Benarkah Kabut Asap Bisa Menimbulkan Korban Jiwa?

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 04:14 WIB

Pelajar mengenakan masker saat belajar di MTs An Nur, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Setelah aktivitas sekolah sempat berjalan dua hari, pemerintah Kota Palangkaraya kembali meliburkan sekolah dari tingkat TK hingga SMA dari 4-6 Oktober karena kabut asap masih pekat. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO , Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan kabut asap tidak akan menyebabkan korban jiwa. Hal ini berlaku bagi mereka yang berada dalam kondisi sehat. Namun kabut asap berisiko bagi warga yang berada dalam kondisi kesehatan buruk.

"Perlu dilakukan autopsi lebih lanjut. Tapi, sejauh ini, yang jadi korban jiwa biasanya yang juga punya penyakit lain," kata Ketua PDPI Arifin Nawas setelah konferensi pers di Rumah Sakit Harapan, Jakarta, Senin, 12 Oktober 2015.

Baca juga:
Sudirman Said Bantah Ada Perpanjangan Kontrak Freeport
Kasus Salim Kancil, Kepala Desa Akui Beri 'Sogokan' Polisi

Bahkan, Arifin juga mengungkapkan, menggunakan tabung oksigen seperti yang sedang diributkan saat ini tidak perlu dilakukan. Mereka yang membutuhkan tabung oksigen hanyalah mereka yang punya penyakit bawaan lain. Ia mencontohkannya dengan tukang sate, yang meskipun setiap hari menghirup asap, toh ia tak lantas terpapar Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Perwakilan Kementerian Kesehatan, yaitu Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Achmad Yurianto mengaku mengetahui korban akibat ISPA justru dari media. Dia mengungkapkan data korban yang ada merupakan data kumulatif sejak September. Menurut dia, tidak semua korban akibat terkena kabut asap. "Tapi kalau karena ISPA, tadi udah dibilang kan, nggak akan ada," ujar Achmad Yurianto, yang biasa disapa Yuri ini.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, hingga saat ini, sudah ada 40 juta jiwa terkena paparan asap dan 9 orang meninggal akibat paparan asap langsung dan tidak langsung. Sementara itu, kebakaran hutan masih belum membaik.

Simak juga:
Muhaimin Iskandar Minta Kader PKB Belajar dari Mario Teguh
Malaysia Ajari Indonesia Tanggulangi Kebakaran Hutan

Hasil rapat dengan BNPB bersama dengan komisi VIII menyebutkan kondisi titik api masih terdapat di Kalimantan dan Sumatera. Saat ini, pergerakan angin sudah mengarah ke arah barat. Berbeda dengan sebelumnya yang ke arah utara, yang menyebabkan Singapura dan Malaysia turut merasakan dampaknya.

Presiden Joko Widodo saat ini mengungkapkan agar semua pihak fokus menangani bencana ini. Ia juga menargetkan bencana ini dapat ditangani secepatnya, paling tidak dalam dua minggu sudah selesai.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

46 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

56 hari lalu

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

56 hari lalu

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

3 Januari 2024

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

Rokok elektrik mulai dikenai pajak pada 1 Januari 2024. Apa bahaya dan efek samping memakai rokok elektrik bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

12 Oktober 2023

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

Ketua KPU Hasyim Asyari mengatakan mitigasi kematian pada petugas KPPS akan menjadi perhatian KPU. Terutama bukan berusia 50 tahun ke atas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya