Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

image-gnews
Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang musim pemilu saat ini, banyak politisi berseliweran di berbagai media, termasuk media sosial. Saat musim kampanye, biasanya situasi semakin riuh. Tak jarang muncul kampanye negatif di platform digital seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.

Jika intensitas dan frekuensi konten kampanye negatif itu menjejali lini masa, laiknya hoaks, berpotensi dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Untuk mencegah dampak buruknya, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan: 

1. Kurangi Bermain Media Sosial

Walaupun sangat menggoda untuk terus-menerus terpaku pada perangkat Anda selama periode ini, terus-menerus menggulir dan menyegarkan layar dapat menjadi sangat membebani serta menyebabkan ketegangan dan kewaspadaan yang berlebihan. Paparan berita dan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Anda dalam jangka panjang, terutama selama masa krisis.

Untuk menjaga keseimbangan, penting untuk merencanakan waktu istirahat di mana Anda bisa melakukan aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatian Anda dari politik dan berbagai ketidakpastian yang sedang berlangsung. Ini dapat membantu membuat situasi terasa sedikit lebih normal dan mengurangi tekanan yang Anda rasakan.

2. Lakukan Meditasi

Dilansir dari headspace.com, meditasi bisa menjadi cara efektif untuk mengatasi stres dan kecemasan dengan membantu kita mengubah cara kita berhubungan dengan pikiran kita. Ini bukan berarti kita harus menolak pikiran kita terutama selama masa-masa stres seperti pemilu, perasaan dan emosi kita tentang peristiwa penting adalah hal yang valid. Alih-alih mengabaikannya, kita perlu memahami pikiran-pikiran ini dan bagaimana mereka mempengaruhi perasaan kita. Dengan mengelolanya dengan baik, kita bisa mengurangi dampaknya pada kesehatan fisik dan mental kita.

3. Dapatkan Dukungan Sosial

Saat seseorang menghadapi stres, memiliki dukungan sosial dapat membantu mereka menghadapinya dengan lebih baik. Jadi, pastikan untuk menjaga hubungan dan tetap terhubung dengan orang-orang di sekitar Anda. Ini bisa berarti bertukar pesan dengan teman tentang hasil suara terbaru, menonton debat bersama, atau bahkan mengambil waktu untuk beristirahat dari berita terkini dan berbicara tentang rencana masa depan.

4. Pertahankan Rutinitas yang Sehat

Meskipun tips perawatan diri mungkin terasa sepele, menjaga pola makan, tidur, dan olahraga yang teratur sangat penting untuk menjaga energi Anda. Ini membantu Anda menghadapi tantangan yang ada. Ada banyak bukti bahwa kurang tidur bisa memengaruhi kesehatan mental dan emosional. Jadi, cobalah berhenti menggulir feed media sosial dan fokuslah untuk mendapatkan tidur yang cukup.

5. Ciptakan Lingkungan Positif di Media Sosial

Ikuti akun-akun yang memberikan dampak positif dan inspiratif, dan berbagi konten yang konstruktif. Ciptakan lingkungan media sosial yang mendukung kesehatan mental Anda dengan berinteraksi dengan orang-orang yang memberikan semangat dan dukungan, serta menghindari konten yang memicu ketidaknyamanan.

6. Praktikkan Mindfulness dan Relaksasi

Teknik mindfulness dan relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau teknik relaksasi otot dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Luangkan waktu setiap hari untuk praktik ini, meskipun hanya beberapa menit, untuk membantu mengelola kecemasan dan menjaga keseimbangan emosional.

7. Filter Konten

Di tengah banjir informasi, penting untuk memilih sumber berita yang tepercaya dan menyaring konten yang Anda konsumsi. Hindari mengikuti akun media sosial atau grup yang sering memposting konten provokatif atau berpotensi memicu konflik. Pilihlah sumber informasi yang objektif dan berbasis fakta, serta periksa apakah informasi yang dibagikan sudah diverifikasi.

Pilihan Editor: Media Sosial Rawan Kampanye Negatif

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ragam Makna Istilah "ACC" yang Sering Digunakan di Media Sosial

19 jam lalu

Ilustrasi wanita stalking media sosial. Freepik.com/Kamran Aydinov
Ragam Makna Istilah "ACC" yang Sering Digunakan di Media Sosial

Istilah ACC yang kerap digunakan di Tik Tok maupun media sosial lainnya awalnya adalah sebuah istilah slang dalam bahasa Inggris.


Perkuat Kemampuan SDM Awasi Pilkada 2024, Bawaslu Lakukan Ini

1 hari lalu

Anggota Bawaslu RI Puadi. (ANTARA/HO-Humas Bawaslu RI)
Perkuat Kemampuan SDM Awasi Pilkada 2024, Bawaslu Lakukan Ini

Bawaslu telah mengantisipasi maraknya kampanye hitam, hoaks, dan ujaran kebencian selama Pilkada 2024.


Soal Artis Maju Pilkada 2024, Akademikus: Popularitas Saja Belum Cukup Jadi Modal Politik

1 hari lalu

ilustrasi pilkada
Soal Artis Maju Pilkada 2024, Akademikus: Popularitas Saja Belum Cukup Jadi Modal Politik

Pengamat menilai banyaknya artis yang jadi calon kepala daerah pada Pilkada 2024 membuktikan parpol gagal mencetak kader berkualitas.


Paspampres Disorot Usai Anggotanya Diduga Pukul Pemuda Selfie dengan Jokowi, Berikut Sejumlah Kasus Paspampres

1 hari lalu

Pria yang diduga mengalami pemukulan oleh paspampres. Foto : X
Paspampres Disorot Usai Anggotanya Diduga Pukul Pemuda Selfie dengan Jokowi, Berikut Sejumlah Kasus Paspampres

Paspampres kembali dapat sorotan setelah anggotanya diduga memukul pemuda yang selfie dengan Jokowi. Ini sejumlah kasus yang melibatkan Paspampres.


5 Manfaat Silent Walking atau Berjalan dalam Keheningan

1 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com
5 Manfaat Silent Walking atau Berjalan dalam Keheningan

Silent walking dapat membantu memicu ide-ide baru dan menjernihkan pikiran setelah berada di bawah tekanan.


Tak Cuma Fisik, Cek Manfaat Lari bagi Kesehatan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi lari (pixabay.com)
Tak Cuma Fisik, Cek Manfaat Lari bagi Kesehatan Mental

Olahraga lari memberi banyak manfaat baik bagi kesehatan fisik dan mental serta bisa dilakukan di berbagai area. Berikut manfaatnya.


Viral Perempuan ke Kampus Pakai Lingerie, Psikolog Singgung Etika Berbusana

2 hari lalu

Ilustrasi lingerie. shutterstock.com
Viral Perempuan ke Kampus Pakai Lingerie, Psikolog Singgung Etika Berbusana

Belum lama ini viral di medsos soal memakai lingerie ke lingkungan kampus. Psikolog sebut kesopanan dan etika berbusana.


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

2 hari lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Kata Pengamat soal Tantangan Anies Baswedan Mau Dirikan Partai Politik

2 hari lalu

Anies Baswedan menghadiri forum bersama mahasiswa dalam tajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja yang digelar di Pendopo Wisma Kagama, kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin 9 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kata Pengamat soal Tantangan Anies Baswedan Mau Dirikan Partai Politik

Pengamat menjelaskan sejumlah tantangan bagi Anies Baswedan dalam mendirikan partai politik.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

3 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.