TEMPO.CO, Jakarta - Jangan remehkan berjalan kaki, menurut studi dari Southern Methodist Universty, standar untuk mengukur energi yang keluar saat berjalan mungkin tidak memasukkan jumlah kalori yang terbakar.
Untuk menghitung berapa kalori yang terbakar saat berjalan (di tempat datar), tim peneliti menggunakan sumber tertulis yang sudah ada untuk membuat data yang komprehensif.
Baca juga : Tak Mau Pikun, Ini Trik Sapardi Djoko Damono
Data tersebut termasuk 25 grup yang menjadi subjek dari 10 publikasi dari 1960 hingga 2010, setiap kelompok mencakup durasi kecepatan dan ukuran badan. Setiap kelompok berisi 5 hingga 42 orang, berusia 5 hingga 40 tahun.
Saat data tersebut diuji dengan standar yang telah ada, terlihat angka pembakaran kalori terlalu kecil karena tidak memperhitungkan tinggi dan berat badan.
“Tinggi berperan penting untuk jalan kaki. Semakin tinggi, semakin sedikit energi yang dibutuhkan. Semakin rendah pembakaran kalori saat berjalan dengan kecepatan yang sama bila dibandingkan dengan orang yang lebih pendek,” kata salah satu penulis penelitian tersebut, Peter Weyand, dikutip dari laman RealSimple.com.
Peneliti memasukkan unsur tinggi dan berat badan untuk mengukur percepatan (jarak dibagi waktu) dalam meter per detik dan tinggi dalam meter. Untuk menghitung kecepatan berjalan, Weyand menyarankan menggunakan treadmill, pedometer atau menghitung dengan timer saat berjalan. (Baca :Tak Mau Pikun, Ini Trik Sapardi Djoko Damono)
“Pembakaran kalori adalah hal penting dalam kesehatan, kebugaran dan fisiologi tubuh,” kata Weyand.
Begini cara menghitung kalori yang dibakar menurut para peneliti itu.
(0,035 x berat badan dalam kilogram) + ((percepatan^2): tinggi badan)) x (0,029) x (berat badan dalam kilogram) = Kilo kalori terbakar per menit.
ANTARA
Baca juga :Gosip Baik untuk Kesehatan Batin? Begini Analisanya
Berita terkait
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?
2 hari lalu
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot
Baca SelengkapnyaJokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
9 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
11 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
11 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
18 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
19 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
20 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
20 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
21 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
21 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca Selengkapnya