Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Stres Membuat Otak Mengecil, Apa Dampaknya?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi tes Electroencephalogram (EEG), gelombang elektrik sel saraf yang berada di otak. Epilepsyu.com
Ilustrasi tes Electroencephalogram (EEG), gelombang elektrik sel saraf yang berada di otak. Epilepsyu.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stres disebut buruk bagi kesehatan, namun berdasarkan studi terbaru yang diterbitkan di "Neurology", stres rupanya juga berakibat buruk bagi otak. Hal itu dirilis Time pada Rabu 24 Oktober 2018.

Baca: 7 Makanan untuk Maksimalkan Kerja Otak, Merangsang Anak Cerdas

Studi menemukan orang dewasa paruh baya dengan tingkat kortisol tinggi punya volume otak yang lebih rendah dan fungsi kognitif yang juga lebih rendah dibanding orang yang punya hormon kortisol lebih rendah, mengindikasikan stres adalah penyebabnya.

Hormon kortisol terlibat dalam sejumlah proses tubuh normal termasuk metabolisme, imunitas dan formasi memori. Namun ekstra kortisol juga dilepaskan saat kita stres, membuat seluruh proses tubuh jadi naik tingkatannya.

Meskipun penelitian tidak menggali lebih dalam untuk melihat apakah ada orang yang demensia, efek ini bisa menjadi pendorong penurunan kognitif di kemudian hari, seperti yang dinyatakan salah satu penulis studi Sudha Seshadri, seorang profesor neurologi di UT Health San Antonio. "Kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa perubahan sebesar ini memprediksi tingkat demensia mental, bahkan cedera otak vaskular, dua atau tiga dekade kemudian," kata Seshadri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi ini melibatkan lebih dari 2.200 orang dewasa yang berpartisipasi dalam Studi Jantung Framingham, dengan usia rata-rata 48 tahun. Setiap orang menjalani pemeriksaan psikologis, yang menguji memori dan kemampuan berpikir, pada awal penelitian, dan diperiksa lagi sekitar delapan tahun kemudian.

Mereka juga memberikan contoh darah, yang digunakan para peneliti untuk mengukur kadar kortisol, dan mayoritas memiliki scan MRI untuk mengukur volume otak.

Baca: Penelitian: Daya Ingat Meningkat Hanya dengan Olahraga Ringan

Setelah menganalisis hasil penilaian tersebut, dan menghitung informasi demografi dan kesehatan, para peneliti menemukan hubungan antara peningkatan kadar kortisol dan volume total otak yang lebih rendah dan skor yang lebih rendah pada tes memori dan kognisi - meskipun tidak ada peserta dalam penelitian ini menunjukkan gejala demensia.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

5 jam lalu

Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz
Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia


Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

19 jam lalu

Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

Banyak hal yang bisa menguras energi meski seringnya kombinasi faktor tertentu yang membuat kita merasa lesu, termasuk stres dan kegemukan.


Dokter Jantung Sebut PFO sebagai Penyebab Stroke di Usia Muda, Apa Itu?

21 jam lalu

Ilustrasi stroke. mediaself
Dokter Jantung Sebut PFO sebagai Penyebab Stroke di Usia Muda, Apa Itu?

Salah satu penyebab stroke kriptogenik atau yang tidak diketahui penyebabnya pada anak muda adalah PFO. Berikut penjelasannya.


Yang Perlu Dipahami soal Parkinson, Penyakit yang Diderita Mantan Bintang Sepakbola Amerika

2 hari lalu

Mantan pemain american football, Brett Favre. REUTERS
Yang Perlu Dipahami soal Parkinson, Penyakit yang Diderita Mantan Bintang Sepakbola Amerika

Brett Favre mengaku menderita Parkinson, penyakit degeneratif dan kondisi berkembang ketika bagian-bagian otak rusak dan mati.


Kekhawatiran dan Kebiasaan yang Bikin Orang Sulit Tidur

3 hari lalu

Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com
Kekhawatiran dan Kebiasaan yang Bikin Orang Sulit Tidur

Survei menemukan ragam penyebab warga Amerika Serikat sulit tidur, termasuk kekhawatiran yang dirasakan dan kebiasaan pemicunya.


Kondisi Gugup dan Deretan Pemicunya

3 hari lalu

Ilustrasi gugup Freepik.com/Wayhomestudio
Kondisi Gugup dan Deretan Pemicunya

Kondisi gugup merujuk perasaan cemas atau tidak nyaman


Terpopuler: Jokowi Bilang Mulus saat Pesawat Presiden Mendarat di Bandara IKN; Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 September

3 hari lalu

Pesawat Kepresidenan RJ-85 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo saat tiba di Bandara Nusantara, IKN, Kalimantan Timur, Selasa (24/9/2024). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)
Terpopuler: Jokowi Bilang Mulus saat Pesawat Presiden Mendarat di Bandara IKN; Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 September

Pesawat kepresidenan yang dinaiki Presiden Jokowi mendarat di Bandara IKN untuk pertama kalinya, Selasa siang, 24 Maret 2024.


Mengenali Perilaku Obsesi dan Risiko Buruknya

3 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/tirachardz
Mengenali Perilaku Obsesi dan Risiko Buruknya

Perilaku obsesi bisa membuat seseorang menjadi sangat cemas dan mengganggu kehidupan sehari-harinya


Segini Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 Terbaru September 2024

3 hari lalu

Petugas melayani peserta BPJS Kesehatan di kantor cabang Proklamasi, Jakarta, Senin, 27 September 2021. Tempo/Tony Hartawan
Segini Iuran BPJS Kesehatan Kelas 1, 2, dan 3 Terbaru September 2024

Pemerintah bakal menerapkan sistem KRIS pada layanan BPJS Kesehatan mulai 2025. Segini tarif iuran BPJS Kesehatan kelas 1,2,3 saat ini.


6 Langkah Membantu Teman yang Kecanduan Sesuatu

3 hari lalu

Ilustrasi perempuan berbincang dengan temannya di luar ruangan. Foto: Pixabay/NickyPe
6 Langkah Membantu Teman yang Kecanduan Sesuatu

Pakar mengatakan teman dan keluarga berperan penting dalam proses pemulihan orang yang kecanduan sesuatu. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan.