Saat Asap Rokok Jadi Polusi No. 1 di Rumah

Reporter

Antara

Jumat, 12 Januari 2024 11:02 WIB

Dilarang Merokok

TEMPO.CO, Jakarta - Apa polusi terbesar di rumah tangga? Jawabannya adalah asap rokok dan ini diakui staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K).

Asap ini meninggalkan residu atau perokok tangan ketiga atau bahan kimia pada rambut, kulit, peralatan rumah tangga, khususnya berbahan kain seperti tirai, sofa, meja, pakaian yang dikenakansaat merokok, dan lainnya.

Residu tidak mudah hilang dengan membuka jendela, menyalakan kipas angin, sehingga menempatkan anak yang tinggal dengan perokok lebih sering sakit dibanding anak di lingkungan rumah tanpa rokok. Ini sekaligus menjadi bantahan terhadap anggapan sebagian orang tidak merokok di dalam rumah membantu melindungi anak dari paparan asap rokok. Jadi, meskipun orang tidak merokok di hadapan anak, tetapi dengan fakta perokok tangan ketiga ini tetap dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan pada anak dan anggota keluarga lain.

Nastiti merujuk studi menuturkan anak yang terpapar asap rokok sekitar empat kali lebih tinggi kemungkinan dibawa ke instalasi gawat darurat karena gangguan pernapasan. Lalu, bagaimana dengan rokok elektrik atau vape, benarkah lebih aman? Jawabannya tidak.

Berbagai studi memperlihatkan rokok elektrik bahkan meningkatkan kerentanan terhadap masalah kesehatan, khususnya pneumonia hingga kanker. Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), berpendapat asap vape sama dengan rokok konvensional, mengandung partikel halus disebut partikulat yang merangsang terjadinya iritasi dan menginduksi peradangan pada tubuh.

Advertising
Advertising

Selain itu, rokok elektrik juga mengeluarkan asap atau disebut uap yang tampak jauh lebih banyak dari rokok konvensional. Bayi dan anak kecil mempunyai risiko lebih besar terkena paparan asap atau uap rokok dibanding orang dewasa karena aktivitas seperti merangkak dan memasukkan benda-benda nonmakanan ke dalam mulut. Mereka juga cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan.

Studi penguat
Pernyataan Nastiti terkait residu rokok yang tertinggal di ruangan diperkuat salah satunya melalui penelitian oleh Roswell Park Cancer Institute (RCPI) yang diterbitkan Medical News Today pada 2014. Tim peneliti mempelajari sejauh mana rokok elektrik meninggalkan residu nikotin di permukaan dalam ruangan. Demi keperluan studi, mereka menguapkan isi tiga merek rokok elektrik yang berbeda ke dalam ruangan khusus.

Selanjutnya, peneliti memeriksa lantai, dinding, jendela, permukaan kayu dan logam di ruangan itu untuk mengetahui kadar nikotin. Mereka menemukan melalui tiga dari empat percobaan, ada peningkatan residu nikotin yang bervariasi namun signifikan dengan lantai dan jendela ruangan menampung jumlah residu tertinggi.

Penelitian lain memperlihatkan nikotin dalam rokok elektrik maupun konvensional bereaksi dengan asam nitrat yang secara alami ada di udara dan membentuk karsinogen. Jika nikotin tetap berada di permukaan maka zat ini akan terus bereaksi dengan asam nitrat dan menghasilkan karsinogen. Kondisi itu dapat merusak DNA manusia. Sementara studi pada tikus menunjukkan adanya kerusakan pada organ dan sel.

Di sisi lain, peneliti dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston pada 2009 menyatakan residu asap rokok terakumulasi dan dapat bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Jika residu berupa bahan kimia beracun ini tidak dihilangkan maka dapat masuk ke dalam tubuh, salah satunya lewat mulut. Nikotin dan bahan kimia lain dari asap rokok dapat masuk ke dalam tubuh jika orang menyentuh suatu permukaan dan mendekatkan tangan ke mulut.

Anak-anak juga dapat menelan zat-zat tersebut dengan memasukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam mulut. Selain itu, zat juga bisa masuk ke tubuh melalui hidung, misalnya saat membersihkan debu, menyapu, menggoyangkan bantal, dan menyalakan kipas angin atau AC.

Nikotin dan bahan kimia lain yang tertinggal setelah merokok dapat menyerap melalui kulit. Anak-anak memiliki kulit yang lebih halus sehingga risiko mungkin lebih besar dibanding orang dewasa. Kain menimbulkan kekhawatiran khusus karena bahan kimia dari asap rokok sulit dihilangkan dari serat dan tenunannya.

Sebuah studi 2014 yang diterbitkan di PLoS ONE menyimpulkan residu asap yang menempel pada kain katun berpotensi membuat balita terpapar nikotin tujuh kali lipat lebih banyak dibanding perokok pasif. Lalu, apa yang bisa dilakukan?

Pakar kesehatan melalui laman WebMD menyarankan sebisa mungkin menghindari berada di dekat perokok dan cobalah meyakinkan orang-orang di sekitar yang merokok untuk berhenti. Rumah dapat masuk menjadi tempat terpenting untuk tetap bebas rokok, terutama jika di sana ada anak-anak. Menjauhkan anak-anak dan juga orang dewasa dari asap rokok dapat membantu menurunkan kemungkinan terkena infeksi pernapasan, asma parah, kanker, dan banyak kondisi serius lain.

Mungkin sulit untuk sepenuhnya menghindari asap rokok, apalagi bila ada perokok di rumah. Saat orang masuk ke dalam ruangan, dia mungkin terpapar asap. Bahkan jika tidak ada seorang pun yang merokok di rumah baru-baru ini atau merokok di ruangan lain di lantai yang berbeda, bahan kimia berbahaya dapat menyebar melalui ventilasi.

Beberapa penelitian menunjukkan berada di dekat orang lain yang terpapar asap rokok di luar ruangan masih dapat membuat orang terpapar residu. Untuk menurunkan risiko paparan, sebaiknya jangan merokok di dalam ruangan. Lalu, bersihkan permukaan secara menyeluruh demi membantu menurunkan jumlah bahan kimia dari asap rokok apabila ada perokok yang tinggal serumah.

Pilihan Editor: Kaitan Polusi Udara dan Kanker Menurut Pakar

Berita terkait

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

7 hari lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

16 hari lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

17 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

20 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Chandrika Chika Hisap Vape Berisi Liquid Ganja, Polisi: Modus Baru Penyalahgunaan Narkotika

20 hari lalu

Chandrika Chika Hisap Vape Berisi Liquid Ganja, Polisi: Modus Baru Penyalahgunaan Narkotika

Polisi menangkap selebgran Chandrika Chika dan atlet eSport Aura Jeixy bersama empat temannya saat menghisap vape berisi liquid ganja.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

22 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

24 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

24 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

26 hari lalu

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.

Baca Selengkapnya

Lebaran Usai, Ini Tips Agar Kembali Bugar

29 hari lalu

Lebaran Usai, Ini Tips Agar Kembali Bugar

Cek kesehatan rutin hingga mengelola stres menjadi sejumlah cara yang perlu dilakukan pemudik agar kesehatan tetap terjaga setelah Lebaran.

Baca Selengkapnya