Jangan Sampai Parah dan Membahayakan Nyawa, Kenali Gejala DBD sejak Awal

Reporter

Antara

Rabu, 17 Januari 2024 21:44 WIB

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, Prof. Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI, menyebut perlunya mengenali sejumlah tanda demam berdarah dengue (DBD) agar tidak semakin berat, salah satunya pendarahan. Pendarahan akibat DBD bukan mimisan atau bintik-bintik merah pada kulit.

"Misalnya buang air kecilnya seperti kemerahan atau menstruasi yang terus menerus tidak bisa terkontrol dalam kondisi demam, itu harus hati-hati," ujar Erni dalam diskusi “Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue/DBD" di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2024.

Gejala DBD yang juga perlu diperhatikan yakni pasien mulai tidak konsentrasi atau mengalami penurunan kesadaran yang bisa ditandai dengan sulit diajak berkomunikasi serta mengalami nyeri perut luar biasa atau abdominal pain.

DBD disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti dan sangat identik dengan musim hujan. Kala nyamuk menggigit, virus masuk ke dalam tubuh dan merangsang sistem imun. Setelah 4-7 hari gigitan nyamuk, dia akan mengalami gejala DBD, salah satunya demam tinggi. Erni mengatakan kondisi demam tinggi yang mendadak perlu dicurigai sebagai DBD walaupun belum ada anggota keluarga yang terkena penyakit itu.

"Yang mesti dilihat justru tetangga dekat rumah karena biasanya kasus demam berdarah ada di satu lingkungan. Jadi, kalau sudah mulai, salah satu indikator mulai ada fogging, jangan-jangan sudah ada yang mulai kena demam berdarah," jelas Erni.

Advertising
Advertising

Gejala yang perlu diwaspadai
Pada saat demam, pasien disarankan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan diagnosis sejak awal. Demam pertanda DBD bisa mencapai 40 derajat Celcius dan tidak disertai gejala bersin atau batuk. Gejala lain meliputi nyeri otot, sakit kepala parah, mual dan muntah, serta kelelahan. Kemudian khusus anak, Erni mengingatkan orang tua perlu mewaspadai bila anak mengalami demam tinggi dan tidak bisa menerima cairan.

"Jadi, dikasih minum muntah, sudah enggak mau makan. Ini kita harus lebih hati-hati terlepas apapun penyebab demamnya karena fase demam tinggi menyebabkan dehidrasi," tuturnya.

Demam berdarah bisa menyebabkan kebocoran plasma yang mengandung air, gula, dan elektrolit dari dalam pembuluh darah ke jaringan sekitar. "Ini akan menyebabkan cairan pindah. Kalau pada anak tidak bisa minum makan bisa menjadi sesuatu yang berbahaya, mungkin bisa langsung mencari pertolongan ke rumah sakit atau dokter," saran Erni.

Pilihan Editor: Inovasi Turunkan Tingginya Kasus DBD lewat Nyamuk dengan Wolbachia

Berita terkait

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

2 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

7 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

7 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

9 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

11 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

12 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

13 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

14 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

15 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

15 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya