Tantangan Edukasi Stunting ke Masyarakat: Pendidikan Rendah

Reporter

Antara

Rabu, 26 Juni 2024 15:11 WIB

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF

TEMPO.CO, Jakarta - Survei Sistem Kesehatan Indonesia (SKI) mencatat angka stunting di Indonesia pada 2023 sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari 2022, 21,6 persen. Target yang harus dicapai pada 2024 adalah 14 persen.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut faktor pendidikan rendah sebagai salah satu tantangan dalam mengedukasi masyarakat tentang stunting. Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, mengakui pihaknya tak mudah memberikan edukasi mengenai stunting kepada masyarakat.

"Memang harus diakui tidak mudah mengedukasi mencerdaskan masyarakat," kata Sukaryo di Semarang, Selasa, 25 Juni 2024.

Ia mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam memberikan edukasi tersebut, salah satunya faktor pendidikan. "Pertama tingkat pendidikan saat ini juga masih relatif rendah. Daya serap keluarga ini tentu tidak secepat yang pendidikan tinggi," jelasnya.

Bukan keturunan
Menurutnya, banyak yang beranggapan jika anak stunting memiliki tubuh yang pendek. "Berbicara isu stunting ini harus didalami betul. Orang mengenal stunting itu pendek, padahal tidak semua pendek itu stunting. Ada yang mengatakan stunting penyakit. Itu bukan penyakit sehingga tak perlu diobati," imbuhnya.

Advertising
Advertising

Ia menegaskan stunting bukan keturunan melainkan faktor makanan hingga lingkungan. "Stunting itu memang lebih pada tataran bagaimana pengasuhan yang baik dan faktornya tidak hanya makanan saja tapi juga lingkungan," tuturnya.

Menurut Sukaryo, dengan karakter masyarakat yang demikian masalah stunting perlu disosialisasikan secara sabar. "Jadi, mesti banyak-banyak sabar dalam sosialisasinya," tuturnya.

Ia juga menyebut Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program spesifik BKKBN dalam upaya penurunan angka stunting. "Makanya masih perlu kerja keras, misalnya lewat peningkatan kesertaan KB untuk tunda atau menjarangkan kelahiran di keluarga yang berisiko stunting dengan pelayanan KB pascapersalinan (KBPP)," kata Sukaryo.

Metode KBPP langsung digunakan sesaat setelah ibu bersalin sehingga menjadi upaya untuk menyikapi kesempatan yang hilang dalam pelayanan KB.

Pilihan Editor: Penanganan Stunting Tak Cukup Hanya dengan Makanan Tambahan

Berita terkait

Hari Keluarga Nasional, Perempuan Berperan Besar Tentukan Nasib Bangsa

1 hari lalu

Hari Keluarga Nasional, Perempuan Berperan Besar Tentukan Nasib Bangsa

Intervensi kepada remaja putri sangat diperlukan untuk menciptakan keluarga yang berkualitas.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Momen Harganas untuk Tekan Angka Perceraian

1 hari lalu

Pentingnya Momen Harganas untuk Tekan Angka Perceraian

Harganas ke-31 menjadi momen penting untuk menekan angka perceraian. Berikut penjelasan Kepala BKKBN.

Baca Selengkapnya

BKKBN Gelar Anugerah Manggala Karya Kencana

1 hari lalu

BKKBN Gelar Anugerah Manggala Karya Kencana

Anugerah Manggala Karya Kencana merupakan apresiasi kepada pemerintah daerah se-Indonesia, karena telah memberi dukungan dan kontribusi besar tercapainya prevalensi stunting.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Bontang Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana 2024

1 hari lalu

Wali Kota Bontang Raih Penghargaan Manggala Karya Kencana 2024

Basri Rase dinilai memiliki dedikasi tinggi terhadap program pengendalian penduduk, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Batang Hari Sukses Tekan Stunting, Terima Penghargaan

2 hari lalu

Kabupaten Batang Hari Sukses Tekan Stunting, Terima Penghargaan

Angka stunting di Batang Hari dari 26,3 persen menjadi 10,1 persen.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ikatan Batin Ibu dan Anak untuk Tumbuh Kembang

2 hari lalu

Pentingnya Ikatan Batin Ibu dan Anak untuk Tumbuh Kembang

BKKBN mengatakan ikatan batin antara ibu dan anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi, termasuk mencegah stunting.

Baca Selengkapnya

Catatan Ketua MPR RI: Menyelamatkan Masa Depan Puluhan Juta Anak dan Remaja

3 hari lalu

Catatan Ketua MPR RI: Menyelamatkan Masa Depan Puluhan Juta Anak dan Remaja

Membuka akses seluas-luasnya bagi anak-remaja usia sekolah agar dapat mengenyam pendidikan akan menyelamatkan masa depan puluhan juta generasi muda.

Baca Selengkapnya

Duta Pemuda UNESCO, SEVENTEEN Bilang ke Anak Muda: Kalian Tidak Sendiri

4 hari lalu

Duta Pemuda UNESCO, SEVENTEEN Bilang ke Anak Muda: Kalian Tidak Sendiri

Joshua SEVENTEEN menyampaikan beberapa pesan untuk anak muda usai dinobatkan sebagai Duta Persabahatan Pemuda UNESCO

Baca Selengkapnya

Paparkan Hasil Kajian Dampak Tambang untuk Pendidikan, Greenpeace Harapkan Ini dari Prabowo

4 hari lalu

Paparkan Hasil Kajian Dampak Tambang untuk Pendidikan, Greenpeace Harapkan Ini dari Prabowo

Greenpeace Indonesia bersama lembaga riset Celios meluncurkan hasil kajian dampak industri tambang terhadap sektor pendidikan dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Sebut Kebijakan PPDB 4 Jalur Upaya Pemerataan Pendidikan

6 hari lalu

Kemendikbudristek Sebut Kebijakan PPDB 4 Jalur Upaya Pemerataan Pendidikan

Kemendikbudristek mengatakan kebijakan penerapan PPDB 4 jalur merupakan upaya keadilan pemerataan pendidikan untuk murid.

Baca Selengkapnya