Beda Radioterapi Eksternal dan Internal untuk Penanganan Kanker

Reporter

Antara

Rabu, 7 Februari 2024 11:00 WIB

Seorang penderita penyakit kanker, saat akan menjalani pengobatan radiasi untuk mematikan jaringan sel-sel kanker, di ruang Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 20 Mei 2016. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional memprediksi peningkatan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada tahun 2030. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis onkologi radiasi di RS Persahabatan Jakarta, Yuki Andrianto, menjelaskan perbedaan radioterapi internal dan eksternal dalam siaran berjudul "Yang Harus Diketahui Tentang Radioterapi" di akun Instagram Kementerian Kesehatan, Selasa, 6 Februari 2024. Ia menjelaskan, radioterapi atau terapi radiasi yang bersifat eksternal menggunakan LINAC atau linear accelarator, yang diarahkan langsung dengan jarak tertentu ke area di mana sel kanker tersebut berada.

"Misalnya payudara di daerah operasinya atau ada massa payudara atau misalnya kanker leher rahim di daerah panggul yang memang berada leher rahim tersebut," katanya.

Sedangkan radiasi internal disebut sebagai brachytheraphy. Dia menjelaskan pada jenis radioterapi ini sumber radiasinya dekat dengan massa kanker tersebut.

"Jadi misalnya kita masukkan alat atau aplikator khusus untuk misalnya kanker leher rahim. Kita berikan aplikator khusus, kemudian radiasinya pada alat tersebut," ujarnya.

Yuki mengatakan sinar yang diberikan melalui radioterapi internal memiliki dosis yang lebih tinggi dibanding radioterapi eksternal. Dia mengatakan sebelum pemberian radioterapi perlu ada konsultasi terlebih dulu. Kemudian, perlu ditentukan adanya indikasi atau tidak, dilanjutkan dengan pemeriksaan, lalu pemeriksaan khusus apabila melakukan radiasi internal, misalnya pada kasus kanker leher rahim.

Advertising
Advertising

"Kalau misalnya radioterapi eksternal cukup, hematologi lengkap, mungkin ada pemeriksaan CT scan atau MRN kalau diperlukan. Tapi yang utama adalah hematologi lengkap, pemeriksaan darah lengkap maksudnya," paparnya.

Perlu pemeriksaan lengkap
Sedangkan untuk radioterapi internal diperlukan pemeriksaan yang lebih lengkap seperti pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit, gula darah, serta konsultasi mengenai kesehatan jantung, penyakit dalam, atau penyakit paru. Hal tersebut untuk memastikan bahwa anestesi spinal atau yang disuntikkan di bawah pinggang memungkinkan untuk dilakukan agar dapat melakukan radioterapi internal.

"Tapi kalau misalnya ini brahcytherapy atau sinar dalamnya tidak memerlukan anestesi, cukup pemeriksaan lab lengkap saja bisa. Jadi, ada beberapa yang memang perlu anestesi, ada yang tidak, tergantung jenis sinar dalamnya seperti apa," tegasnya.

Pilihan Editor: Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

Berita terkait

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

2 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

2 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

4 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

9 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

10 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

11 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

13 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

14 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

16 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

20 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya