Kaleidoskop 2023: Ragam Penyakit yang Jadi Sorotan

Reporter

Antara

Jumat, 22 Desember 2023 11:32 WIB

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)

TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop 2023 kali ini mengulas penyakit yang bermunculan sepanjang 2023. Penyakit infeksi yang baru muncul atau dikenal sebagai emerging infectious disease (EIDs) menjadi topik hangat sektor kesehatan yang marak diperbincangkan usai Indonesia lepas dari pandemi COVID-19 di awal Agustus 2023. Alasannya, dampak yang dihasilkan tak hanya berkaitan dengan kematian manusia dalam jumlah besar, bahkan risikonya bisa membawa dampak sosial dan ekonomi yang saling berhubungan erat.

EIDs adalah penyakit yang muncul dan menyerang pada suatu populasi untuk kali pertama atau telah ada sebelumnya tapi kembali meningkat dengan sangat cepat jumlah kasus baru maupun kemampuan menyebar ke berbagai daerah. Situasi yang juga dikelompokkan dalam daftar EIDs adalah penyakit yang pernah terjadi di suatu daerah di masa lalu, kemudian terkendali, tapi kembali dilaporkan lagi dalam jumlah yang meningkat.

Mayoritas penyakit emerging dan re-emerging asalnya adalah zoonotik yang muncul dari hewan hingga menginfeksi manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menemukan sekitar 60 persen penyakit infeksi pada manusia. Sekitar 75 persen EIDs yang menyerang manusia dalam tiga dekade terakhir berasal dari hewan.

Dalam 30 tahun terakhir, telah muncul lebih dari 30 EIDs di dunia. Jumlah itu menambah daftar penyakit baru yang dilaporkan mencapai 335 penyakit sesuai riset ilmiah pada kurun 1940. Sayangnya, Asia sering menjadi episentrum pertumbuhan EIDs, di antaranya beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang berhubungan dengan Dataran Indo-Gangga, meliputi bagian paling utara dan timur India seperti Pakistan dan Bangladesh. Sektor lain yang juga menyokong pertumbuhan EIDs global ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mekong, sebagai sungai terpanjang ke-12 di dunia yang membentang dari Tibet, Cina, melintasi Yunnan, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam.

Virus Nipah, demam berdarah Crimean-Congo, dan flu burung (H5N1) merupakan contoh penyakit yang telah muncul baru-baru ini di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan, penyakit infeksi yang berkembang di dunia sepanjang 2023 adalah Mpox atau cacar monyet, COVID-19, polio, legionellosis, meningitis, meningokokus, virus Nil Barat, listeriosis, Crimean-Congo Haemorrhagic Fever (CCHF), penyakit virus Hanta, flu burung (H5N1), demam kuning, hingga peningkatan kasus penyekit pernapasan atau pneumonia.

Advertising
Advertising

Situasi Indonesia
Pakar pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama, menyebut faktor urbanisasi hingga penghancuran habitat asli merupakan salah satu pemicu zoonotik sebab jarak hewan dan manusia menjadi kian dekat. Patogen sebagai biang infeksi berkembang pada ekologi baru dengan cara beradaptasi pada inang di luar hewan, termasuk manusia.

Demikian pula dengan perubahan iklim hingga perubahan ekosistem yang memicu mutasi genetik mikroba yang lebih resisten. Akibatnya, penyakit baru sulit diprediksi namun bisa tumbuh signifikan karena manusia mungkin hanya memiliki sedikit kekebalan terhadap penyakit ini atau tidak sama sekali.

Kementerian Kesehatan RI merangkum hasil deteksi EIDs di tanah air berdasar laporan penyelidikan epidemiologi hingga pekan ke-47 tahun 2023. Salah satunya adalah Mpox. Sejak kasus perdana diumumkan pada 20 Agustus 2022, Indonesia kembali melaporkan satu kasus konfirmasi pada 13 Oktober 2023. Hingga pekan ke-47, Indonesia melaporkan penambahan delapan kasus konfirmasi Mpox sehingga total kasus mencapai 59 yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau.

Kasus Mpox yang pada 23 Juli 2022 ditetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (PHEIC) sebenarnya telah dinyatakan berakhir pada 11 Mei 2023. Penyakit menular yang umumnya dipicu hubungan seksual sesama jenis itu dilaporkan memicu 91.878 kasus konfirmasi dengan 167 kematian di dunia. Tapi pada 18 November 2023 kembali dilaporkan beberapa penambahan kasus di dunia dengan tiga negara penambahan kasus tertinggi adalah Amerika Serikat lebih dari 135 kasus, Cina 102 kasus, dan Jerman 49 kasus.

Berikutnya adalah COVID-19. Meski status pandemi resmi dicabut pada 4 Agustus 2023, nyatanya sampai 25 November 2023 terdapat 6.814.248 kasus konfirmasi dengan 161.921 kematian dan 6.647.068 di antaranya sembuh yang tersebar di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi. Lima provinsi yang melaporkan rata-rata kasus konfirmasi harian terbanyak pada pekan ke-47 2023 di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Banten.

Pada 5 Mei 2023, WHO telah mencabut status COVID-19 sebagai PHEIC. Total kasus konfirmasi COVID-19 di dunia sejak 31 Desember 2019 sampai 22 November 2023 berkisar 772.166.517 kasus konfirmasi dengan 6.981.263 kematian. Penyakit menular lain juga terdeteksi adalah avian influenza (H5N1). Indonesia pernah melaporkan kasus tersebut pada 2005-2017 sebanyak 200 kasus dengan 168 kematian. Sejak 2018 belum ada pelaporan kasus baru pada manusia, baru pada pekan ke-34 2023 dilaporkan dua kasus suspek H5N1 di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dengan hasilpemeriksaan laboratorium negatif.

Avian Influenza dilaporkan dari Kamboja pada pekan ke-47 2023 di mana terjadi tambahan dua kasus dengan satu kematian akibat H5N1. Pada 2023 telah dilaporkan sebanyak 12 kasus konfirmasi, terdiri atas enam kasus di Kamboja, empat kasus di Inggris, satu kasus di Cina, dan satu kasus di Cile dengan empat kematian di Kamboja. Sejak 2003 hingga 2023 telah dilaporkan sebanyak 882 kasus dengan 461 kasus kematian.

Pada 14 Maret 2023, Indonesia kembali melaporkan satu kasus tambahan polio (tipe CVDPV2) melalui surveilans di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, serta ditemukan CVDPV2 pada tujuh anak sehat tanpa bergejala di lingkungan sekitar kasus. Kasus serupa juga ditemukan pada tiga pasien di Provinsi Aceh.

Indonesia juga perlu mewaspadai potensi MERS-CoV yang sempat terdeteksi pada pekan ke-45 tahun ini. Terdapat tambahan dua suspek MERS di Yogyakarta dan satu kasus di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan hasil negatif MERS-CoV. Sampai saat ini, tidak ada kasus konfirmasi MERSCoV di Indonesia. Namun pada 2013-2023 terdapat sedikitnya 584 kasus suspek MERS di Indonesia.

Sebanyak 577 kasus dengan hasil laboratorium negatif dan tujuh kasus di antaranya tidak dapat diambil spesimennya. Tidak ada laporan penambahan kasus konfirmasi MERS pada pekan ini secara global. Total kasus konfirmasi MERS di dunia sejak April 2012 hingga September 2023 sebanyak 2.608 kasus konfirmasi dengan 938 kematian. Sebagian besar kasus dilaporkan dari Arab Saudi sebanyak 2.199 kasus konfirmasi dengan 857 kematian.

Berikutnya adalah virus Nil Barat yang disebarkan oleh nyamuk dengan gejala sakit kepala pegal-pegal hingga nyeri otot. Berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan oleh Myint pada 2014, kasus konfirmasi penyakit ini pernah dilaporkan di Jawa Barat pada 2004. Tapi sampai pekan ini belum ada pelaporan kasus.

