TEMPO.CO, Jakarta – Fenomena langka gerhana bulan total yang bersamaan dengan supermoon akan terjadi malam ini.
Di Jakarta, masyarakat dapat menyaksikan fenomena tersebut bersama-sama di beberapa titik tempat, seperti Planetarium, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Museum Fatahillah, Monumen Nasional, Pulau Seribu, dan Setu Babakan.
Masyarakat menunjukkan antusias tinggi terhadap fenomena yang akan terjadi malam ini. Menurut psikolog A. Kasandravati Putranto, masyarakat Indonesia kini sudah lebih cerdas. Ia menjelaskan, dulu masyarakat pernah melewati masa-masa non evidence based, di mana mereka percaya dengan takhayul.
Baca juga:
Kencan saat Gerhana Bulan Januari 2018 Ini? Intip Dulu 3 Tipsnya
Heboh Adriansyah Martin, Betulkah Kemewahannya Hasil Photoshop?
Rumor Seputar Obat Anestesi, Simak Penjelasan Ahlinya
Kasandra menjelaskan, perkembangan informasi, teknologi, dan sains di Indonesia telah membantu masyarakat untuk belajar bahwa fenomena alam sangat menarik untuk dipelajari dan tidak selamanya harus ditakuti. Contohnya seperti masyarakat di zaman Orde Baru yang masih sangat takut terhadap fenomena gerhana matahari. Sampai-sampai, mereka harus menutup diri rapat-rapat bahkan bersembunyi di bawah meja.
“Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan dukungan pemerintah sekarang, masyarakat bisa menjadi lebih cerdas,” ujar Kasandra saat dihubungi TEMPO.CO pada 31 Januari 2018 lewat pesan tertulis.
Baca Juga:
Hal lain yang bisa juga jadi pemicu antusiasme masyarakat adalah perilaku “ikut-ikutan”, yaitu mengikuti tren gerhana bulan total tanpa mengetahui atau ketertarikan terhadap fenomena itu sendiri. Ketika ditanya soal kemungkinan tersebut, Kasandra tidak menyangkal. “Bisa jadi. Sekian persen dari yang cerdas pasti ada yang belum cerdas, kan,” katanya.
Proses terjadinya gerhana bulan total malam ini dapat Anda saksikan dari mana pun di seluruh wilayah Indonesia. Tidak ada kiat khusus untuk menyaksikan fenomena tersebut.
MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA