Mengenal Prosedur Bedah Angkat Tumor Kanker Pankreas

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 29 Juli 2024 19:43 WIB

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis bedah digestif RS MRCCC Siloam Semanggi, Wifanto Saditya mengatakan bahwa whipple surgery biasanya menjadi pilihan ketika tumor belum menyebar ke organ lain di sekitar pankreas. Whipple surgery adalah prosedur bedah untuk mengangkat tumor yang berlokasi di kepala pankreas, serta bisa untuk mengatasi kondisi lain seperti kista, tumor neuroendokrin atau tumor di daerah saluran empedu.

Dalam prosedur ini, dokter spesialis bedah akan mengangkat bagian dari pankreas, bagian pertama usus kecil (duodenum), sebagian saluran empedu, dan kantong empedu. Pada beberapa kasus, sebagian dari lambung atau tubuh pankreas juga dapat diangkat.

"Kanker pankreas ini gejalanya tidak spesifik dan sulit dideteksi atau tidak terlihat pada tahap awal. Gejala yang mungkin muncul termasuk nyeri perut, penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dan kulit menjadi kuning. Pada banyak kasus sering ditemukan pasien sudah memasuki tahap lanjutan,” sebut Wifanto dalam siaran pers, Senin 29 Juli 2024.

Prosedur Whipple merupakan operasi bedah kompleks dan memerlukan tim bedah terampil serta fasilitas medis yang memadai. Operasi ini rata-rata memerlukan waktu 6-8 jam.

Berikut langkah whipple surgery

a. Persiapan pra-operasi
Sebelum operasi, pasien akan menjalani serangkaian tes diagnostik dan pemeriksaan fisik, mencakup tes darah, pencitraan seperti CT scan atau MRI, serta konsultasi dengan spesialis bedah dan anestesi. Pasien juga diberikan instruksi persiapan pra-operasi, seperti puasa sebelum operasi.

Advertising
Advertising

b. Anestesi
Sebelum prosedur dimulai, pasien diberikan anestesi umum untuk memastikan mereka tertidur selama operasi. Anestesi diberikan oleh dokter spesialis anestesi yang terlatih dan akan memantau kondisi pasien.

c. Akses ke pankreas
Tim bedah akan membuat sayatan kecil (laparoskopi) pada perut untuk mengakses organ-organ yang terlibat dalam prosedur. Sayatan biasanya dibuat di bagian tengah atau kanan atas perut.

d. Evaluasi dan pengangkatan organ
Setelah akses terhadap organ-organ yang terlibat, seperti pankreas, duodenum (bagian pertama usus kecil), saluran empedu, dan kantong empedu, tim bedah akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengevaluasi sejauh mana tumor telah menyebar dan apakah organ-organ tersebut harus diangkat. Bagian kepala pankreas biasanya menjadi target utama dalam prosedur ini.

e. Pengangkatan dan rekonstruksi
Jika tumor terlokalisasi di kepala pankreas, dokter spesialis bedah akan mengangkat bagian tersebut, bersama dengan sebagian dari duodenum, saluran empedu, dan kantong empedu.

Pada beberapa kasus, sebagian dari lambung atau tubuh pankreas juga dapat diangkat. Setelah pengangkatan organ-organ yang terkena, langkah selanjutnya adalah rekonstruksi atau penyambungan kembali organ-organ yang tersisa.

Prosedur itu melibatkan proses menyambungkan usus, saluran empedu, dan pankreas dengan hati-hati untuk memastikan kelancaran aliran makanan dan cairan pencernaan.

f. Penutupan sayatan
Setelah prosedur selesai, sayatan pada perut akan ditutup dengan jahitan atau perekat medis. Perawatan luka yang tepat sangat penting untuk memastikan penyembuhan yang optimal dan mencegah infeksi.

Risiko

Meskipun whipple surgery merupakan prosedur yang penting, namun tidak terlepas dari risiko dan komplikasi. Risiko yang mungkin timbul setelah operasi termasuk perdarahan, infeksi, gangguan pencernaan, diabetes, kebocoran pada sambungan usus atau saluran empedu, serta penurunan berat badan yang signifikan.

Hal ini menjadikan pasien kanker pankreas yang telah menjalani operasi tetap akan dipantau secara khusus dan berkala untuk memastikan tidak adanya risiko dan komplikasi.

"Dengan adanya risiko-risiko dan komplikasi pasca-operasi, penting bagi pasien untuk betul-betul memilih rumah sakit terbaik dalam penanganannya, baik secara tim medis ataupun sarana pendukung," kata dr. Wifanto, seraya menambahkan bahwa RS MRCCC Siloam Semanggi bisa menjadi opsi untuk penanganan kanker pankreas karena memiliki tim medis yang profesional yang didukung peralatan canggih.

