Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Normal BAB setelah Makan? Berikut Penjelasannya

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock
Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang mengalami rasa ingin buang air besar (BAB) ketika selesai makan. Menurut dokter spesialis anak dan konsultan gastroenterologi hepatologi anak di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Frieda Handayani Kawanto, itu merupakan hal yang normal.

Dia menjelaskan bahwa proses pencernaan pada umumnya membutuhkan waktu tiga hingga empat jam untuk sampai ke anus. Sehingga makanan yang baru masuk tidak langsung keluar, melainkan makanan yang telah dimakan tiga jam sebelumnya.

Timbulnya rasa ingin BAB setelah makan biasanya berhubungan dengan refleks gastrokolika, yakni refleks tubuh saat lambung diisi, kemudian usus besar terangsang sehingga menimbulkan sensasi ingin buang air besar.

"Ada refleks normal atau disebut refleks gastrokolika. Makanan masuk mengirimkan sinyal ke otak (agar saluran cerna mengeluarkannya jika penuh)," tutur Frieda.

Refleks bisa terganggu karena, misalnya, sembelit yang terus-menerus. Biasanya hal ini juga terjadi ke anak-anak. Bila anak-anak mengalami ini, para orangtua bisa menerapkan "toilet training", yakni membiasakan anak duduk di kloset (atau jongkok pada kloset jongkok) setiap setengah jam setelah makan selama 3-5 menit.

Cara ini menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dianjurkan pada anak yang berusia di atas satu tahun atau sudah bisa duduk. Sehingga, jika terjadi pada anak-anak, tidak perlu dikhawatirkan. Ini merupakan hal yang normal. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal yang perlu diwaspadai adalah konstipasi fungsional yang sudah lama, berbulan-bulan atau bertahun tahun, dapat menyebabkan refleks gastrokolika hilang karena sering menahan proses defekasi.

Konstipasi sering disebabkan karena trauma. Trauma defekasi pada anak disebabkan karena tinja yang keras, sehingga menyebabkan nyeri saat defekasi dan menimbulkan trauma.

ANTARA | IDAI.OR.ID

Pilihan Editor: 8 Cara Menahan BAB Saat Perjalanan Jauh, Salah Satunya Jangan Duduk

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Berfungsi Berlebihan, Kesalahan Umum Orang Tua Terkait Tumbuh Kembang Anak

1 hari lalu

Ilustrasi orang tua menemani anak belajar. Pexels.com
Sering Berfungsi Berlebihan, Kesalahan Umum Orang Tua Terkait Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak jadi tidak optimal secara psikologis dan kedewasaan emosional karena kesalahan yang biasa dilakukan orang tua.


Gudang Petasan Filipina Meledak Tewaskan 5 Orang dan Lukai 38 Lainnya

2 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Gudang Petasan Filipina Meledak Tewaskan 5 Orang dan Lukai 38 Lainnya

Lima orang, termasuk seorang anak berusia empat tahun, tewas dalam ledakan besar di gudang kembang api di Filipina selatan


Anak 6 Tahun Jatuh dari Lantai 8, Polsek Cakung Akan Periksa Pengelola Rusun Rawa Bebek

3 hari lalu

Lantai 8 Rusun Rawa Bebek , Jakarta Timir,  Lokasi jatuhnya Queenzino Ardiwinata Kusuma (6 tahun). Jumat, 28 Juni 2024. Jihan ristiyanti
Anak 6 Tahun Jatuh dari Lantai 8, Polsek Cakung Akan Periksa Pengelola Rusun Rawa Bebek

Insiden anak jatuh di Rumah Susun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, bukan yang pertama kali. Pemerintah perlu memperhatikan kondisi gedung


Tim Dokter Arab Saudi Latih Dokter Indonesia dalam Operasi Jantung Anak

3 hari lalu

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyambut tim dokter bedah jantung KSrelief di Medan, Sumatera Utara. (Kementerian Kesehatan RI)
Tim Dokter Arab Saudi Latih Dokter Indonesia dalam Operasi Jantung Anak

Tim dokter Arab Saudi melatih rekan-rekan mereka di Indonesia dalam operasi jantung anak dan membantu memperluas akses ke perawatan jantung anak


Kemenkumham Kawal Kasus Dugaan Penyiksaan Anak oleh Polisi di Padang

3 hari lalu

17 Polisi Terbukti Langgar Etik Penanganan Remaja Tawuran di Padang
Kemenkumham Kawal Kasus Dugaan Penyiksaan Anak oleh Polisi di Padang

Kemenkumham akan terus berkomunikasi dengan para pihak yang berhubungan dengan dugaan penyiksaan terhadap anak di Pandang, Sumatera Barat.


Bocah 6 Tahun Jatuh darI Lantai 8 Rusun Rawa Bebek, Diduga Gara-gara Ventilasi Rapuh

3 hari lalu

Lantai 8 Rusun Rawa Bebek , Jakarta Timir,  Lokasi jatuhnya Queenzino Ardiwinata Kusuma (6 tahun). Jumat, 28 Juni 2024. Jihan ristiyanti
Bocah 6 Tahun Jatuh darI Lantai 8 Rusun Rawa Bebek, Diduga Gara-gara Ventilasi Rapuh

Sebelum terjadi kecelakaan, ventilasi di lantai 8 Rumah Susun Rawa Bebek itu berbunyi setiap kali tertiup angin.


Inilah 4 Jenis Metode Khitan pada Anak Laki-laki

3 hari lalu

Seorang bocah berusaha kabur saat hendak mengikuti khitanan massal di kantor Walikota Jakarta Utara, Jakarta, Sabtu, 22 Juni 2024. Kegiatan ini merupakan puncak acara yang diselenggarakan oleh PMI Jakarta utara dan Walikota Jakarta Utara, diikuti oleh 497 peserta sebagai upaya melestarikan budaya betawi dalam rangka HUT Jakarta ke-497. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Inilah 4 Jenis Metode Khitan pada Anak Laki-laki

Khitan pada anak laki-laki bisa ilakukan dengan menggunakan empat jenis metode, yakni laser, manual, klem, dan metode elektrik cauter.


Day6 Gelar Konser Spesial untuk Anak Pejuang Leukemia, Wonpil Berikan Keyboardnya

7 hari lalu

Grup band asal Korea Selatan, DAY6. Foto: X/@day6official
Day6 Gelar Konser Spesial untuk Anak Pejuang Leukemia, Wonpil Berikan Keyboardnya

Day6 menghabiskan waktu bersama anak pejuang leukemia limfoblastik akut berusia 7 tahun yang tidak dapat datang ke konser karena sakit.


Tim Dokter Bikin Kampanye untuk Mengukur Seberapa Buruk Kasus Kurang Gizi pada Anak-anak di Gaza

7 hari lalu

Bocah Palestina Ahmed Qannan, yang menderita kekurangan gizi, dirawat di pusat kesehatan, di tengah kelaparan yang meluas, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 4 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Tim Dokter Bikin Kampanye untuk Mengukur Seberapa Buruk Kasus Kurang Gizi pada Anak-anak di Gaza

Sejumlah LSM sedang berusaha meningkatkan pemeriksaan kesehatan pada anak-anak untuk melihat seberapa buruk kasus kurang gizi di Gaza


Juni Bulan PTSD, Pahami Segala tentang Gangguan Mental Ini

8 hari lalu

Ilustrasi trauma (pixabay.com)
Juni Bulan PTSD, Pahami Segala tentang Gangguan Mental Ini

Juni dijadikan bulan peduli PTSD di Amerika Serikat. Berikut segala hal yang perlu diketahui tentang gangguan mental ini.