TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pola hidup tidak sehat yang masih sering dilakukan banyak orang yaitu dengan mengkonsumsi rokok. Seperti yang sudah diketahui, rokok dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan mulai dari, kanker, penyakit jantung, stroke, impotensi, dan banyak gangguan kesehatan lainnya. Menurut penelitian, apabila permasalahan ini berlanjut, maka pada tahun 2030, rokok dapat membunuh seperenam populasi di dunia.
Masalah yang sering menghantui perokok yang paling utama ialah efek kecanduan yang diakibatkan oleh nikotin. Walaupun di dalam rokok terdapat lebih dari 3.000 senyawa, namun, nikotin yang paling besar efeknya untuk membuat kecanduan.
Menukil dari laman resmi Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bandung, dikes.badungkab.go.id, nikotin mempengaruhi keseimbangan kimia pada otak, khususnya dopamine dan norepinephrine, cairan kimia otak yang mengendalikan rasa bahagia dan rileks. Ketika efek nikotin mulai bekerja, maka level mood dan konsentrasi pun akan berubah.
Dopamine merupakan senyawa kimia yang diproduksi oleh tubuh yang bertanggungjawab terhadap rasa senang dan gembira serta dapat menimbulkan efek percaya diri kepada manusia. Efek tersebutlah yang sering didapatkan perokok ketika mengkonsumsinya.
Efek dari nikotin dalam mempengaruhi mood dan konsentrasi terjadi sangat cepat. Hal tersebut terjadi ketika seseorang menghisap rokok, nikotin akan menuju otak dengan cepat dan efek tersebut akan bekerja dengan cepat. Labih lanjut, Nikotin memiliki efek tersebut terjadi karena dapat berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotik yang terdapat pada saraf di otak.
Biasanya nikotin memberikan gejala penarikan yang terjadi setelah 30 menit mengkonsumsi nikotin. Adapun gejala-gejalanya seperti, sakit kepala, batuk, gelisah, insomnia, sembelit, mual dan keram, berkeringat, kesemutan di kaki dan tangan, hingga keinginan intensif untuk mengkonsumsinya lebih banyak.
Untuk menanggulangi permasalahan kecanduan rokok, terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan seperti, berhenti merokok seketika atau secara total, kenali waktu dan situasi ketika ingin merokok, tahan keingan merokok dengan menundanya, olahraga secara teratur, konsultasi dengan tenaga kesehatan ataupun dokter, dan hal yang paling penting yaitu memiliki motivasi yang kuat untuk berhenti merokok.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021 Usung Tema #beraniberhenti