Mengenal Jantung Koroner dari A-Z

Reporter

Senin, 30 Maret 2015 04:23 WIB

jantung

TEMPO.CO , Makassar: Merawat jantung akan membantu usia hidup menjadi lebih lama. Berhenti merokok, berolahraga, dan makan makanan yang sehat adalah cara yang tepat. Tapi itu belum cukup, penting juga mengenali penyakit jantung karena sering kali tak punya gejala.

“Kalau orang kena serangan jantung koroner, konsekuensi yang ditimbulkan terlalu besar. Karena begitu banyak obat yang harus diminum,” tutur Kepala Instalasi Cardiac Centre Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Abdul Hakim Alkatiri, Selasa pekan lalu.

Hakim mengenalkan dan memaparkan cara mengatasi penyakit jantung koroner dalam seminar yang digelar di ruang diklat rumah sakit itu. Dosen luar biasa sistem kardiovaskular Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini menjelaskan bahwa koroner adalah pembuluh darah yang memberi makan otot jantung.

Jantung, kata dia, bisa bekerja karena mendapat makanan. Jadi, kalau koroner mengalami gangguan, dalam hal ini penyempitan atau penyumbatan, seseorang bisa dikatakan menderita jantung koroner.

Menurut dia, gejala jantung koroner ini bermacam-macam, dari sakit dada sebelah kiri, kadang menjalar ke leher, lengan kiri, rahang, atau bahu. Kadang-kadang bisa juga sampai ke ulu hati, yang sebagian orang menduga penyakit mag. Biasanya juga disertai dengan keringat dingin, mual, badan terasa berat, dan sesak napas. Gejala lain adalah perasaan denyut jantung tidak teratur dan mati mendadak. “Tapi kadang juga tak ada gejala sama sekali,” tutur Hakim.
<!--more-->
Pembuluh darah koroner normalnya berbentuk seperti pipa. Dindingnya mulus. “Kalau ada gangguan, berarti mulai ada penyempitan,” ucap Hakim.

Penyempitan yang terjadi bisa ringan, sedang, hingga berat, di mana penyempitan pembuluh darah ini semakin lama semakin bertambah. Bahkan permukaannya bisa pecah. Setelah pecah, dalam hitungan menit akan tersumbat. Pada saat itulah orang mengalami serangan jantung.

Penyempitan pembuluh darah akan bertambah seiring bertambahnya usia. Namun serangan jantung banyak dipengaruhi oleh faktor risiko. “Semakin banyak faktor risiko, semakin mudah kita terkena serangan jantung,” kata Hakim.

Beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner adalah punya penyakit hipertensi, diabetes melitus, kadar kolesterol tinggi, atau obesitas. Penyebab lainnya adalah merokok. Bisa juga karena aritmia atau kelainan irama jantung. Aritmia adalah komplikasi yang paling dikhawatirkan pada pasien jantung. Karena itu, seseorang dengan irama jantung yang tidak teratur perlu memeriksakan diri.

Keberadaan jantung koroner, kata Hakim, bisa dideteksi dengan adanya nyeri dada khas untuk koroner. Namun, jika tak ada keluhan, cara mengetahuinya bisa melalui mesin pembuat rekam irama jantung atau elektrokardiogram (EKG). Bisa juga dengan treadmill test—fasilitas ini sudah ada di beberapa rumah sakit.

Jika telanjur mengalami gangguan jantung koroner, pilihannya adalah obat, pemasangan ring atau cincin, dan bisa juga dengan tindakan operasi.
<!--more-->
Hakim menuturkan, penyakit jantung koroner adalah pembunuh nomor satu di dunia. Kebanyakan pasien datang ke rumah sakit setelah 10 atau 12 jam mendapat serangan jantung. Padahal, kata dia, otot jantung harus ditolong dalam waktu enam jam.

Menurut dia, penyumbatan pembuluh darah koroner dalam waktu 1 jam merusak otot jantung sebanyak 30 persen. Memasuki waktu 2 jam, otot jantung yang rusak menjadi 50 persen. Sedangkan dalam 6 jam, penyumbatan bisa merusak 90 persen otot jantung. Dan setelah 24 jam, semua otot jantung rusak.

