Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Minggu, 31 Maret 2024 14:01 WIB

Flu Singapura.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau agar masyarakat menjaga daya tahan tubuh mengingat beberapa varian influenza mulai menyebar di Indonesia, termasuk flu Singapura.

"Kalau kena infeksi seperti flu, yang penting daya tahan tubuh kita jangan lemah," kata Budi Gunadi Sadikin saat ditemui wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.

Berdasarkan laporan Kemenkes per minggu ke-11 tahun 2024 atau sekitar awal Maret, tercatat sudah 5.461 orang terjangkit flu Singapura.

Lonjakan kasus flu Singapura di Indonesia kian meningkat, hal ini dibuktikan dengan sejumlah pasien yang terkena virus ini memenuhi sejumlah ruang inap rumah sakit. Berikut fakta kesehatan seputar flu Singapura menurut beberapa sumber.

1. Flu Singapura juga Dikenal sebagai Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut

Advertising
Advertising

Tidak seperti flu pada umumnya, virus ini dibawa oleh Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71). Melansir dari kesehatan.jogjakota.go.id, selain membuat demam, flu Singapura ditandai dengan munculnya ruam, benjolan, dan luka pada mulut, tangan, serta kaki. Flu ini juga menyebar melalui udara saat bersin dan air liur yang tercampur dengan penderita. Maka tak heran jika flu Singapura sering disebut sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease.

2. Menyerang Orang Dewasa dan Anak-anak

Meskipun flu Singapura ini kerap melanda anak-anak di bawah usia 10 tahun, penyakit ini juga sangat mampu menyerang orang dewasa. Masih dari sumber yang sama, virus yang dibawa oleg flu Singapura dapat menyerang siapa saja dengan kondisi imun tubuh yang tidak fit. Meskipun jarang terjadi penyakit ini harus diwaspadai karena jika terjadi komplikasi bahkan dapat mengancam nyawa.

3. Memiliki Gejala Seperti Cacar Air

Dikutip dari yankes.kemkes.go.id flu Singapura hampir memiliki gejala serupa dengan penyakit cacar air yang banyak menyerang usia kanak-kanak. Dimulai dengan gejala awal demam yang mencapai suhy 38 derajat hingga 39 derajat Celsius, terjadi nyeri tenggorokan, batuk, nyeri perut, dan munculnya ruam dan benjolan bintik-bintik pada area mulut, tangan, dan kaki. Bedanya luka pada penderita berangsur hilang dan tidak berbekas saat sembuh.

4. Menular Sangat Cepat

Seperti penjelasan sebelumnya, flu Singapura ini tidak hanya menyebar lewat udara pernapasan, melainkan lewat saliva, dan yang kurang menjaga kebersihan. Masih dari kutipan yang sama menyebut bahwa anak-anak terutama yang berusia di bawah 10 tahun harus memakai masker, menjaga kebersihan, dan membatasi kontak dengan penderita. Fase inkubasi virus hanya memerlukan waktu 3 hingga 6 hari saja.

5. Tidak Ada Pengobatan yang Spesifik untuk Flu Singapura

Hingga saat ini pasien yang terkena virus flu Singapura oleh medis tidak diberikan obat spesifik tertentu, pasien hanya akan diberikan obat yang sesuai dengan keluhannya. Diacu dari dinkes.kalbarprov.go.id beberapa obat yang biasa diberikan yakni, antiperik pereda nyeri, obat kumur untuk sariawan di mulut, air putih untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi, dan antihistamin untuk mengurangi gatal-gatal di kulit.

Pilihan Editor: Jumlah Penderita Flu Singapura Capai 5.461 Orang, Menkes Imbau Masyarakat Jaga Daya Tahan Tubuh

Berita terkait

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

5 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

7 hari lalu

Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

9 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

12 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

12 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

14 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

14 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

15 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

18 hari lalu

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

Pakar kesehatan kebersihan dan kekuatan imunitas tubuh dapat mencegah tertular flu Singapura. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

20 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya