Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pria Ini Jadi Pembicara Kelulusan di Harvard Law School, Simak Kisahnya

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Andhika Sudarman. Instagram.com/@andhika.sudarman20
Andhika Sudarman. Instagram.com/@andhika.sudarman20
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tidak ingin masuk salah satu kampus favorit dunia, Harvard Law School? Mahasiswa Indonesia, Andhika Putra Sudarman adalah salah satu orang yang beruntung bisa belajar di almamater Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Tidak hanya itu, ia pun satu-satunya orang Indonesia yang berpidato pada wisuda kelulusan dari Harvard Law School. “Untuk bisa berpidato saat lulus bukan perkara mudah, sebab harus melalui seleksi yang ketat dari setiap individu mahasiswa di Harvard Law,” katanya kepada Antara.

Pria kelahiran Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau, tersebut mengaku telah melewati lebih dari tiga tahap serangkaian tes. Dari mula kuliah di Harvard, Andhika memang sudah terpilih untuk menjadi “Class Marshal” di angkatannya, atau pembawa bendera di barisan depan. Kala itu hanya terdapat 6 orang Class Marshal yang mewakili sekitar 800 orang.

Selama ini, secara kebiasaan hal tersebut kerap dilakukan dan disematkan pada orang Amerika dan Amerika Latin. Dalam menempuh pendidikan pasca sarjana di Harvard, Andhika mengaku tertarik menjadi pembicara sejak beberapa seniornya menekankan bahwa sebagai pembicara pada level pidato kelulusan adalah hal yang hebat. “Awalnya ya cuma ingin keren saja, sebab saya tahu proses seleksinya tidaklah mudah. Karena mahasiswa seluruh dunia juga hadir pada seleksi tersebut ingin menjadi pembicara utama,” katanya.

Andhika Sudarman, putra Tanjung Pinang, Kepulauan Riau yang pertama kali dalam sejarah Indonesia menjadi pembicara utama di wisuda Universitas Harvard. (Andhika)

Sebelumnya, Andhika sempat mengenyam ilmu sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia melalui ujian tertulis tahun 2011. Bahkan, pada saat menempa ilmu di kampus kuning, ia pernah menyandang predikat Juara 1 Mapres (Mahasiswa Berprestasi) Tingkat Nasional Tahun 2014.

Pada saat berpidato, Andhika membicarakan mengenai tentang pentingnya menanamkan kekeluargaan dan menjaga lingkungan hidup. Menurutnya, rasa kekeluargaan adalah salah satu ciri khas kebaikan dari masyarakat Indonesia yang pantas diperkenalkan pada dunia. “Saya rasa, sifat kekeluargaan adalah salah satu ciri khas Indonesia, dan kebaikan tersebut harus kita sebarkan kepada dunia, agar mereka mengetahui dan minat terhadap Indonesia,” ujarnya.

Meski ia berpidato hanya melalui sistem daring, karena tidak berwisuda secara langsung disebabkan adanya pandemi covid-19, ia mengaku cukup puas atas pencapaiannya. Ia berharap mampu menginspirasi anak-anak muda yang ada di Indonesia untuk dapat menempuh ilmu di manapun dan setinggi mungkin.

Andhika bercerita tentang pengalaman dan tantangannya untuk menjadi mahasiswa di Universitas Harvard, khususnya jurusan hukum. “Adrenalin saya selalu terpacu, sebab selain beban menyandang beasiswa Lembaga Pengelola dana Pendidikan (LPDP), mahasiswa di Harvard sangatlah kompetitif, apalagi merupakan almamater mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menuturkan, tidak seperti mahasiswa Indonesia yang kerap saling bersosialisasi dan saling membantu, di lingkungan Harvard, karakternya adalah individual, setiap mahasiswa hanya fokus pada pencapaian prestasi akademik masing-masing. Waktu belajar di luar jam kuliah, adalah minimal delapan jam per harinya. Jika hal tersebut tidak diterapkan, maka akan mudah tertinggal oleh mahasiswa lainnya yang tentu saja juga kompetitif. “Jangankan jalan-jalan, waktu bersantai selain kuliah pun, jarang bisa dinikmati, walaupun lingkungan kampus di Massachusetts, Amerika Serikat, cukup menarik untuk dijelajahi,” kata Andhika.

