TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah memberikan banyak dampak negatif bagi kita semua. Di sektor bisnis, bukan hanya para penjual barang seperti baju dan tas saja yang mengalami kerugian, namun juga para pelaku layanan jasa seperti tempat kursus.
Memang selama merebaknya virus corona, anak-anak harus belajar di rumah. Dengan demikian, mereka yang memiliki usaha tempat les musik, les bahasa ataupun les mata pelajaran pasti mengalami penurunan pendaftar.
Lalu, bagaimana caranya agar tetap bertahan dan mampu menarik minat masyarakat agar tetap bergabung les? VP Brand and Marketing startup penyedia layanan kasir digital bagi UMKM, Moka, Bayu Ramadhan mengatakan bahwa para pelaku bisnis wajib mengikuti perkembangan zaman.
Contohnya di masa pandemi seperti saat ini, karena semua pembelajaran dilakukan secara online, maka penyedia tempat kursus pun wajib beradaptasi dengan servis secara online pula. Bayu juga mengingatkan pentingnya cekatan dalam berinovasi di dunia digital.
“Kalau edukasi, sekarang bergeraknya lebih ke webinar atau online learning. Jadi para pemilik usaha tempat les harus cekatan dan gesit, masuk ke channel pendukung yang sedemikian rupa. Kuncinya mampu beradaptasi dengan kondisi infrastruktur yang siap untuk kita jalani sekarang,” katanya dalam webinar Ambil Langkah Berani untuk Bisnis pada 26 Agustus 2020.
COO perusahaan Peer to Peer Fintech Lending, Koinworks, Bernard Arifin juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan sosial media sebagai ruang promosi. “Kita bisa memanfaatkan layanan iklan dari Facebook atau Instagram untuk memasarkan jasa. Nantinya, registrasi dilakukan secara online untuk memudahkan pendaftar,” katanya.
Bernard tak lupa mengimbau pentingnya berbagai diskon atau potongan harga yang meningkatkan minat para calon pendaftar. “Misalnya, kita beri promosi free trial atau coba kelas gratis. Memang di awal kelihatannya tidak dibayar, tapi kalau kita juga bisa memberikan servis yang baik secara online, pasti akan terjadi pengulangan dan akhirnya mendaftar,” katanya.