TEMPO.CO, Jakarta - Pakar nutrisi Sari Sunda Bulan menyatakan, sarapan penting bagi anak-anak sebelum mulai beraktivitas. Kekosongan perut itu perlu diiisi lagi asupan karbohidrat di pagi hari. Sebab, kata Sari, karbohidrat merupakan sumber tenaga utama tubuh manusia.
Kekurangan karbohidrat mengakibatkan anak sulit berpikir, sehingga berpotensi tak teliti mengerjakan sesuatu. Alasannya, otak memerlukan karbohidrat yang tak tersedia di dalam tubuh selama beberapa jam. Karbohidrat itu berupa nasi, roti, atau sereal.
Baca juga: Makan Sehat Harus Dibiasakan Sejak Kecil atau Penyakit Mengintai
“Jadi otak butuh karbohidrat,” kata Sari usai konferensi pers dalam rangka memperingati International Chefs Day 2017 di Modena Experience Center, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Oktober 2017.
Selain karbohidrat, menurut Sari, sarapan anak idealnya terdiri dari protein dan buah. Alasannya, protein juga menstimulasi otak anak untuk berpikir. Selain itu, mengkonsumsi karbohidrat, protein, dan buah akan memberikan gizi kepada anak. Sari berujar, makanan sehat dengan gizi seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, dan buah.
Hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dari Kementerian Kesehatan memperlihatkan, permasalahan gizi di Indonesia menyebabkan anak jadi kurus, pendek, atau kegemukan. Data itu menyimpulkan, 4 persen anak usia 5-12 tahun tergolong sangat kurus, 7,2 persen kurus, 8,8 persen sangat gemuk atau obesitas, 12,3 persen sangat pendek, dan 18,4 persen pendek. Baca: Keahlian Apa yang Wajib Diketahui Saat di Dapur? Ini Kata Chef
Sari menjelaskan, anak kurus rentan sakit karena kekurangan imun tubuh. Sakit yang timbul, seperti batuk, pilek dan diare. Cadangan energi di tubuh pun sedikit, sehingga menyebabkan anak cepat lelah. Sementara untuk golongan anak kegemukan berisiko darah tinggi, gula darah, dan kolesterol.
“Jadi kalau ibu-ibu memiliki pengetahuan tentang makanan sehat dan mau aplikasikan itu, anaknya bisa sehat,” jelas Sari.