TEMPO.CO, Jakarta - orang tua harus cermat mengamati kondisi kesehatan anak-anak, termasuk kemungkinan mereka mengalami sakit di bagian perut. Apalagi, anak-anak cenderung tak bisa mengidentifikasikan atau menjelaskan saat mengalami sakit perut. Mereka biasanya hanya memegangi perutnya jika merasakan nyeri.
Baca: Psikolog Ingatkan Bahaya Bermain Fidget Spinner bagi Balita
"Saat ditanya bagian yang mana yang sakit, anak biasanya hanya menunjuk budel atau pusarnya," kata Dokter spesialis bedah anak, Ruankha Bilommi, dalam seminar awam di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur, Sabtu, 15 Juli 2017.
Ruankha menjelaskan nyeri perut pada anak ada yang parah dan tidak. "Sakit perut yang parah atau gawat harus langsung ke dokter, karena jika tidak bisa sebabkan kematian," ujarnya.
Menurut Ruankha, gejala sakit perut yang parah atau gawat yakni rasa sakit yang tiba-tiba dan sampai melilit, serta anak tidak merespon ucapan yang ditanyakan kepadanya. "Kalau sakitnya timbul hilang, kemungkinan infeksi kronis tapi tidak gawat, dan ini juga jangan dibiarkan, rapi diperiksakan ke dokter," katanya.
Orangtua, Ruankha melanjutkan, harus memperhatikan tanda-tanda bahaya pada anak saat sakit perut, yakni rasa sakit benar-benar di tengah atau di pusar, jalannya bongkok, gerakan membuat sakitnya bertambah, jalan minta digendong, dan tambah sakit saat satu atau dua jam.
Sebab, menurut Ruankha, nyeri perut pada anak bisa berakibat adanya kelainan seperti usus buntu, invaginasi atau usus terjepit, hernia, dan sulitnya buang air besar. "Beda dengan kolik, kalau kolik bisa hilang dan timbul (sakitnya) beberapa jam, seperti sehari bisa tiga sampai empat kali," ujarnya.
AFRILIA SURYANIS
Berita terkait
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes
4 Juli 2023
buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaPunya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut
8 Februari 2021
Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.
Baca SelengkapnyaBanjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut
8 Februari 2021
Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.
Baca SelengkapnyaMengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina
7 Februari 2021
Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.
Baca SelengkapnyaCegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif
7 Februari 2021
Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.
Baca SelengkapnyaHindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran
6 Februari 2021
Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.
Baca SelengkapnyaPentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara
2 Februari 2021
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.
Baca SelengkapnyaSering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara
2 Februari 2021
Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.
Baca Selengkapnya5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai
25 Januari 2021
Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?
Baca SelengkapnyaRadang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya
24 Januari 2021
Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.
Baca Selengkapnya