Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Semua Kembar Siam Dempet Kepala Bisa Dipisahkan, Ini Tipenya

image-gnews
Ilustrasi bayi berkepala dua/kembar siam. ANTARA
Ilustrasi bayi berkepala dua/kembar siam. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Masih ingat kembar siam dempet kepala asal Iran, Ladan Bijani dan Laleh Bijani? Setelah hidup selama 29 tahun dengan kondisi kepala masih saling menempel, keduanya pun menjalani operasi pemisahan tengkorak di Rumah Sakit Raffles di Singapura pada 2003 lalu. Sebelumnya tim dokter membuat pembuluh darah tiruan untuk mengalirkan darah ke kedua otak si kembar. Namun keduanya menyerah pasca operasi.

Baca: Ada 3 Risiko Fatal, Bayi Kembar Siam Asal Aceh Belum Bisa Dipisah

Kasus kembar siam dengan penyatuan kepala atau dempet kepala juga terjadi di Indonesia. Anak kedua pasangan Syahbandi, 32 tahun dan Siti Khotijah, 30 tahun asal Kutacane, Aceh Tenggara lahir kembar dalam keadaan dempet kepala (Craniopagus) pada 2 Mei 2015 lalu. Kini keduanya, Fitri Sakinah dan Fitri Rahmawati menjalani perawatan di Yogyakarta di bawah penanganan tim dokter gabungan dari RSUD Zaenal Abidin Banda Aceh, RSPAD Gatot Subroto Jakarta, dan RSUP Sardjito Yogyakarta.

“Insiden kelahiran kembar siam dempet kepala diperkirakan 4-6 per 10 juta kelahiran,” kata Ketua Tim Medis Kembar Siam, Profesor Sunartini Hapsara dalam konferensi pers di Gedung Bundar RSUP Sardjito Yogyakarta, Senin, 15 Oktober 2018.

Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen bayi kembar siam lahir dalam kondisi meninggal dunia, 35 persen mampu bertahan 24 jam, dan 25 persen dianggap bisa ditindaklanjuti dengan operasi. Proses operasi pemisahan kepala pun melibatkan para ahli dari multidisiplin ilmu. Seperti dokter spesialis anak, bedah saraf, radiologi, anestesi, bedah plastik, keperawatan, juga psikolog anak. “Tapi setiap bentuk penanganan harus atas persetujuan orang tua bayi. Kalau anak sudah berkompeten harus atas persetujuan anak,” kata Sunartini.

Lebih lanjut Sunartini menjelaskan, berdasarkan teori, kembar siam dempet kepala alias Craniopagus meliputi empat tipe. Pertama, frontal craniopagus atau kepala bagian depan menyatu. Kedua, parietal craniopagus (kepala bagian atas menyatu). Ketiga, temporal craniopagus (kepala bagian samping menyatu). Keempat, occipital craniopagus (kepala bagian belakang menyatu).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan metode operasi dan prognosisnya ada yang disebut pasial (sebagian) dan total (menyeluruh). Craniopagus partial artinya masing-masing otak dipisahkan oleh tulang tengkorak dan tidak ada struktur pembuluh darah yang menyatu. Sedangkan pada Craniopagus total terdapat penyatuan yang lebih luas pada tulang maupun pembuluh darah sehingga tidak mungin dipisahkan. “Kalau ada operasi itu untuk memisahkan kulitnya, tulang tengkoraknya, kemudian durameternya,” kata Sunartini.

Durameter adalah pembungkus otak dan sinus atau pembuluh darah balik yang menempel pada durameter. Contoh kasus Craniopagus total sebagaimana yang dialami Sakinah dan Rahmawati. Keduanya sudah menjalani lima kali operasi selama 2015 lalu. Biaya operasi dan perawatan telah mencapai Rp 1,924 miliar dengan donasi Rp 550 juta. Menurut Sunartini, tim medis memilih untuk tidak melakukan operasi pemisahan saat ini. Selain pertimbangan risiko medis, juga mempertimbangkan hak anak untuk tetap hidup, tumbuh, dan berkembang. “Kami terus memantau perkembangannya. Karena untuk membuat pembuluh darah buatan belum bisa,” kata Sunartini.

Baca: RS Hasan Sadikin: Bayi Kembar Siam Bandung Barat Meninggal

Meskipun kondisi kepala belum bisa dipisahkan, keduanya sudah tumbuh berkembang dan bisa berjalan. Bahkan skor IQ Rahmawati mencapai 127. “Yang diperlukan adalah dukungan dari keluarga dan lingkungan,” kata Ketua Ikatan Psikolog Klinis Pusat (IPKP) Indria Laksmi Gamayanti.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Pasien Dipulangkan, RS Bhayangkara Brimob Masih Rawat 5 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

1 hari lalu

Jasa Raharja akan menanggung biaya perawatan korban luka-luka akibat kecelakaan maut bus pariwisata SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat.
7 Pasien Dipulangkan, RS Bhayangkara Brimob Masih Rawat 5 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Brimob AKBP Taufik Ismail mengatakan 7 pasien korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana dibolehkan pulang.


7 Korban Luka Berat Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Dirawat di ICU RSUI

1 hari lalu

Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). kemkes.go.id
7 Korban Luka Berat Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Dirawat di ICU RSUI

Direktur Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Astuti Giantini mengungkapkan pihaknya merawat 7 korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana yang mengalami luka berat.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

3 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


5 Cara Mengatasi Garis Rambut yang Mundur

5 hari lalu

Ilustrasi rambut berketombe. Foto: Freepik.com
5 Cara Mengatasi Garis Rambut yang Mundur

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah mundurnya garis rambut.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

12 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

12 hari lalu

Nyeri punggung
Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.


Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

16 hari lalu

Batu ginjal.
Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

19 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.