Deretan Mitos Mengenai Penyembuhan dari Trauma

Reporter

Haura Hamidah

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 24 Juli 2024 21:27 WIB

ilustrasi trauma healing (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Trauma pada saat ini tidak hanya sebatas cidera pada fisik tetapi pada saat ini telah meluas seiring dengan kemajuan psikologi.

Dikutip dari Psychology Today, profesional kesehatan mental menyadari bahwa peristiwa yang menyedihkan bisa menimbulkan luka emosional dan cidera operasioanal yang mendalam. Hal ini berarti, peristiwa apa pun yang mengancam stabilitas seseorang yang tidak hanya berdasarkan kasus ekstrem, bisa menyebabkan kerusakan psikologis dan fisiologis yang mendalam.

Dalam memulihkan trauma yang dialami seseorang, diperlukan sebuah tindakan yang bisa memiliki dampak nyata untuk menolong penyembuhan dari trauma tersebut. Salah satu bentuk dalam penyembuhan trauma tersebut ialah melalui pikiran dan otak berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dengan cara yang mendalam, mempengaruhi cara dalam menafsirkan peristiwa, memahami dunia, dan bereaksi terhadapt tantangam. Kemudian, hubungan yang dinamis juga mempengaruhi kepasitas untuk penyembuhan dari trauma.

Jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat beberapa mitos umum yang mungkin selama ini telah dipercayai oleh banyak orang secara keliru tentang efek penyembuhan trauma.

1. Trauma bisa diatasi hanya dengan kamuan dan terus maju

Advertising
Advertising

Mitos pertama, adanya dikotomi terkait tingkat keparahan trauma. Sementara banyak yang menganggap trauma tidak dapat diperbaiki. Sedangkan yang lain percaya bahwa trauma adalah sesuatu yang bisa “diatasi” oleh individu hanya dengan waktu atau kemauan keras. Sementara, cara menyembuhkan trauma melalui kemauan dan terus maju tidaklah benar.

Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa gejala PTSD bisa berkurang dengan sendirinya dalam beberapa bulan dan tidak mengabaikannya atau bahwa beberapa gejala yang tersisa setelah kejadian traumatis tidak signifikan. Untuk pemulihan penuh setelah paparan traumatis, tidak ada yang labih baik daripada mencari dukungan profesional. Pemahaman tersebut penting sebab mereka yang mengabaikan kesehatan mental mereka dan terus merasa tidak aman bisa melihat gejala baru muncul, gejala sebelumnya memburuk dan gangguan trauma yang para bisa berkembang.

2. Penyembuhan trauma memerlukan mengingat kejadian traumatis secara terperinci

Mitos kedua penyembuhan trauma dengan mengingat kejadian traumatis secara terperinci merupakan kesalahpahaman. Sebab mengingat dan menceritakan kembali kejadian traumatis tersebut bukanlan satu-satunya pendekatan atau selalu yang paling efektif. Meskipun mengingat kejadian traumatis secara terperinci diperlukan untuk penyembuhan, tetapi tidak termasuk jalan yang efektif untuk penyembuhan dari trauma. Sebab, otak mungkin mengutamakan keselamatan selama trauma dan memori yang tersimpan bisa berubah seiring waktu.

Selain itu, pendekatan yang lebih efektif untuk penyembuhan dari trauma bisa berfokus pada membantu individu mengembangkan sumber daya internal, mendapatkan kembali rasa aman, menjaga lingkungan yang aman, membangun dukungan eksternal dan mengoptimalkan fungsi secara keseluruhan.

3. EDMR adalah perawatan yang menyembuhkan semua trauma

Efektivitas EDMR atau Eye Movement Desensitization and Reprocessing bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti riwayat trauma spesifik individu, tingkat disosiasi, disregulasi otonom dan emosional, kapasitas untuk mengalami emosi positif dan kecenderungan pribadi. Trauma bisa mempengaruhi secara psikologis, emosional, dan fisiologis dalam berbagai cara. Penyelesaiannya sering kali memerlukann pendekaran yang komprehensif dan disesuaikan yang melibatkan berbagai modalitas terapi.

4. Membahas trauma seseorang bisa berbahaya dan harus dihindari

Membahas trauma seseorang bisa memperburuk gejala atau membuat trauma kembali pada individu tersebut. Namun, menghindarinya pun bisa membuat trauma yang dialami lebih buruk. Alih-alih menghindari, lebih aman untuk berbagi kisah trauma tersebut tanpa detail yang berlebihan. Jadi, alih-alih menghindari, menyembunyika, atau meninjau kembali pengalaman trauma tersebut lebih aman untuk berbagi fakta tanpa banyaj detail terutama setelah mengembangkan keterampilan pengaturan dan toleransi terhadap gagasan untuk memberi tahu orang lain mengenai hal yang terjadi.

Pilihan editor: Juni Bulan PTSD, Pahami Segala Tentang Gangguan Mental Ini

Berita terkait

Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

16 hari lalu

Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang.

Baca Selengkapnya

Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

21 hari lalu

Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

Ketahui tanda-tanda harus ke psikolog. Apabila mengalami hal sulit, sebaiknya jangan dipendam dan segera mencari bantuan ke psikolog.

Baca Selengkapnya

Kisah Keluarga Korban Bom Bali, Ni Luh Erniati: Hidup Setelahnya Tak Lagi Mudah

37 hari lalu

Kisah Keluarga Korban Bom Bali, Ni Luh Erniati: Hidup Setelahnya Tak Lagi Mudah

Tragedi Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 merenggut 203 korban jiwa, salah satunya adalah Gede Badrawan, suami Ni Luh Erniati. Berikut wawancaranya

Baca Selengkapnya

Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban, Tak Mudah Pulih dari Trauma

39 hari lalu

Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban, Tak Mudah Pulih dari Trauma

Ni Luh Erniati butuh waktu lama untuk pulih dari trauma pasca peristiwa Bom Bali 1 pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan suaminya. Begini kisahnya.

Baca Selengkapnya

Penyebab Patah Tulang Tak Wajar dan Gejalanya

47 hari lalu

Penyebab Patah Tulang Tak Wajar dan Gejalanya

Patah tulang biasanya disebabkan trauma berat, misalnya kecelakaan. Namun pada patah tulang yang tak wajar biasanya disebabkan trauma yang tak berat.

Baca Selengkapnya

Sisa 1 Pasien, Begini Cara RS Bhayangkara Brimob Atasi Trauma Pasien Evakuasi dari RS Citra Arafiq

48 hari lalu

Sisa 1 Pasien, Begini Cara RS Bhayangkara Brimob Atasi Trauma Pasien Evakuasi dari RS Citra Arafiq

Pasca-kebakaran genset RS Citra Arafiq Rabu malam, 24 Juli 2024, sejumlah pasien yang dievakuasi mengalami trauma.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Ungkap Kondisi I Wayan Suparta Usai Disekap 3 Hari: Sangat Trauma

18 Juli 2024

Kuasa Hukum Ungkap Kondisi I Wayan Suparta Usai Disekap 3 Hari: Sangat Trauma

I Wayan Suparta sempat disekap selama 3 hari dan disiksa polisi hingga telinganya cacat permanen. Saat ini, dia disebut sangat trauma.

Baca Selengkapnya

Juni Bulan PTSD, Pahami Segala tentang Gangguan Mental Ini

24 Juni 2024

Juni Bulan PTSD, Pahami Segala tentang Gangguan Mental Ini

Juni dijadikan bulan peduli PTSD di Amerika Serikat. Berikut segala hal yang perlu diketahui tentang gangguan mental ini.

Baca Selengkapnya

Cara Nikita Willy Atasi Trauma Makan Anak

22 Juni 2024

Cara Nikita Willy Atasi Trauma Makan Anak

Nikita Willy menuturkan anak pertamanya sempat mengalami trauma makan. Ia pun mengisahkan cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Apakah Normal BAB setelah Makan? Berikut Penjelasannya

19 Juni 2024

Apakah Normal BAB setelah Makan? Berikut Penjelasannya

Orang mengalami rasa ingin buang air besar (BAB) ketika selesai makan adalah sebuah hal yang normal.

Baca Selengkapnya