TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 tak juga berakhir. Epidemiolog sekaligus Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Sumatera Barat, Defriman Djafri, mengatakan pandemi akan berakhir apabila masyarakat atau setiap individu disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Tetapi ini yang sulit dilakukan ketika semua aktivitas kehidupan dijalankan," katanya.
Ia mengatakan pandemi ibarat paspor, di mana epidemi menyebar lintas negara. Dalam kondisi itu, semua pihak harus menyadari ancaman nyata ke depannya. Hal itu dapat dilihat ketika kasus pasien 01 dan 02 diumumkan oleh Presiden Joko Widodo yang pada akhirnya semua pihak tidak hanya melihat kejadian di dalam negeri namun juga secara global. Apalagi, saat ini dunia juga dihadapi dengan ancaman varian mutasi baru COVID-19 yang diketahui menjangkit dengan begitu cepat jika dibandingkan dengan jenis sebelumnya.
Oleh sebab itu, Defriman mengingatkan hal ini perlu dipertimbangkan sebagai antisipasi ke depan. Saat ini, penerapan protokol kesehatan tetap menjadi hal utama dan harus dilakukan masyarakat secara kolektif. Artinya, #jagajarak fisik, #pakaimasker, dan #cucitanganpakaisabun harus dilakukan secara berkelanjutan serta diterapkan sekaligus tanpa mengabaikan salah satunya.
Penerapan protokol kesehatan dengan intervensi kebijakan harus terus dilakukan yang diiringi dengan penegakan hukum.
"Hal ini diharapkan efektif untuk mengurangi risiko penularan dan meminimalkan ancaman varian virus baru," ujarnya.
*Artikel ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.