Kemenkes pada pekan ke-40 tahun 2023 juga melaporkan satu kasus terbaru suspek legionellosis di Kota Bandung, Jawa Barat, yang ditemukan melalui surveilans sentinel. Jenis penyakit pneumonia itu menambah daftar suspek di Indonesia yang hingga kini di angka 45 kasus,terdiri atas 23 kasus suspek di Jawa Barat dan 22 kasus suspek di Bali.

Mitigasi
Walaupun sistem kesehatan masyarakat yang kuat menjadi syarat untuk menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) EIDs di Indonesia, hal itu masih perlu diperkuat dengan kesiapsiagaan, surveilans, penilaian risiko, komunikasi risiko, fasilitas laboratorium, dan kapasitas respons di daerah. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut mitigasi EIDs di Indonesia diterapkan melalui tiga strategi, yakni menjamin ketersediaan obat di Tanah Air, deteksi dini melalui pengadaan alat diagnosa yang terafiliasi dengan jejaring laboratorium rumah sakit, dan terakhir vaksinasi.

Upaya penemuan kasus ditempuh melalui skrining secara masif terhadap pasien maupun kontak erat di wilayah kasus secara berkala Selain itu juga dilakukan pelaporan kasus melalui dukungan integrasi data pencatatan dan pelaporan melalui Aplikasi SatuSehat di telepon pintar. Terhadap temuan kasus ditindaklanjuti melalui investigasi kontak melalui pelibatan komunitas bersama jejaring fasilitas layanan kesehatan.

Khusus untuk penanggulangan Mpox, Kemenkes telah menyediakan total 1.008 botol obat Fecovirimat, beserta 4.500 vaksin Mpox. Begitu juga dengan SARS-CoV-2 melalui pengadaan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri yang kini tersedia 4,1 juta dosis berikut kebutuhan obat yang juga sudah tersedia di Indonesia.

Hal yang sama pentingnya pula adalah ketersediaan vaksin polio di tanah air yang dijamin pengadaannya oleh farmasi BUMN PT Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat. Kemenkes juga menjalin mitra di antara sektor kesehatan hewan, pertanian, kehutanan, dan kesehatan di tingkat nasional, regional, dan global dalam rangka memonitor perkembangan aktual EIDs di dunia.

Sejumlah pakar ilmu kesehatan telah mengingatkan bahwa beragam EIDs di dunia boleh jadi merupakan disease X yang berpotensi memicu pandemi di masa depan jika situasinya tak terkendali dan luput dari pengawasan otoritas berwenang. Masyarakat dapat mengambil peran dalam menanggulangi EIDs melalui serangkaian upaya yang dianggap masih efektif hingga sekarang, mulai dari membiasakan hidup bersih dan sehat, konsisten dengan protokol kesehatan saat menghadapi ancaman, memanfaatkan peluang vaksinasi yang kini disediakan gratis oleh pemerintah, hingga hidup harmonis bersama lingkungan, termasuk hewan.

Pilihan Editor: Tips Tetap Sehat di Musim Penyakit seperti Sekarang

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

15 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Satika Simamora Serukan Kepedulian untuk Membantu Sesama

3 hari lalu

Satika Simamora Serukan Kepedulian untuk Membantu Sesama

Anggota DPRD Provinsi Dapil Sumatera Utara 9, Satika Simamora, menjenguk beberapa warganya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Terlihat dari Jari Tangan

6 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Terlihat dari Jari Tangan

Gejala penyakit bisa saja muncul di bagian tubuh yang mungkin tak diperkirakan sebelumnya sehingga sering diabaikan. Contohnya jari tangan bengkak.

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

7 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

8 hari lalu

Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?

Baca Selengkapnya

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

8 hari lalu

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.

Baca Selengkapnya