TEMPO.CO, Canberra - Kesalahpahaman yang beredar di masyarakat bahwa obat herbal selalu aman karena telah digunakan selama ribuan tahun silam menyebabkan risiko kesehatan bagi penggunanya, ujar para peneliti dari Australia.
Dalam sebuah studi, peneliti dari University of Adelaide mengatakan beberapa obat-obatan herbal yang populer, yang telah digunakan selama beberapa generasi, sebenarnya mengandung bahan beracun dari tanaman dan hewan.
Namun obat-obatan itu hingga kini masih digunakan karena masyarakat berasumsi bisa mengambil manfaat darinya.
Baca juga:Mulut Anda Bermasalah? Hati-hati Mungkin Anda Sedang Stres
Penulis utama studi Prof. Roger Byard mengatakan timnya menemukan sejumlah kondisi medis akibat beberapa perawatan herbal antara lain gagal ginjal dan kerusakan hati.
"Efek samping racun obat-obatan herbal yang digunakan dalam masyarakat tradisional biasanya tidak dilaporkan. Kendati begitu, kurangnya pengamatan bisa berdampak merugikan bahkan serius, seperti gagal ginjal dan kerusakan hati yang disebabkan oleh beberapa spesies tanaman," ujar Byard.
Sementara itu, Dr. Ian Musgrave dari bagian Farmakologi, mengatakan banyak pasien tidak mau repot memeriksa bahan-bahan dari beberapa obat-obatan herbal, karena berasumsi obat itu telah digunakan sejak lampau dan aman.
Byard menganjurkan agar otoritas untuk barang terapeutik Australia (TGA), mengharuskan produsen memiliki sampel yang diuji secara independen sebelum menempatkan produk mereka di pasar demi mencegah masalah kesehatan di masa mendatang. Demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Hal serupa mungkin bisa juga dilakukan otoritas berwenang di Indonesia, demi mencegah masyarakat mengalami masalah kesehatan di masa depan.
ANTARA
baca juga:
Sepertiga Jenis Kanker Bisa Dicegah dengan Gaya Hidup Sehat
Berat Badan Bermasalah? Simak yang Sedang Hit Ini
Berita terkait
Asisten Menteri Patrick Gorman Hadir di World Water Forum Mewakili Australia
7 jam lalu
Patrick Gorman akan berbagi pengalaman unik Australia dalam pengelolaan sumber daya air di tengah perubahan iklim dalam acara World Water Forum 2024
Baca SelengkapnyaPuluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru
2 hari lalu
Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan
Baca SelengkapnyaAirlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen
3 hari lalu
Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.
Baca SelengkapnyaImigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia
3 hari lalu
Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.
Baca SelengkapnyaSeputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir
3 hari lalu
Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
3 hari lalu
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.
Baca SelengkapnyaKala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor
3 hari lalu
Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor
3 hari lalu
Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini
3 hari lalu
Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAustralia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama
4 hari lalu
Jaringan 3G berkembang sejak 2001 lalu, menjadi awal mula internet dapat diakses lewat telepon genggam.
Baca Selengkapnya