Punya Alergi Tapi Ingin Miliki Hewan Peliharaan, Begini Solusinya

Sabtu, 14 September 2024 06:58 WIB

Ilustrasi pasangan memiliki hewan peliharaan. Freepik.com/Lookstudio

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda mencintai hewan peliharaan seperti kucing atau anjing, tetapi mengalami alergi terhadap mereka, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengatasinya. Alergi terhadap hewan peliharaan dapat menyebabkan gejala seperti bersin, mata berair, hidung tersumbat atau berair, tenggorokan gatal, hingga sesak napas. Namun, ada beberapa cara untuk meredakan gejala ini, mulai dari obat-obatan hingga perubahan gaya hidup.

Dilansir dari CNA, alergi terhadap hewan peliharaan sebenarnya bukan disebabkan oleh bulu hewan, melainkan oleh protein dalam air liur dan sekresi kulit mereka yang menempel pada serpihan kulit (dander). Menurut Dr. Gwenda Lowe, dokter hewan dari Brighton Vet Care, bulu hanya menjadi perantara yang menangkap serpihan kulit ini. Bahkan, dalam beberapa kasus, alergi mungkin disebabkan oleh tungau debu atau kutu yang ada di bulu hewan, bukan hewannya sendiri.

Menurut Dr. Ker Liang, seorang ahli bedah THT, alergi terhadap kucing lebih umum daripada alergi terhadap anjing. Ini karena kucing menghasilkan protein alergen Fel d 1 yang lebih kuat, yang dapat bertahan di udara lebih lama dan menyebabkan reaksi yang lebih parah.

Meskipun tidak ada ras kucing atau anjing yang sepenuhnya hipoalergenik, ada beberapa ras yang menghasilkan lebih sedikit dander atau bulu yang jarang rontok, seperti anjing poodle atau schnauzer, serta kucing Siberia. Namun, bahkan dengan hewan peliharaan dari ras yang “kurang alergi”, orang dengan alergi parah tetap dapat mengalami reaksi.

Untuk mengurangi paparan alergen, Anda dapat melakukan beberapa langkah seperti menggunakan filter udara HEPA, membatasi akses hewan peliharaan ke area tertentu, serta menjaga kebersihan rumah dengan sering membersihkan debu dan menyedot debu. Namun, isolasi hewan peliharaan ke satu ruangan tidak disarankan karena dapat menyebabkan stres pada hewan.

Advertising
Advertising

Mengubah Pola Makan Hewan Peliharaan

Selain itu, Anda dapat mempertimbangkan perubahan pola makan hewan peliharaan. Menurut Dr. Lowe, makanan seperti Purina Pro Plan LiveClear dapat membantu mengurangi alergen pada kucing hingga 47 persen setelah tiga minggu pemberian rutin. Namun, penggunaan tisu basah atau mandi terlalu sering untuk mengurangi serpihan kulit tidak disarankan karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit hewan.

Obat-obatan seperti antihistamin dan semprotan hidung juga dapat membantu meredakan gejala alergi. Namun, penggunaannya perlu diperhatikan, terutama dalam jangka panjang, karena efek samping seperti mulut dan hidung kering, atau ketergantungan pada semprotan hidung dapat terjadi.

Jika gejala alergi Anda parah dan berkelanjutan, terapi imun (immunotherapy) bisa menjadi solusi jangka panjang. Terapi ini melibatkan pemberian alergen dalam dosis kecil untuk membantu tubuh beradaptasi dan mengurangi reaksi alergi dari waktu ke waktu. Namun, tidak semua orang cocok dengan terapi ini, terutama mereka yang memiliki asma tak terkendali atau kondisi autoimun.

Dengan langkah-langkah ini, pemilik hewan peliharaan yang alergi masih bisa menikmati keberadaan hewan peliharaan mereka tanpa terlalu banyak terganggu oleh gejala alergi.

Pilihan Editor: Jangan Anggap remeh Alergi Kucing, Bisa Memicu Penyakit Lebih Serius

Berita terkait

Mengenal Kegunaan Lesitin Kedelai pada Makanan dan Siapa yang Harus Menghindari

4 hari lalu

Mengenal Kegunaan Lesitin Kedelai pada Makanan dan Siapa yang Harus Menghindari

Lesitin kedelai tak hanya berguna pada makanan kemasan tapi juga diklaim sebagai suplemen diet. Namun, zat ini tak cocok untuk semua orang.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Jon Bon Jovi, Terbaru Selamatkan Upaya Percobaan Bunuh Diri

4 hari lalu

Fakta Menarik Jon Bon Jovi, Terbaru Selamatkan Upaya Percobaan Bunuh Diri

Jon Bon Jovi menjadi pahlawan lantaran menyelamatkan perempuan yang ingin mencoba bunuh diri di jembatan Nashville,

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Gatal pada Vagina

4 hari lalu

Ragam Penyebab Gatal pada Vagina

Beberapa penyebab gatal pada vagina juga disebabkan kebiasaan sehari-hari. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Arti Warna Gelang Medis yang Digunakan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

6 hari lalu

Arti Warna Gelang Medis yang Digunakan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

Setiap pasien rawat inap di rumah sakit biasanya dipakaikan gelang medis yang memiliki warna berbeda-beda antar pasien. Ini artinya.

Baca Selengkapnya

Pakar Diet Sebut Plus Minus Susu Ikan

8 hari lalu

Pakar Diet Sebut Plus Minus Susu Ikan

Susu yang dibuat dari ekstrak daging ikan bisa menjadi pilihan sumber protein hewani. Simak juga plus dan minusnya.

Baca Selengkapnya

Sharp Tawarkan Udara Bersih Bagi Pecinta Hewan Peliharaan di Indonesia International Pet Expo (IIPE) 2024

12 hari lalu

Sharp Tawarkan Udara Bersih Bagi Pecinta Hewan Peliharaan di Indonesia International Pet Expo (IIPE) 2024

Banyak pawrent (sebutan untuk pemilik hewan peliharaan) berusaha memberikan fasilitas yang terbaik bagi hewan peliharaan mereka.

Baca Selengkapnya

Meski Tinggi Nutrisi, Tak Semua Orang Boleh Makan Biji Wijen. Ini Alasannya

14 hari lalu

Meski Tinggi Nutrisi, Tak Semua Orang Boleh Makan Biji Wijen. Ini Alasannya

Biji wijen kaya vitamin, mineral, dan lemak sehat. Namun tak semua orang boleh mengonsumsinya karena alasan tertentu.

Baca Selengkapnya

Gejala Radang Pembuluh Darah di Tungkai Bawah Terkait Autoimun

15 hari lalu

Gejala Radang Pembuluh Darah di Tungkai Bawah Terkait Autoimun

Bercak merah di tungkai bawah bisa merupakan gejala radang pembuluh darah kecil, salah satu kondisi autoimun tersering pada anak.

Baca Selengkapnya

Sering Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Autoimun, Kok Bisa?

15 hari lalu

Sering Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Autoimun, Kok Bisa?

Penelitian baru ungkap hubungan mimpi buruk dengan penyakit autoimun yang dimiliki manusia.

Baca Selengkapnya

Bahaya Autoimun pada Anak dan Penanganannya

15 hari lalu

Bahaya Autoimun pada Anak dan Penanganannya

Diagnosis dini autoimun pada anak penting agar pengobatan dan terapi bisa dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut.

Baca Selengkapnya