukan hal terbaiknya. Kekurangan nutrisi bisa membuat tubuh lemah dan lelah, bahkan membuat gampang sakit.

Karena alasan itulah banyak orang memilih suplemen, paling banyak dalam bentuk tablet. Namun meminumnya bisa juga berisiko pada kesehatan. Dr. Ross Perry, direktur medis klinik kulit Cosmedics, mengingatkan bahaya terlalu banyak mengonsumsi vitamin D.

"Vitamin D adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil agar tetap berfungsi dan sehat. Vitamin D membantu tubuh menggunakan kalsium dan fosfor untuk membuat tulang, otot, dan gigi sehat dan kuat," ujarnya kepada Express.

"Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan tulang melunak dan lemah serta menyebabkan pengeroposan. Sumber utama vitamin D adalah matahari. Defisiensi vitamin D terkait kekurangan energi dan kelelahan. Jadi wajar bila mendapatkan dosis harian lewat sinar matahari yang alami dan akan meningkatkan level energi," tambahnya.

Tetapi, terlalu banyak mengasup vitamin D juga berbahaya. "Mengonsumsi suplemen vitamin D untuk waktu lama bisa menyebabkan kalsium menumpuk di tubuh dan dapat melemahkan tulang, merusak jantung dan ginjal," ujar Perry.

Dosis yang dianjurkan
Anda tak boleh mengasupnya lebih dari 100 mikrogram sehari. "Berlaku untuk orang dewasa, termasuk ibu hamil dan menyusui, lansia, dan anak-anak usia 11-17 tahun," kata Perry. "Anak berusia 1-10 tahun tak boleh lebih dari 50 mcg, dan bayi di bawah 12 bulan tak lebih dari 25 mcg."

Kadar vitamin D terlalu tinggi dalam darah bisa menyebabkan mual, muntah, otot lemah, kebingungan, nyeri, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, sering kencing dan haus, serta batu ginjal.

"Kadar vitamin D terlalu tinggi bisa menyebabkan gagal ginjal, detak jantung tak teratur, bahkan kematian. Kadar vitamin D yang tinggi selalu disebabkan meminum vitamin D berlebihan dari suplemen diet. Anda tak boleh berlebihan mengambil vitamin D dari matahari karena kulit membatasi jumlah vitamin D yang diserap," tegas Perry.

Pilihan Editor: Kekurangan Vitamin D, Apa Saja Gejalanya?