2 Persen Masyarakat Usia 15 Tahun ke Atas punya Masalah Kesehatan Jiwa

Reporter

Antara

Senin, 29 Juli 2024 21:29 WIB

Seorang pengidap gangguan jiwa di komplek SLBN A Pajajaran Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra saat berlangsung MPLS di Bandung, Jawa Barat, Senin, 15 Juli 2024. Masa pengenalan lingkungan sekolah murid berkebutuhan khusus ini untuk sementara diikuti 97 orang murid yang biasanya akan terus bertambah. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, R Vensya Sitohang, mengatakan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2022 menunjukkan satu dari delapan orang di dunia mengalami masalah kesehatan jiwa. Kemenkes menyebut Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan 2 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami masalah kesehatan jiwa dan tiga masalah dengan prevalensi tertinggi yaitu depresi, kecemasan, dan skizofrenia.

"Global Burden Disease per 2019 menunjukkan bahwa gangguan jiwa itu menyebabkan urutan kedua year lived with disability atau YLD di Indonesia," ujar Vensya dalam siaran pers di Jakarta, Senin, 29 Juli 2024.

Dia menyebut selain ketiga masalah kejiwaan tersebut, lainnya adalah penyalahgunaan narkoba di semua kalangan serta maraknya kasus orang melukai diri sendiri, bahkan percobaan bunuh diri. Kecanduan pornografi serta judi online juga patut diperhatikan.

Macam faktor risiko
Menurutnya, sejumlah faktor risiko yang memicu masalah tersebut adalah kurangnya literasi kesehatan jiwa, keterbatasan akses layanan kesehatan jiwa, masih tingginya stigma dan diskriminasi dalam penanganan masalah. Ia menyebutkan pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024, tema yang diangkat adalah "Saatnya Memprioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja". Tema itu dinilai selaras dengan kondisi Indonesia saat ini.

"Hal ini sejalan dengan data BPS tahun 2023 yang menyebutkan angkatan kerja mencapai 147,7 juta orang atau 68 persen dari penduduk dengan jumlah pekerja sebanyak 139 juta orang atau 94,1 dari angkatan kerja," paparnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, dia menyebut beban pekerjaan dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan mental. Terlebih lagi apabila di lingkungan itu ada pelecehan, diskriminasi, dan perundungan.

Vensya mengatakan masalah kesehatan mental menjadi tantangan yang perlu dihadapi bersama karena dapat mempengaruhi perasaan, pemikiran, perilaku terhadap hubungan pribadi, pendidikan, pekerjaan, maupun kehidupan bermasyarakat.

"Dan kondisi ini menjadi beban suatu negara, termasuk negara kita, karena berdampak pada kesehatan fisik, sosial, hak asasi manusia, ekonomi, dan yang sangat merugikan terjadinya penurunan produktivitas sumber daya manusia," tegasnya.

Pilihan Editor: Pentingnya Peduli Kesehatan Jiwa Selayaknya Kesehatan Fisik tanpa Takut Stigma

Berita terkait

Tak Seberat Olahraga Lari tapi Manfaat Jogging Tak Kalah Penting bagi Fisik dan Mental

2 hari lalu

Tak Seberat Olahraga Lari tapi Manfaat Jogging Tak Kalah Penting bagi Fisik dan Mental

Jogging bermanfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga berat badan ideal, serta memperkuat otot dan tulang.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Silent Walking atau Berjalan dalam Keheningan

4 hari lalu

5 Manfaat Silent Walking atau Berjalan dalam Keheningan

Silent walking dapat membantu memicu ide-ide baru dan menjernihkan pikiran setelah berada di bawah tekanan.

Baca Selengkapnya

Tak Cuma Fisik, Cek Manfaat Lari bagi Kesehatan Mental

4 hari lalu

Tak Cuma Fisik, Cek Manfaat Lari bagi Kesehatan Mental

Olahraga lari memberi banyak manfaat baik bagi kesehatan fisik dan mental serta bisa dilakukan di berbagai area. Berikut manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

9 hari lalu

Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

9 hari lalu

Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.

Baca Selengkapnya

Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

9 hari lalu

Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

Ada dua tipe orang setelah liburan, yakni mereka yang langsung bongkar koper dan mereka yang suka menundanya. Kelompok terakhir ini lebih banyak.

Baca Selengkapnya

7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

12 hari lalu

7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.

Baca Selengkapnya

Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

14 hari lalu

Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

Dibanding generasi sebelumnya, pekerja Gen Z disebut lebih sering meminta izin sakit dan tak masuk kerja. Pakar sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Mau Buat Program Mobil Curhat, Psikolog Minta Maksimalkan Layanan Puskesmas

15 hari lalu

Ridwan Kamil Mau Buat Program Mobil Curhat, Psikolog Minta Maksimalkan Layanan Puskesmas

Sejumlah psikolog belum bisa melihat program mobil curhat ala Ridwan Kamil bisa membantu mengatasi permasalahan kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

16 hari lalu

Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.

Baca Selengkapnya