TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu rangkaian dan tradisi menuju pernikahan, foto prewedding akan dilakukan calon pengantin. Sayangnya, tak sedikit pasangan yang bingung menentukan waktu dan lokasi pemotretan yang tepat.
Agar hasilnya maksimal, fotografer profesional Rio Motret pun membagikan tips. Dari segi waktu, ia menjelaskan bahwa foto pranikah sebaiknya dilakukan tiga sampai enam bulan sebelum hari pernikahan.
“Karena foto prewedding itu tidak asal foto. Ada proses editing, proses meeting yang berkali-kali agar apa yang diinginkan oleh klien itu dapat banget,” katanya dalam acara bincang-bincang "Indonesia Dream Wedding Festival (IDWF)" di Jakarta pada Jumat, 17 Januari 2020.
Selanjutnya, untuk lokasi, jika pasangan tertarik untuk memilih luar negeri, maka dua destinasi favorit untuk prewedding itu adalah Paris dan Jepang. Rio menjelaskan alasannya karena banyak tiket promo dengan harga terjangkau ke sana dan pengurusannya tidak terlalu rumit. Sedangkan jika ingin di dalam negeri saja, Sumba dan Bali masih menjadi destinasi paling tren.
“Mau di dalam negeri atau luar negeri hasilnya pasti sama-sama bagus. Hanya preferensi pasangan saja yang berbeda,” ungkapnya.
Untuk latar foto, Rio mengatakan setiap pasangan memiliki impian masing-masing. Itu berarti, semua dapat disesuaikan oleh keinginan mereka.
“Bisa yang arsitektural atau bunga-bunga. Bisa juga Gedung Tua atau yang Jepang sekali, oriental,” jelasnya.
Lalu, bagaimana dengan pasangan yang karena kesibukan dan alasan lain sehingga tidak bisa melakukan foto pranikah dengan waktu yang jauh? Rio menyarankan untuk memilih konsep yang sederhana dan wilayah tempat tinggal saja.
“Diakalinya dengan konsep yang jangan terlalu memakan waktu. Jangan terlalu pergi atau keluar dari kotanya sendiri. Mungkin bisa kita akali dengan indoor atau lokasi masih di Jakarta kalau asalnya Jakarta,” tuturnya.