TEMPO.CO, Jakarta - Seperti disebutkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Rabu 10 Oktober 2017, populasi anak-anak dan remaja yang kegemukan atau obesitas telah naik 10 kali lipat dalam empat dasawarsa terakhir.
Dalam kesempatan Hari Kegemukan Dunia, WHO dan Imperial College London menyiarkan studi terkini mereka mengenai obesitas pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia, yang disiarkan di jurnal medis Lancet.
"Kecenderungan yang mengkhawatirkan ini mencerminkan dampak dari pemasaran makanan dan kebijakan di seluruh dunia," kata Profesor Majid Ezzati dari School of Public Health di Imperial College London, yang menjadi penulis utama studi tersebut.
Makanan bergizi yang sehat menjadi terlalu mahal buat masyarakat dan keluarga miskin, katanya. Ia mendesak ketersediaan lebih banyak makanan jenis itu di rumah dan sekolah, terutama pada masyarakat dan keluarga miskin.
Baca juga:
Obesitas Naik 10 Kali, Dampak Iklan Makanan yang Jor-joran?
Misteri Obesitas, Akibat Makan Banyak atau Racun yang Menumpuk?
Ezzati juga menyarankan agar peraturan dan pajak untuk melindungi anak-anak dari makanan tidak sehat diberlakukan, atau generasi masa depan anak-anak dan remaja yang tumbuh kegemukan akan menghadapi risiko lebih besar untuk terserang penyakit, seperti diabetes.
Studi tersebut meramalkan bahwa jika kecenderungan itu berlanjut, sampai 2020 angka kegemukan pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia akan melampaui mereka anak yang kekurangan berat --baik secara sedang maupun parah-- dari usia yang sama.
"Data ini menyoroti, mengingatkan dan kembali memperkuat bahwa kelebihan berat dan kegemukan adalah krisis kesehatan global hari ini, dan mengancam akan bertambah parah dalam beberapa tahun ke depan kecuali kita mulai melakukan tindakan drastis," kata Dr. Fiona Bull, Koordinator Program bagi pengawasan dan pencegahan penyakit tak menular yang berlandaskan populasi di WHO.
Selain penyelesaian tersebut, WHO menyiarkan ringkasan dokumen Ending Childhood Obesity Implementation Plan, yang menawarkan kepada semua negara panduan jelas guna mencegah kegemukan pada anak-anak dan remaja.
Hal teratas dalam panduan WHO ialah peningkatan asupan makanan sehat dan keaktifan fisik, lalu diikuti oleh perawatan kehamilan, makanan dini masa anak-anak dan kegiatan fisik, kesehatan dan gizi buat anak usia sekolah, dan penanganan berat badan.
Secara khusus, untuk mengurangi atau mencegah obesitas, semua negara mesti punya pencegahan. Yaitu, pertama, mengurangi konsumsi makanan murah yang diproses secara berlebihan, juga makanan yang memiliki kalori berlebihan dan miskin gizi.
Kedua adalah mengurangi waktu yang dihabiskan anak-anak pada kegiatan santai yang tak bergerak dan berlandaskan layar. Ketiga mendorong keikut-sertaan yang lebih besar pada kegiatan fisik melalui olah raga dan rekreasi aktif," demikian Fiona Bull.