Kenali Bromat dalam Dunia Pangan dan Isunya di Air Minum Dalam Kemasan

Reporter

Karunia Putri

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 5 Maret 2024 18:19 WIB

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.

TEMPO.CO, Jakarta - Isu bromat yang terkandung pada air minum dalam kemasan belakangan menjadi viral. Diungkapkan hasil pengukuran kandungan senyawa bromat dalam air minum kemasan dari 10 merek yang berbeda.

Dikutip dari Antara, seorang dosen yang juga Ketua Program Studi Ilmu Teknologi Pangan di Universitas Trilogi, Jakarta, Hermawan Seftiono, memastikan bromat merupakan zat berbahaya bagi kesehatan dan bisa menyebabkan kanker. Karenanya, dia menilai perlu pengujian dan analisis berkala pada air tanah terkait kandungan bromat di air minum dalam kemasan.

Istilah Bromat mungkin belum begitu dikenal di kalangan masyarakat umum, namun memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pangan dan kesehatan. Apa sebenarnya bromat itu dan mengapa kita perlu memperhatikannya?

Apa Itu Bromat?

Bromat merupakan senyawa kimia yang terbentuk dari interaksi antara bromin dengan senyawa-senyawa organik dalam makanan. Bromat seringkali muncul dalam proses pengolahan makanan, terutama pada makanan yang diperlakukan dengan bahan kimia yang mengandung bromin, seperti bromat dalam air minum yang diolah menggunakan bahan kimia tertentu.

Bentuknya padat, ada tak berwarna hingga berwarna terang. Sedikit larut dalam air dan lebih padat dari air. Jika kontak langsung, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan selaput lendir. Mungkin beracun jika tertelan. Digunakan untuk membuat bahan kimia lainnya

Pentingnya Bromat dalam Pangan

Meskipun bromat dapat terbentuk secara alami, konsentrasinya yang tinggi dalam makanan dapat menjadi masalah serius bagi kesehatan manusia. Khususnya, bromat telah terbukti menjadi karsinogen potensial, artinya dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker bagi yang mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan.

Dampak Kesehatan Bromat

Konsumsi makanan yang mengandung bromat dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker ginjal, kanker usus besar, dan kanker kandung kemih. Selain itu, bromat juga dapat memiliki efek negatif lainnya pada tubuh, termasuk gangguan pada sistem endokrin dan sistem saraf.

Regulasi dan Upaya Pengendalian Bromat

Advertising
Advertising

Untuk melindungi masyarakat dari bahaya bromat, banyak negara telah menetapkan batas maksimum residu (BMR) untuk kandungan bromat dalam makanan dan air minum. Pengujian rutin dilakukan untuk memastikan bahwa makanan dan air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.

Selain itu, upaya pencegahan juga dilakukan di tingkat industri, seperti penggunaan bahan kimia alternatif yang tidak mengandung bromin dalam proses pengolahan makanan dan penggunaan teknologi yang lebih canggih untuk menghilangkan residu bromat dalam air minum.

NLM.NIH.GOV | WHO.INT
Pilihan editor: Konsumen: Klaim Ramah Lingkungan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Menyesatkan

Berita terkait

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

1 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

1 hari lalu

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

Program ini memungkinkan Indonesia mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

1 hari lalu

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

Menurut Jokowi di semua negara sekarang menghadapi kesulitan karena kenaikan harga pangan

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

2 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

5 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

5 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

6 hari lalu

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

8 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

12 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

14 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya