TEMPO.CO, Jakarta - Menanak nasi dengan menggunakan rice cooker atau dikenal juga sebagai magic com memang terlihat lebih praktis dan cepat. Namun, beberapa orang mungkin mengeluhkan nasi yang tidak dimasak dengan menggunakan panci biasa akan lebih mudah basi, berair, atau berwarna kekuningan, sehingga salah satu bahan pangan pokok masyarakat Indonesia tersebut harus terbuang sia-sia.

Beberapa Penyebab Nasi di Rice Cooker Cepat Basi

Dilansir dari laman Sanken, berikut beberapa alasan mengapa nasi yang dimasak menggunakan rice cooker lebih cep2at berbau:

1. Pelepasan Uap yang Kurang Baik

Setiap rice cooker memiliki komponen yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran uap atau disebut sebagai steam release. Lubang kecil yang biasanya berada di bagian tutup magic com itu menjadi tempat keluarnya uap yang berasal dari proses pemasakan beras. Uap tersebut harus dilepaskan supaya tidak terjadi tekanan yang dapat menyebabkan ledakan.

Pelepasan uap yang kurang baik bisa menyebabkan nasi menjadi lembek atau bahkan setengah matang. Hal itu terjadi karena uap air yang tidak bisa keluar akan menumpuk di dalam rice cooker, sehingga membuat suhu dan tekanan di dalamnya tidak optimal. Akibatnya, proses memasak nasi terganggu dan nasi yang dihasilkan tidak sempurna.

2. Alat Pemanas Rusak

Elemen pemanas adalah salah satu bagian penting dari rice cooker yang letaknya di bagian bawah, terbuat dari logam, dan umumnya berbentuk lingkaran. Sesuai dengan namanya, alat pemanas tersebut berfungsi menyalurkan kalor yang dihasilkan oleh energi listrik, sehingga beras dan air bisa menjadi nasi yang matang.

Jika elemen pemanas di dalam rice cooker rusak, maka nasi tidak akan matang dengan merata. Alat pemanas yang rusak dapat menyebabkan bagian nasi ada yang matang sempurna, tetapi ada juga yang masih keras atau mentah. Kerusakan itu perlu segera diperbaiki agar rice cooker bisa berfungsi kembali dengan baik.

3. Tegangan Listrik Menurun

Pada umumnya, sebuah rice cooker memerlukan tegangan listrik sebesar 220 hingga 300 volt. Tegangan listrik tersebut berperan penting dalam menjaga nasi tetap berada pada kondisi hangat, yaitu dengan suhu sekitar 70 hingga 80 derajat Celcius.

Tegangan listrik yang tidak stabil atau menurun dapat mempengaruhi kinerja rice cooker. Ketika tegangan listrik menurun, magic com tidak mendapatkan daya yang cukup untuk memasak nasi secara optimal. Hal itu bisa menyebabkan nasi tidak matang sempurna atau proses memasak yang lebih lama dari biasanya.

4. Kualitas Beras yang Buruk

Kualitas beras yang buruk juga dapat mempengaruhi hasil menanak nasi. Beras yang terlalu lama disimpan atau sudah hancur berbentuk patahan sering kali menghasilkan nasi yang tidak pulen atau bahkan lebih cepat basi. Oleh karena itu, penting untuk memilih beras berkualitas baik agar nasi yang dihasilkan lebih lezat dan bertekstur sempurna.

5. Cuaca Tidak Mendukung

Cuaca yang terlalu lembab atau suhu lingkungan yang sangat rendah dapat mempengaruhi hasil akhir memasak nasi. Kelembapan tinggi bisa membuat nasi lebih cepat basi atau berjamur, sedangkan suhu rendah bisa memperlambat proses pemanasan dalam rice cooker. Meletakkan rice cooker di tempat yang sejuk dan kering dapat membantu menjaga kualitas nasi yang dimasak.

6. Panci Magic Com Terkelupas

Panci rice cooker yang terkelupas dapat mengakibatkan nasi menempel, gosong, dan berkerak di dasar panci. Lapisan anti lengket yang terkelupas tidak hanya mempengaruhi kualitas masakan, tetapi juga bisa berbahaya bagi kesehatan jika serpihannya dikonsumsi. Selain berbahaya, hasil akhir nasi yang dimasak menjadi lebih mudah berbau.

7. Kebersihan Rice Cooker Kurang

Rice cooker yang jarang dibersihkan dapat menjadi sarang bakteri dan residu makanan yang dapat mempengaruhi rasa dan kualitas nasi. Sisa-sisa makanan yang menempel bisa menyebabkan nasi yang dimasak menjadi bau atau berubah rasa. Oleh karena itu, menjaga kebersihan rice cooker sangat penting untuk memastikan hasil masakan tetap aman dikonsumsi dan higienis.

Pilihan Editor: Program Rice Cooker Gratis ESDM Tersalurkan 68,5 Persen, Habiskan Duit Rp 176 Miliar