Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tren Baru di Masa Pandemi, 7 Sayuran yang Cocok Ditanam dengan Cara Hidroponik

Reporter

image-gnews
Konsumen memanen sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik di atap rumah David Sugianto di Blitar, Jawa Timur, 9 Agustus 2020. Dari hasil bercocok tanam dengan sistem hidroponik yang dilakoninya sejak bulan April lalu tersebut, David Sugianto hingga kini mampu mempertahankan operasional toko pakaian miliknya, meski omzetnya sempat turun hingga 80 persen. ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI
Konsumen memanen sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik di atap rumah David Sugianto di Blitar, Jawa Timur, 9 Agustus 2020. Dari hasil bercocok tanam dengan sistem hidroponik yang dilakoninya sejak bulan April lalu tersebut, David Sugianto hingga kini mampu mempertahankan operasional toko pakaian miliknya, meski omzetnya sempat turun hingga 80 persen. ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak masa pagebluk banyak orang memilih bercocok tanam di pekarangan rumah. Adapun budidaya tanaman yang paling banyak dilakukan adalah hidroponik. Selain karena tuntutan kerja dari rumah, cara berkebun ini bisa mengurangi stress. Hasilnya lumayan, setidaknya cukup memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari.

Dilansir dari situs resmi Kementrian Pertanian Republik Indonesia hidroponik sistem teknologi adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media tumbuhnya dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Cara berkebun ini mendatangkan banyak manfaat. Mulai dari ramah lingkungan, hemat air dan pupuk, dapat mengurangi CO2, tidak merusak tanah, kualitas tanaman terjaga, pertumbuhan tanaman lebih cepat serta hemat tenaga dan waktu.

Biasanya yang ditanam secara hidroponik adalah jenis tanaman hortikultura, seperti sayuran dan buah. Berikut adalah jenis sayuran yang bisa dibudidaya dengan sistem hidroponik:

1. Tomat

Sayuran yang satu ini masih diperdebatkan statusnya sebagai buah atau sayur. Namun secara botani, tomat termasuk jenis buah. Agar proses tanamnya maksimal, perlu banyak air dan cahaya yang cukup.

2. Lobak

Jenis sayuran ini justru lebih praktis. Proses tumbuhnya tidak membutuhkan panas matahari maupun lampu. Hanya perlu suhu yang dingin. Hanya butuh sekitar tiga hingga seminggu agar bibit lobak tumbuh.

3. Selada

Selada dapat ditanam di semua sistem hidroponik. Seperti aeroponik, NFT, Ebb dan Flow. Jenis sayuran ini paling ramai ditanam secara hidroponik. Perawatannya cukup sederhana, cocok untuk petani pemula hidroponik.

4.Timun

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayuran satu ini sering jadi pelengkap sebagai lalapan. Bisa dikonsumsi secara mentah. Tak hanya itu, sayuran ini juga bisa digunakan sebagai bahan perawatan kecantikan. Namun dalam proses tumbuhnya, timun harus mendapatklan pencahayaan yang cukup serta suhu yang sesuai.

5. Kale

Kale masuk dalam golongan superfood. Karena kaya manfaat dan kandungan gizi. Jenis sayuran ini juga mudah dibudidayakan dengan sistem hidroponik.

6.Bayam

Sayuran ini cocok ditanam pakai sistem hidroponik. Jenis sayuran ini dapat diolah jadi jus selain jadi sayur bening. Secara rutin, tanaman ini dapat dipanen jangka waktu 12 minggu.

7. Daun Bawang

Proses tumbuh daun bawang butuh banyak air dan cahaya selama dua belas hingga empat belas jam per hari. Sebaiknya diletakkan di balkon atau teras rumah agar asupan pencahayaannya terpenuhi. Untuk dapat dipanen, butuh waktu sekitar enam hingga delapan minggu. Pertumbuhan selanjunya butuh jeda tiga hingga satu bulan. Jenis tanaman ini sangat cocok untuk sistem tanam hidroponik.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca juga: 8 Bulan Pensiun, Ini Alasan Jonan Geluti Hobi Bertanam Hidroponik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

1 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

5 hari lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

8 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

8 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.


9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

9 hari lalu

Berikut ini deretan sayuran paling mahal di dunia, salah satunya akar wasabi yang umum ditemukan di di restoran sushi. Foto: Canva
9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

Berikut ini deretan sayuran paling mahal di dunia, salah satunya akar wasabi yang umum ditemukan di di restoran sushi.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

10 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

10 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

21 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.