Cegah Penyakit Ginjal Kronis pada Generasi Muda dengan Cara Berikut

Reporter

Antara

Senin, 16 Oktober 2023 16:14 WIB

Ilustrasi ginjal. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Deteksi dini glomerulonefritis (GN) berperan dalam mencegah gagal ginjal kronis pada generasi muda. Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof dr Aida Lydia PhD menyebutkan penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan utama di dunia dengan prevalensi global sebesar 13,4 persen.

Jumlah disability-adjusted life years (DALYs) penyakit ginjal kronis juga meningkat sebesar 93 persen dari 21,5 juta menjadi 41,5 juta pada 1990-2019. Data global menunjukkan penyebab gagal ginjal terbanyak di dunia adalah diabetes, hipertensi, dan diikuti glomerulonefritis. Angka kejadian glomerulonefritis berbeda di setiap negara. Di negara dengan penghasilan rendah-menengah, glomerulonefritis menempati penyebab nomor dua setelah diabetes, dan menyumbang sekitar 20–25 persen kasus PGK di dunia.

"Jika GN diketahui sejak dini dan diberikan terapi optimal kemungkinan pasien dapat sembuh atau remisi parsial sehingga progresivitas penyakit dapat dihambat. Namun jika terlambat, penyakit akan berlanjut menjadi PGK dan gagal ginjal," jelasnya.

Aida mengatakan glomerulonefritis merupakan penyakit immune-mediated (dimediasi kekebalan tubuh) yang ditandai peradangan dan kerusakan pada glomerulus ginjal. Glomerulus merupakan gelung pembuluh darah kapiler yang berperan menyaring darah untuk membentuk urine.

"Pada kasus GN, barier filtrasi terganggu sehingga terjadi kebocoran protein dan sel darah merah di dalam urine. Jika tidak diobati secara dini, penyakit ini akan berlanjut progresif hingga pasien mengalami gagal ginjal dan memerlukan terapi penggantian ginjal (dialisis atau transplantasi ginjal)," tambahnya.

Advertising
Advertising

Perhatikan tanda
Aida mengatakan tanda awal GN adalah ditemukan protein dan atau sel darah merah pada urine. Namun, pasien sering kali tidak menyadarinya. Kondisi tersebut terdeteksi saat orang menjalani pemeriksaan kesehatan umum. Akan tetapi, apabila kebocoran protein cukup banyak pasien akan mengalami keluhan urine berbusa dan terkadang disertai urine berwarna merah. Kebocoran protein yang tergolong masif dalam urine juga menyebabkan protein darah berkurang dan menimbulkan keluhan bengkak pada kelopak mata, kaki, atau seluruh tubuh.

"Untuk menangani kasus GN, terapi suportif merupakan upaya yang harus diterapkan, seperti pembatasan asupan garam, stop merokok dan minum alkohol, menjaga berat badan ideal, serta mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter," ucapnya.

Ia pun menjelaskan tiga kategori pencegahan GN, yaitu pencegahan primer, sekunder,dan tersier. Pencegahan primer berarti mencegah timbulnya penyakit seperti upaya promosi kesehatan, menerapkan pola hidup sehat, dan menciptakan lingkungan yang sehat.

Pencegahan sekunder adalah diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment). Sementara, pencegahan tersier meliputi penatalaksanaan komplikasi dan mencegah kecacatan. Aida mengusulkan adanya gerakan bersama antara dokter, organisasi profesi, Kementerian Kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), guru/pendidik, dan masyarakat dalam menangani kasus ini agar kesehatan ginjal generasi muda tetap terjaga.

Pilihan Editor: Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis yang Perlu Anda Ketahui

Berita terkait

Pria Penerima Ginjal Babi Pertama di Dunia Akhirnya Meninggal

4 hari lalu

Pria Penerima Ginjal Babi Pertama di Dunia Akhirnya Meninggal

Seorang pria penerima transplantasi ginjal babi pertama di dunia meninggal setelah dua bulan operasi pencangkokan. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Banyak Aktivitas di Dalam Ruangan, Tetap Cukupi Minum Air Putih

8 hari lalu

Banyak Aktivitas di Dalam Ruangan, Tetap Cukupi Minum Air Putih

Dokter menekankan perlunya tetap minum air putih meski beraktivitas di dalam ruangan karena tubuh selalu mengeluarkan cairan.

Baca Selengkapnya

Awas, Duduk Terlalu Lama Bisa Sebabkan Batu Ginjal

9 hari lalu

Awas, Duduk Terlalu Lama Bisa Sebabkan Batu Ginjal

Duduk terlalu lama bisa jadi salah satu penyebab batu ginjal karena orang jadi malas buang air kecil sehingga jarang minum.

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

15 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

15 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

17 hari lalu

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

Bagi penderita asam urat harus menghindari makanan laut, seperti ikan tongkol. Lantas, mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

24 hari lalu

Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

Pare merupakan salah satu sayuran yang menyimpan beragam manfaat kesehatan yang luar biasa.

Baca Selengkapnya

Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

29 hari lalu

Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

Jangan sering menahan kencing karena banyak dampaknya bagi kesehatan, salah satunya anyang-anyangan. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

40 hari lalu

Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

42 hari lalu

Peneliti ITS Kembangkan Aplikasi Kesehatan SahabatCAPD Berbasis Deep Learning

ITS gandeng Rumah Sakit Unair untuk mengoptimalkan pemanfaatan data pasien yang relevan guna meningkatkan akurasi dan efektivitas aplikasi.

Baca Selengkapnya