TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya terdapat empat poin utama yang ditemukan Google terkait kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencari informasi soal keuangan di jagat maya.
Analis Industri Google untuk bidang keuangan Yudhistira Adi Nugroho menyatakan, secara umum lebih dari 70 persen orang Indonesia mencari informasi keuangan di internet.
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan pinjaman, kebutuhan informasi online yang lebih baik juga semakin besar.
“[Ada empat poin] dari hasil survei yang dilakukan melalui wawancara dengan 501 orang Indonesia pengguna internet yang mengambil pinjaman pribadi atau mendaftar kartu kredit dalam satu tahun ke belakang,” tuturnya, di Jakarta, Rabu 18 Oktober 2017.
Baca juga: S.Chandrasekhar, Anak Ajaib yang Ulang Tahun pada Deepavali Ini
Poin pertama bahwa orang Indonesia kebanyakan tidak tahu harus memulai dari mana. Setidaknya delapan dari sepuluh orang atau sekitar 83 persen tidak memiliki atau kekurangan informasi tentang cara mengajukan permohonan kartu kredit atau pinjaman pribadi.
Poin kedua, sikap bahwa bagaimanapun ternyata mereka mempertimbangkan secara cermat sebelum memilih. Sekitar 74 persen nasabah produk keuangan Indonesia melakukan riset online sebelum menentukan pilihan, waktu rerata dari pertama kali terpikir sampai akhir membeli produk sektiar 26 hari.
Poin ketiga bahwa masyarakat memerlukan bantuan untuk mencerna semua informasi. Orang biasanya menggunakan referensi baik offline maupun online dalam melakukan riset dan Penelusuran Google dinyatakan sebagai salah satu sumber informasi paling bermanfaat.
“Setidaknya separuh dari responden mengatakan bahwa mereka mencari informasi untuk membantu menyaring opsi dan menemukan fitur terbaik,” ucap Yudhistira. Baca:Intip Cara 5 Atlet Top Dunia Menggunakan Uangnya
Poin terakhir yang disebutkan Google bahwa perjalanan nasabah tidak berakhir pada pembelian produk. Setelah mengambil pinjaman bahkan masyarkat Indonesia masih ingin membaca ulasan dan mengetahui pendapat orang lain tentang produk yang mereka pilih.
Setidaknya, imbuh Yudhistira, tujuh dari sepuluh orang atau sekitar 72 persen membuat ulasan dan rekomendasi online, sedangkan empat dari sepuluh orang atau 42 persen melakukan riset lebih lanjut setelah mengambil pinjaman.