6 Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang

Kamis, 27 Juni 2024 15:40 WIB

Ilustrasi bakteri. reddit.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal Januari 2024 hingga kini, bakteri pemakan daging dikabarkan masih mewabah di Jepang. Hingga saat ini wabah yang disebabkan bakteri Streptococcul toxic-shock syndrome (STSS) di Tokyo, Jepang telah menyentuh 1.000 kasus.

Dilansir dari Antara, setelah diidentifikasi, berdasarkan penelitian bakteri tersebut adalah pemakan daging yang mampu merusak jaringan kulit, lemak, hingga jaringan pelindung otot manusia hanya dalam waktu singkat saja. Itu sebabnya bakteri ini sangat mematikan karena dapat mengancam nyawa penyintas. Gejala awal yang ditimbulkan antara lain demam, nyeri, hingga radang tenggorokan. Berikut sejumlah fakta terkait kemunculan bakteri pemakan daging tersebut:

1. Muncul di Musim Panas

Pada bulan Juni hingga Agustus Jepang sedang menghadapi musim panas yang juga diikuti ancaman penyakit yang mengikuti seperti halnya flu hingga ancaman wabah infeksi bakteri pemakan daging ini. Hal ini dibuktikan dengan 977 kasus yang terhimpun pada bulan Juni merupakan kasus tertinggi bakteri langka ini sepanjang tahun 1999 di Jepang. Infeksi ini banyak menelan korban nyawa dalam waktu relatif lebih cepat dan masih belum ditemukan vaksin yang tepat.

2. Kekebalan Tubuh dan Luka Jadi Sumber Tertularnya Infeksi

Advertising
Advertising

Setelah ditelusuri lebih lanjut, penderita infeksi STSS didominasi oleh orang di atas usia 50 tahun dengan kekebalan tubuh rendah. Bakteri tersebut akan semakin mudah menginfeksi saat terjadi luka terbuka pada bagian tubuh manusia. Dikutip dari RRI, salah satu cara pencegahan yang sangat disarankan oleh pemerintah Jepang adalah memperkuat imunitas tubuh dengan memperhatikan asupan nutrisi yang bergizi, bersih, dan menyehatkan.

3. Infeksi bisa mematikan dalam 48 jam

Dilansir dari amp.abc.net.au, saat penderita telah terinfeksi STSS dalam kurun waktu kurang dari 24 jam maka gejala yang timbul adalah demam, tubuh menggigil, radang otot, hingga mual dan muntah saat melalui tahap tersebut harus segera melalui penangangan medis. Hal ini dikarenakan jika infeksi melewati 24 jam maka timbul gejala seperti tekanan darah menurun, kegagalan organ, detak jantung lebih cepat, hingga kematian jaringan tubuh yang berujung kematian penderita.

4. Pengobatan Alternatif

Meskipun sampai saat ini belum ditemukan vaksinasi ampuh untuk mencegah penyebaran infeksi, masih terdapat alternatif pengobatan yang dapat ditempuh oleh pasien. Dikutip dari India Today, seseorang yang terkena gejala awal STSS harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani resusitasi cairan atau pemberian antibiotik. Selain itu, operasi pembedahan juga dapat ditempuh untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi.

5. Peningkatan Kasus Terjadi Pasca COVID-19 Mereda

Selama masa COVID-19 pemerintah Jepang getol melakukan lockdown terhadap warga negaranya untuk segera menurunkan kasus corona. Tetapi saat lockdown justru terjadi peningkatan pesat terhadap infeksi STSS karena imunitas masyarakat Jepang melemah saat itu. Hingga saat ini, masuknya bakteri pemakan daging ini masih belum diketahui bagaimana caranya selain dari luka yang terbuka. Ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.

Pilihan Editor: 6 Langkah Mengurangi STSS, Penyakit Apakah Itu?

Berita terkait

Mulai Hari Ini, Jumlah Pendaki ke Gunung Fuji Dibatasi dan Harus Bayar Rp203 Ribu

14 jam lalu

Mulai Hari Ini, Jumlah Pendaki ke Gunung Fuji Dibatasi dan Harus Bayar Rp203 Ribu

Pembatasan Gunung Fuji dilakukan setelah tanda-tanda overtourism seperti banyak keluhan sampah, polusi, dan jalur yang sangat padat.

Baca Selengkapnya

Sederet Pejabat di Asia yang Mengundurkan Diri karena Gagal Menjalankan Tugas

18 jam lalu

Sederet Pejabat di Asia yang Mengundurkan Diri karena Gagal Menjalankan Tugas

Sejumlah pejabat ini mengaku gagal dan memilih mundur dari jabatan sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Baca Selengkapnya

Korut Tuding AS Ciptakan NATO Versi Asia Bersama Jepang dan Korsel

1 hari lalu

Korut Tuding AS Ciptakan NATO Versi Asia Bersama Jepang dan Korsel

Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) menuduh Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan menciptakan "NATO versi Asia"

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Perkembangan Kasus Bakteri Pemakan Daging dan Upaya Pencegahan

1 hari lalu

Pakar Ingatkan Perkembangan Kasus Bakteri Pemakan Daging dan Upaya Pencegahan

Pakar kesehatan mengatakan bakteri pemakan daging bisa menyebar dengan cepat dan menimbulkan kematian hanya dalam waktu 48 jam.

Baca Selengkapnya

Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

1 hari lalu

Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

Ada penyakit infeksi bakteri pemakan daging yang kini sedang mengalami peningkatan kasus di Jepang. Simak gejalanya.

Baca Selengkapnya

Menikmati Sensasi Makan Ichiran Ramen di Bilik ala Restoran Jepang di Indonesia

2 hari lalu

Menikmati Sensasi Makan Ichiran Ramen di Bilik ala Restoran Jepang di Indonesia

Hadir kembali di Indonesia, pengunjung dapat menikmati ramen tonkotsu dalam suasana yang sama seperti restoran Ichiran di Jepang.

Baca Selengkapnya

Menilik Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, Cina

3 hari lalu

Menilik Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, Cina

Timnas Indonesia akan menghadapi lawan-lawan kuat di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Baca Selengkapnya

Uni Emirat Arab Imbau Khatib Batasi Waktu Khutbah Jumat Selama Musim Panas

3 hari lalu

Uni Emirat Arab Imbau Khatib Batasi Waktu Khutbah Jumat Selama Musim Panas

Pemerintah UEA memberi arahan agar membatasi khutbah Jumat supaya tidak melebihi 10 menit karena suhu musim panas yang terik.

Baca Selengkapnya

Musim Pendakian Belum Mulai, Empat Mayat Ditemukan di Gunung Fuji

3 hari lalu

Musim Pendakian Belum Mulai, Empat Mayat Ditemukan di Gunung Fuji

Di luar musim pendakian musim panas, Gunung Fuji mengalami embusan angin kencang dan badai salju yang berisiko bagi pendaki.

Baca Selengkapnya

WNI yang Ditahan di Osaka Jepang Pernah Bekerja di Malaysia, Kemlu Ungkap Tujuan Revi ke Sana

4 hari lalu

WNI yang Ditahan di Osaka Jepang Pernah Bekerja di Malaysia, Kemlu Ungkap Tujuan Revi ke Sana

Revi Cahya Windi Sulihatun adalah seorang WNI yang ditahan begitu tiba di Bandara Internasional Kansai Osaka Jepang.

Baca Selengkapnya