Penanganan bagi pasien jantung tergantung lamanya waktu serangan. Hakim menyarankan, bila terjadi serangan jantung, pastikan pasien merasakan keluhan khas serangan jantung. Jika merasa yakin, baringkan penderita. Lalu panggil dokter atau langsung dibawa ke rumah sakit. Aspirin dapat diberikan untuk dikunyah. Bagi penderita yang tidak sadarkan diri, ditangani segera dengan resusitasi jantung paru dengan melakukan bantuan hidup dasar.

Makanan adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit jantung koroner. Ahli gizi dari Rumah Sakit Wahidin, Mardiana, mengatakan, diet bagi penderita akan mengurangi beban jantung. Adapun diet bisa dilakukan dengan cara menyesuaikan kebutuhan kalori; menyeimbangkan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak, serta nutrisi terpenuhi; serta menjadwalkan waktu makan.

Penderita jantung tidak dianjurkan sering memakan daging sapi dan kambing. Seafood (selain ikan), jeroan, dan kuning telur juga menjadi sumber kolesterol yang bisa membahayakan kesehatan jantung. Sebaliknya, penderita jantung sangat dianjurkan memakan kelompok buah dan sayur. Sayur dan buah, kata Mardiana, adalah sumber karbohidrat kompleks, vitamin, dan mineral. Sebagai tambahan, kita juga perlu diet rendah garam.

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

11 jam lalu

7 Potensi Ancaman Serius Hipertensi dan Langkah-Langkah Pencegahan

Hari hipertensi sedunia diperingati setiap 17 Mei

Baca Selengkapnya

11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

1 hari lalu

11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.

Baca Selengkapnya

Waspada Kematian Akibat Penyakit Jantung Mendadak Akibat Aritmia

1 hari lalu

Waspada Kematian Akibat Penyakit Jantung Mendadak Akibat Aritmia

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung (aritmia). Kenali gejalanya.

Baca Selengkapnya

Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

2 hari lalu

Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya

Ada sejumlah mitos seputar serangan jantung saat berolahraga yang sebenarnya keliru. Dokter jantung menjelaskan faktanya.

Baca Selengkapnya

Dokter: Pasien Penyakit Jantung Tak Disarankan Olahraga Malam

2 hari lalu

Dokter: Pasien Penyakit Jantung Tak Disarankan Olahraga Malam

Dokter menyarankan penderita jantung tidak olahraga malam, karena kerja jantung jadi lebih berat

Baca Selengkapnya

Cegah Serangan Jantung dengan Cek Denyut Nadi saat Berolahraga

2 hari lalu

Cegah Serangan Jantung dengan Cek Denyut Nadi saat Berolahraga

Orang yang berolahraga harus memperhatikan denyut nadi agar terhindar dari serangan jantung mendadak. Berikut rumusnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

4 hari lalu

Peneliti Sebut Kaitan Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung

Penelitian menyebut penderita disfungsi ereksi lebih mungkin terkena penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke. Cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Terlihat dari Jari Tangan

4 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Terlihat dari Jari Tangan

Gejala penyakit bisa saja muncul di bagian tubuh yang mungkin tak diperkirakan sebelumnya sehingga sering diabaikan. Contohnya jari tangan bengkak.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Ganja, Jenis Narkoba yang Membuat Bintang Preman Pensiun Epy Kusnandar Diciduk Polisi

5 hari lalu

Bahaya Konsumsi Ganja, Jenis Narkoba yang Membuat Bintang Preman Pensiun Epy Kusnandar Diciduk Polisi

Epy Kusnandar ditangkap polisi lantaran terlibat penyalahgunaan narkoba jenis ganja. Jenis narkoba ini berbahaya dan merusak tubuh.

Baca Selengkapnya

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

8 hari lalu

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

Karena dibuat dari buah asli, kismis pun baik kesehatan karena mengandung tinggi serat yang baik buat pencernaan dan jantung

Baca Selengkapnya