TEMPO.CO, Jakarta - Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang disebut bisa menular, dikutip dari Psychology Today stres menjadi faktor utama dalam mengembangkan depresi.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan dengan memasukan tikus yang tidak depresi ke dalam kandang dengan tikus yang depresi, setelah lima minggu, menunjukkan peningkatan perilaku depresi dan penanda hormon yang mengindikasikan depresi pada tikus. Hal ini, merupakan cara baru untuk mengonfirmasi temuan sebelumnya bahwa depresi itu menular.
Penelitian selanjutnya dilakukan pada satu kandang besar dengan dinding pemisah transparan antara tikus yang tidak depresi dan tikus yang depresi. Dan dalam hal ini, tidak ada penularan. Hal ini menunjukkan bahwa kontak fisik terlibat dalam proses penularan.
Konfirmasi lebih lanjut tentang hal ini kemudian muncul dari serangkaian percobaan lain, di mana tikus yang tidak depresi dimasukkan ke dalam kandang dengan tempat tidur tikus yang depresi, dan para peneliti mencatat beberapa perilaku depresi, tetapi lebih ringan daripada dalam skenario di mana tikus-tikus tersebut bercampur.
Maka dari itu, kontak fisik mungkin menjadi kuncinya. Namun, para peneliti juga menguji faktor lain tentang bagaimana depresi dapat menyebar. Stres adalah faktor utama dalam mengembangkan depresi, jadi salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa apa yang sebenarnya menular bukanlah depresi, tetapi stres.
Menariknya, stres tampaknya tidak berperan dalam penularan depresi. Ketika tikus yang tidak depresi dan tidak stres dimasukkan ke dalam kandang dengan tikus yang stres, tetapi tidak depresi, mereka tidak menjadi lebih depresi. Bahkan, mereka sering membantu mengurangi tingkat stres tikus-tikus lainnya.
Hasil terakhir ini sangat penting untuk memahami apa yang terjadi selanjutnya pada manusia. Sebab, manusia dan tikus sangat berbeda. Meskipun temuan pada tikus bersifat indikatif, ini bukanlah bukti langsung tentang bagaimana segala sesuatunya bekerja pada manusia.
Selain itu, perlu ditekankan bahwa hasil-hasil ini bukan berarti bahwa kita harus menghindari orang-orang yang depresi. Melainkan, dengan melakukan kontak fisik seperti memberikan pelukan, dan memegang tangan seseorang bisa sangat membantu. Hal ini dapat membantu mengatasi stres dan juga dapat membantu mengatasi depresi. Jadi, kontak fisik bukan hanya cara di mana kita dapat mengambil risiko penularan, akan tetapi adalah kesempatan untuk membuat kehidupan orang-orang di sekitar kita menjadi lebih baik.
PSYCHOLOGY TODAY
Pilihan editor: Penelitian Ungkap Perempuan Dengan Pasangan ADHD Lebih Resiko Depresi