Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker tergolong dalam tumor ganas yang berpotensi menyebar ke bagian tubuh lain secara cepat dan merusak sel sehat lain sehingga masuk dalam penyakit yang perlu diwaspadai.

"Tingkat keparahan seseorang yang mengidap kanker dibagi dalam stadium-stadium tertentu yang memiliki kegawatan berbeda serta penanganan yang berbeda," kata Dr. M. Yusuf Sp. OG (K) Onk, sebagai dokter spesialis kebidanan dan kandungan Eka Hospital BSD Tangerang Selatan.

Setiap orang memiliki potensi untuk terkena kanker tanpa tergolong usia lanjut karena disebabkan lingkungan yang tak bersih sehingga menimbulkan infeksi serta paparan zat karsiogenik berlebihan, seperti makanan olahan dan instan. Sebagai penyebab kematian terbanyak kedua di dunia setelah penyakit jantung, kanker ditimbulkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali dalam tubuh dan dapat merusak sel normal di sekitarnya.

Bahkan, sebagian besar kasus kanker yang baru terdiagnosis telah menyebar ke bagian tubuh lain sehingga keberhasilan terapi jadi tidak optimal. Gejala paling umum yang ditemui pada pengidap kanker adalah munculnya benjolan di tubuh, penurunan selera makan, rasa letih dan nyeri, dan pada beberapa kasus diikuti dengan pendarahan.

Namun, tidak semua penyakit kanker bergejala karena bisa saja seseorang tidak menunjukkan gejala apapun pada tahap stadium awal. Seseorang dapat mengidap kanker dikarenakan sejumlah faktor, terdiri dari faktor internal dan eksternal.

Faktor eksternal pemicu kanker dapat berupa infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri, paparan sinar ultra violet yang berlebihan, serta paparan zat karsiogenik (zat yang dapat menimbulkan pertumbuhan sel kanker). Sedangkan faktor internal pemicu kanker umumnya berupa genetik, namun jumlahnya hanya sekitar 10-20 persen dari populasi pengidap kanker serta biasanya spesifik terhadap jenis kanker-kanker tertentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Untuk mengatasi kanker, masyarakat bisa menerapkan gaya hidup sehat dengan melakukan cek kesehatan secara berkala di fasilitas kesehatan dan cara sederhana, yakni mengecek adanya benjolan di tubuh. Selain pengecekan tubuh, gaya hidup sehat juga dapat diterapkan melalui kebiasaan yang positif, seperti diet seimbang dengan memperhatikan komposisi nutrisi dalam tubuh, misalnya karbohidrat, lemak, protein, hingga vitamin.

"Hindari makanan yang mengandung zat karsiogenik serta jauhi asap rokok. Tidak kalah penting, kesehatan juga dapat ditunjang dengan menjaga tubuh tetap bugar dengan cara rajin berolahraga," katanya.

Selain aspek fisik, aspek psikologis juga penting untuk diperhatikan dengan cara mengelola stres. Kanker juga dapat dipicu stres akibat kelelahan bekerja yang berdampak pada kesehatan mental. "Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik dan memiliki waktu istirahat yang cukup dengan tidur selama 8 - 10 jam atau sekadar menyempatkan untuk beristirahat sejenak di tengah-tengah waktu bekerja," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

5 hari lalu

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

6 hari lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

7 hari lalu

Ilustrasi Lyme Disease. Webmd.com
Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.


Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

8 hari lalu

Migran dari Thailand Cheng
Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

9 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.