TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda para pria, sebaiknya segera memeriksakan telinga ke dokter THT (telinga hidung tenggrokan), jika merasakan sesuatu yang tak biasa di telinga Anda. Kenapa? Dokter Spesialis THT Soekirman Soekin, mengatakan pria cenderung lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran atau ketulian dibanding wanita.
"Memang sebenarnya tidak ada persentase bayi berjenis kelamin laki atau perempuan yang cenderung mengalami ketulian sejak lahir, tapi jika dikatakan selama hidupnya pria lebih tinggi risikonya dibading wanita," kata Soekirman dalam konferensi pers untuk memperingati hari pendengaran sedunia 3 Maret di Kementerian Kesehatan, Rabu 1 Maret 2017.
Soekirman menjelaskan, pria cenderung lebih berisiko mengalami ketulian karena faktor pekerjaannya. "Dari segi pekerjaan, misalnya bekerja di bengkel dengan alat-alat yang menimbulkan kebisingan, lebih cepat mengalami gangguan telinga," ujarnya.
Kedua, banyak pria yang berprofesi sebagai penyelam. "10-15 persen laki dewasa lebih banyak," kata dia. Gangguan pendengaran yang paling banyak diderita oleh para penyelam adalah tuli konduksi. "Gendang (telinga) itu tipis, cairan yang banyak membuat gendang pecah," ujar Soekirman.
Ketiga, pola hidup pria lebih cuek dibanding wanita. "Pria cenderung tak menjaga badannya, misalnya banyak pria yang memiliki tubuh gemuk. Ini kan, akan membuat dirinya terkena kolesterol dan berakibat ke gangguan telinga," kata dia.
Keempat, pria lebih banyak mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, hipertensi, kolesterol) dan gaya hidup yang tak sehat dapat membuat gangguan ketulian presbikusis, yakni tuli saraf pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
19 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.