Lesu Darah, Hati-hati Thalassemia  

Reporter

Editor

Selasa, 21 September 2010 12:33 WIB

Anak penderita Thalasemia. TEMPO/Ken Arini Y.

TEMPO Interaktif, Makassar - Tak pernah ada dalam bayangan Arifuddin, anak semata wayangnya, Putra Aditya, 6 tahun, punya penyakit turunan, thalassemia. Berbagai cara pengobatan sudah dilakukan. Cara alternatif pun hasilnya nihil. Arifuddin harus mengeluarkan banyak uang untuk pengobatan yang sangat mahal. Obat yang berasal dari luar negeri. "Untuk obat dengan jenis lasic saja harganya jutaan rupiah," Arif mengeluhkan.

Setiap bulan, Putra harus dibawa ke rumah sakit. Ia menjalani desferal, semacam injeksi pembuangan zat besi dari tubuh. Injeksi harus dilakukan karena penderita thalassemia kelebihan zat besi sebagai dampak tak berfungsinya sel darah merah. Kelebihan inin bisa mengakibatkan penumpukan zat tersebut dalam jantung, paru-paru dan ginjal.
Agar mengembalikan kondisi kesehatan, penderita thalassemia, setiap dua kali sebulan, harus transfusi darah. Ratusan ribu rupiah harus dikeluarkan. Penderita thalassemia perlu feritine, sejenis takaran untuk tampungan zat besi dalam tubuh. Tujuannya agar warna kulit penderita tak pucat.

Penyakit thalassemia cukup berbahaya. Menyerang sumsum tulang belakang hingga penderita tak mampu meregenerasi sel darah merah ke seluruh tubuh. Penyakit ini merupakan turunan resesif, atau istilah kedokterannya anemia hemolitik herediter. Ciri-ciri penderitanya, warna kulitnya agak kusam, seperti abu-abu. Bila tekanan hemoglobin berada di bawah angka enam, wajah pucat seperti mayat.

Guru besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Dasril Daud, mengatakan masalah genetik ini merupakan penyakit darah bawaan pada anak terbanyak di antara penyakit darah yang bersifat congenial. Bahkan penyakit terbanyak dari seluruh kelainan genetik di dunia.

Dasril menuturkan, darah sangat penting bagi kehidupan manusia. Penyakit genetik menimbulkan penyakit bawaan pada anak atau rusaknya sel darah merah pada anak. Thalassemia berasal dari pasangan yang membawa sifat thalassemia. Kemungkinan pasangan ini menghasilkan keturunan adalah 25 persen thalassemia mayor, 50 persen pembawa sifat (carrier), dan 25 persen sehat.

Advertising
Advertising

Dengan kata lain, dalam setiap kehamilan dari pasangan tersebut terdapat kemungkinan satu berbanding empat anak mereka menderita thalassemia mayor, dua banding empat kemungkinan anak membawa gen atau carrier dan satu banding empat kemungkinan anak berdarah normal dan tumbuh sehat.

Jenisnya beragam dari ringan hingga parah. Pada thalassemia minor, kerusakan gen umumnya ringan. Penderita hanya pembawa gen. Mereka tak mengalami masalah kesehatan, kecuali gejala anemia ringan yang ditandai dengan lesu, kurang nafsu makan, sering terkena infeksi, dan sebagainya.

Thalassemia mayor merupakan kerusakan gen berat. Jantung penderita mudah berdebar-debar. Kondisi ini akibat kurangnya hemoglobin dalam darah sehingga berdampak pada kurangnya oksigen yang dibawa. Jantung bekerja extra keras. Sel darah merah dari penderita cepat rusak sehingga senantiasa perlu suplai dari luar melalui transfusi.

Tipe penyakit intermediate terjadi pada kondisi antara mayor dan minor. Kasus seperti ini bisa mengakibatkan anemia berat dan deformitas tulang serta pembengkakan limpa. Rentang keparahan klinis thalassemia intermediate cukup lebar. Batasan dengan kelompok tipe mayor tak terlalu jelas sehingga keduanya dibedakan berdasarkan ketergantungan sang penderita pada transfusi darah.

Dasril mengatakan pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan. Keluarga dengan riwayat thalassemia perlu mengetahui risiko penderita melalui penyuluhan genetik.

SUKMAWATI

Berita terkait

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

32 hari lalu

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?

Baca Selengkapnya

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

51 hari lalu

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

Kelahiran bayi kuda nil kerdil di Yunani mendatangkan harapan bagi spesies langka tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anoreksia, Begini Gejala dan Penyebabnya

11 Januari 2024

Mengenal Anoreksia, Begini Gejala dan Penyebabnya

Anda mungkin sudah familiar dengan istilah penyakit Anoreksia, gangguan makan dan kondisi kesehatan mental yang serius. Ini gejala dan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

25 November 2023

Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

Beberapa penelitian mendukung korelasi antara golongan darah dan penyakit autoimun tertentu.

Baca Selengkapnya

Selain Genetika, Kesejahteraan Emosional Mempengaruhi Pertumbuhan Tubuh Anak

3 November 2023

Selain Genetika, Kesejahteraan Emosional Mempengaruhi Pertumbuhan Tubuh Anak

Kesejahteraan emosional anak sangat penting untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan tubuh anak.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala dan Penyebab Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

22 September 2023

Mengenal Gejala dan Penyebab Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

Akalasia adalah kondisi ketika otot kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau minuman untuk masuk ke lambung.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Penumpukan Lemak

4 September 2023

5 Penyebab Penumpukan Lemak

Setidaknya ada beberapa penyebab utama lemak menumpuk. Di antaranya pola makan tidak sehat, kurang tindur, hingga genetika.

Baca Selengkapnya

Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

25 Mei 2023

Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel di dalam payudara mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali.

Baca Selengkapnya

Bayi-bayi Lahir dengan DNA 3 Orang Tua, Bagaimana Bisa Terjadi?

15 Mei 2023

Bayi-bayi Lahir dengan DNA 3 Orang Tua, Bagaimana Bisa Terjadi?

Diperkenalkan pertama di Inggris, teknik tiga-bagian DNA ini diterapkan pertama oleh tim dokter Amerika di Meksiko.

Baca Selengkapnya

Mengapa Perempuan Berisiko Terkena Penyakit Lupus, Apa Pemicunya?

13 Mei 2023

Mengapa Perempuan Berisiko Terkena Penyakit Lupus, Apa Pemicunya?

Salah satu penyebab penyakit lupus adalah penggunaan sejumlah obat yang tidak sesuai. Lalu siapa saja yang berisiko terjangkit penyakit tersebut?

Baca Selengkapnya