Penelitian Ungkap Marah-marah Baik buat Kesehatan Mental
Reporter
Tempo.co
Editor
Yayuk Widiyarti
Minggu, 9 Juni 2024 15:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pernah melihat koki ternama Gordon Ramsay berteriak dan marah-marah di acara masak memasak? Kesan galak dan kasar pun langsung muncul di otak penonton.
Penelitian justru menyebut gaya seperti Ramsay bisa mengurangi depresi, stres, dan kecemasan dibanding perilaku yang sopan dan kalem. Memaki, mengumpat, dan marah-marah juga diklaim bisa mengurangi rasa sakit fisik.
"Mengumpat adalah respons alami untuk melepaskan stres dan menghindari rasa sakit, juga bisa menjadi sarana mekanisme pertahanan diri untuk mengurangi efek pemicu stres sehari-hari," jelas penulis penelitian Dr Waqar Husain, dikutip dari The Sun.
Ekspresi emosional positif
Tiga per empat warga Inggris mengaku pernah stres dalam setahun dan tak tahu cara mengatasinya. Kemudian, 57 persen mengaku cukup atau sangat sering melontarkan kata-kata kasar. Sementara penelitian Husain menemukan lebih banyak laki-laki yang mengumpat dan lebih banyak perempuan yang stres.
"Penemuan kami mengungkapkan tingkat depresi dan stres lebih rendah pada yang suka memaki. Cara ini adalah bentuk ekspresi emosional dan dianggap membantu memperbaiki kondisi psikologis," papar pengajar di Universitas Comsats di Islamabad, Pakistan, itu.
Di sisi lain, meredam emosi dinilai sebagai cara negatif terkait kesehatan mental. Husain juga mengatakan memaki bisa efektif dengan atau tanpa pendengar. Hasil penelitian diterbitkan di jurnal Depression Research and Treatment. Ia juga menyebut mengumpat sama efektifnya untuk meluapkan emosi selain menangis, mendengarkan musik, latihan beladiri, dan bermain game video kekerasan.
Pilihan Editor: Penderita Gangguan Kepribadian Narsistik Rentan Alami Depresi