TEMPO.CO, Jakarta - Seperti ditulis di TEMPO, Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal karena cedera di dada kiri. Ia meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Soegiri, Kabupaten Lamongan, Ahad, 15 Oktober 2017.
Kiper veteran ini cedera saat timnya mengalahkan Semen Padang 2-0 dalam laga Liga 1 yang digelar di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu sore. Ia mengalami cedera di bagian dada kiri pada menit ke-44, setelah berbenturan dengan pemain Persela lainnya, Ramon Rodrigues.
Ia sempat dilarikan ke RSUD Soegiri, tapi nyawanya tak tertolong. Ia meninggal pada pukul 17.15 WIB. Seperti dikutip Antara, manajemen RSUD menyatakan Choirul meninggal akibat cedera dada sebelah kiri.
Berikut ini, beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah cedera olahraga seperti pernah ditulis TEMPO, beberapa waktu lalu.
Pertama, cek kondisi tubuh sebelum berolahraga.
Kedua, mulailah dari olahraga yang ringan, lakukan pemanasan peregangan juga pendinginan ketika selesai berolahraga.
Ketiga, gunakan perlengkapan yang tepat. Jangan gunakan kaos gelap yang mudah menyerap panas ketika cuaca lagi terik. Demikian pula jangan gunakan kaos yang tipis saat dingin. Panas yang berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi.
Keempat, cukup minum. Olahraga yang diforsir tanpa dibarengi minum yang cukup akan membuat otot menjadi mudah keram.
Cedera saat olahraga bisa disebabkan oleh faktor dari dalam maupun dari luar tubuh. Seseorang yang tidak pernah berolahraga lalu tiba-tiba latihan dengan intensitas tinggi, akan dengan mudah cedera.
Saat itu, Andi Kurniawan, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia seperti ditulis Iqbal Muhtarom, menyebutkan juga bahwa faktor usia pun berpengaruh. Pada usia belasan tahun, tulang masih dalam pertumbuhan, sambungan antar tulang belum sepenuhnya utuh. Demikian pula dengan usia yan sudah tua, otot melemah dan sendi-sendi termakan usia.
Orang dengan berat badan berlebih juga rentan mengalami cedera saat berolahraga. Ini karena beban tubuh bertumpu pada lutut, sehingga ketika joging, lutut bekerja lebih keras. "Ini biasanya menimbulkan peradangan di lutut," ujar Andi.
Penggunaan perlengkapan olahraga yang tidak tepat juga bisa menimbulkan cedera. “Misalnya penggunaan sepatu olahraga yang tidak tepat,” kata Andi. Faktor luar lainnya adalah permukaan lapangan yang keras.
Cedera bisa terjadi pada jaringan lunak seperti otot, ligamen dan tendon, dan bisa juga pada tulang yang retak, bergeser, hingga patah. “Ini juga bisa terjadi pada olahraga yang ringan seperti joging,” katanya. Saat joging, cedera yang umum terjadi adalah pada lutut dan pergelangan kaki. Lutut berasa nyeri seperti tertusuk, nyut-nyutan, atau bisa saja nyerinya hanya terasa sesaat, namun tiba tiba langsung membengkak.
Untuk mendeteksi cedera pada lutut dan pergelangan kaki, selain rasa nyeri, adalah dengan melihat apakah kulit berubah menjadi kemerahan, terjadi keterbatasan gerak, seperti tidak bisa menekuk atau jongkok dengan sempurna, ketika digerakkan sakit, atau kaki tidak bisa lurus. “Kalau itu terjadi kita harus waspada,” katanya.