"MRCCC juga mengembangkan laparoskopi untuk tindakan whipple, di mana di negara lain tingkat ASEAN masih mencoba, kami sudah mengombinasikan operasi secara hybrid, yaitu pembebasan laparoskopi dan rekonstruksi dilakukan dengan open,” ujar Wifanto.

Proses pemulihan

Proses pemulihan pasca-operasi bisa menjadi tantangan setelah whipple surgery. Biasanya, pasien akan menjalani rawat inap selama beberapa hari hingga beberapa pekan, tergantung kondisi individu dan kompleksitas operasi.

Selama pemulihan, pasien mungkin memerlukan obat pereda nyeri, diet khusus yang mudah dicerna, serta pemantauan ketat dari tim medis. Perawatan luka sangat penting guna mencegah infeksi dan memastikan penyembuhan yang optimal.

Penting bagi pasien untuk memahami risiko dan komplikasi yang terkait dengan prosedur ini, serta mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk proses pemulihan yang mungkin berlangsung lama.

Namun, whipple surgery merupakan langkah penting dalam penanganan kanker pankreas yang terlokalisasi. Meskipun kompleks dan berisiko, namun prosedur ini dapat memberikan harapan bagi pasien untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.

Pilihan Editor: Awas, Gaya Hidup Sedenter Bisa Picu Kanker Pankreas di Usia Muda

Berita terkait

Memahami Kanker Pankreas seperti yang Dialami Sven-Goran Eriksson

23 hari lalu

Memahami Kanker Pankreas seperti yang Dialami Sven-Goran Eriksson

Berikut penyebab kanker pankreas dan gejalanya seperti yang diderita mantan pelatih sepakbola Sven-Goran Eriksson, yang wafat 26 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Dampak Kista Kelainan Bawaan Dibiarkan Membesar, Kerusakan Hati sampai Otak

36 hari lalu

Dampak Kista Kelainan Bawaan Dibiarkan Membesar, Kerusakan Hati sampai Otak

Kista kelainan bawaan lahir atau duktus koledokus yang dibiarkan membesar bisa menimbulkan komplikasi karena sisa kista yang tak bisa diangkat bersih.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kista Duktus Koledokus Penyebab Bayi Kuning?

36 hari lalu

Apa Itu Kista Duktus Koledokus Penyebab Bayi Kuning?

Pakar menjelaskan salah satu penyebab bayi kuning adalah kelainan bawaan langka pada saluran empedu yang disebut kista duktus koledokus.

Baca Selengkapnya

Atasi Kanker Pankreas dengan Whipple Surgery

50 hari lalu

Atasi Kanker Pankreas dengan Whipple Surgery

Kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan, sering kali didiagnosis pada tahap lanjut, dan sulit diobati.

Baca Selengkapnya

Ragam Tindakan untuk Atasi Batu Empedu, Mana yang Paling Direkomendasikan?

3 Juni 2024

Ragam Tindakan untuk Atasi Batu Empedu, Mana yang Paling Direkomendasikan?

Dokter menjelaskan ada beberapa tatalaksana yang dapat digunakan untuk mengatasi batu empedu, tergantung kondisi dan kebutuhan setiap pasien.

Baca Selengkapnya

3 Masalah Batu Empedu, Penyebab dan Bedanya

3 Juni 2024

3 Masalah Batu Empedu, Penyebab dan Bedanya

Batu empedu terbentuk ketika substansi seperti kolesterol, garam empedu, atau zat-zat lain terjadi secara tidak seimbang dalam empedu.

Baca Selengkapnya

Inilah Perbedaan Batu Empedu dengan Batu Ginjal

2 Juni 2024

Inilah Perbedaan Batu Empedu dengan Batu Ginjal

Batu empedu dan batu ginjal adalah dua kondisi medis yang berbeda, meskipun keduanya melibatkan pembentukan kristal atau batu di dalam tubuh.

Baca Selengkapnya

Kaki Bengkak Bisa Jadi Gejala Kanker Pankreas, Cek Gejala Lainnya

13 Maret 2024

Kaki Bengkak Bisa Jadi Gejala Kanker Pankreas, Cek Gejala Lainnya

Salah satu gejala kanker pankreas yang sering disalahartikan penyakit lain muncul di kaki dan mata kaki. Perhatikan juga gejala lainnya.

Baca Selengkapnya

Kenali Ragam Sebab Muntah Kuning alias Muntah Empedu

10 Februari 2024

Kenali Ragam Sebab Muntah Kuning alias Muntah Empedu

Muntah empedu kuning dapat mengindikasikan masalah medis yang serius seperti hernia hiatus atau penyumbatan usus.

Baca Selengkapnya

Awas, Gaya Hidup Sedenter Bisa Picu Kanker Pankreas di Usia Muda

5 Januari 2024

Awas, Gaya Hidup Sedenter Bisa Picu Kanker Pankreas di Usia Muda

Pakar meminta orang dewasa muda menghindari gaya hidup sedenter atau populer disebut rebahan demi mencegah kanker pankreas.

Baca Selengkapnya