Selain itu, Andhika sempat merasa bosan dengan makanan di Amerika Serikat yang tidak senikmat makanan Indonesia. Ia kerap memakan makanan yang sama hampir setiap hari. Kemudian, udara dingin yang kerap menusuk membuat perkara lain, yaitu stres berkepanjangan. “Saya merasakan ketika dingin itu ternyata bisa membuat lebih stres. Dan adrenalin kemudian memunculkan tekanan tersendiri saat tugas serta kewajiban kuliah harus segera diselesaikan,” katanya.

Perasaan malu terhadap masyarakat Indonesia jika tidak lulus, rupanya membuat pacu semangat Andhika bisa memuncak. Andhika mengaku akan malu jika nantinya dikenal sebagai mahasiswa yang tidak lulus dengan baik di Harvard, sebab biaya kuliahnya merupakan berkah dari pajak rakyat Indonesia yang disalurkan melalui LPDP.

Kisah sedihnya sudah ia tutup dengan pretasi. Tidak berhenti sampai di situ, Andhika memiliki cita-cita membuka mata pemuda Indonesia untuk bisa memberikan suntikan motivasi dalam mencari pendidikan atau kesuksesan, agar dapat bersaing di kancah global. Saat ini Andhika tengah membangun gerakan rintisan dari start up yang memiliki konten-konten dalam menyebarkan semangat pemuda Indonesia. Konten rintisan tersebut, menurutnya, saat ini masih dalam tahapan pengembangan. “Setidaknya saya menjadi bukti, bahwa pemuda Indonesia juga mampu bersaing di kancah internasional, khususnya di bidang pendidikan,” ujarnya.

Melihat capaian dari Andika, Koordinator Jaringan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Youth Indonesia, Rahyang Nusantara mengingatkan agar Andika tetap konsisten dalam kepedulian terhadap lingkungan dan kemajuan Indonesia.

“Anak muda indonesia yang berkuliah di kampus-kampus Ivy League di Amerika Serikat jangan terlalu cepat merasa bangga dengan pencapaian tersebut. Kesempatan yang diberikan kepada mereka, terlebih lagi mendapatkan beasiswa dari negara, menjadi lebih besar dibanding mayoritas anak muda lainnya di Indonesia yang bahkan lulus SMA pun merupakan sebuah privilese," kata Rahyang yang juga pegiat lingkungan.

Rahyang juga meminta bagi pemuda yang memiliki kesempatan seperti Andika dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk membangun negeri. "Apapun perannya di masyarakat. Anak muda Indonesia akan melihat kalian sebagai role model, tampilkan," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

1 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menghadirkan pelaku pembunuhan taruna STIP Marunda, Jakarta Utara, berinisial TRS dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: ANTARA/Mario Sofia Nasution
Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.


Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

1 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?


Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

3 hari lalu

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. kip-kuliah.kemdikbud.go.id
Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

Viralnya kasus dugaan penerima KIP Kuliah bergaya hedon, Kemendikbudristek akan mengambil langkah.


Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

4 hari lalu

Massa Aksi Palestina berkumpul menjelang rapat umum, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Sydney, Australia 3 Mei 2024. REUTERS/Alasdair Pal
Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.


Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

5 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina


Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

6 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.


Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

8 hari lalu

Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomasi Indonesia-Amerika Serikat, diselenggarkan acara diplomat go to campus.
Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang


5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

8 hari lalu

Ilustrasi pria memakai baju warna pink. Foto: Freepik.com/halayalex
5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

Meskipun sigma male dan alpha male memiliki sedikit kesamaan, namun sangat jelas ada perbedaan kunci yang membedakan keduanya.


Apa Itu Sigma Male?

8 hari lalu

Ilustrasi pria duduk di lantai sambil bekerja. Foto: Unsplash/Bruce Mars
Apa Itu Sigma Male?

Sigma male adalah pria yang memiliki kepribadian memilih untuk menjalani kehidupannya di luar struktur tatanan dominasi sosial masyarakat.


Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

8 hari lalu

Pria Palestina dikumpulkan dan ditelanjangi oleh pasukan Israel di Gaza sebelum dibawa ke lokasi yang dirahasiakan. Foto : X
Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah