TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 tengah gencar dilakukan pada masyarakat. Menurut dr. Ursula Penny Putrikrislia, vaksin merupakan upaya paling efektif untuk memberikan kekebalan yang paling spesifik. Dengan disuntik vaksin, tubuh akan mengenali untuk menangani dan melawan virus yang masuk.
"Yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah proteinnya guna membentuk kekebalan tubuh atau memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Saat vaksin masuk, tubuh diajari untuk menangani dan melawan virus yang akan masuk nantinya," ujar alumni Beswan Djarum angkatan 2011/2012 itu.
Banyak penyakit yang musnah di muka bumi karena adanya vaksinasi. Contohnya, cacar air. Seandainya tidak ada vaksinasi, orang bisa terkena berkali-kali dan membahayakan. Sedangkan setelah ada vaksin, orang bahkan sampai meninggal bisa tidak terkena cacar. Yang penting dari vaksinasi adalah bukan hanya untuk tubuh sendiri tapi untuk orang lain juga.
"Vaksin yang sudah masuk ke dalam tubuh mengunci virus dalam tubuh agar tidak bermanuver atau bermutasi dan menularkan ke orang lain. Vaksinasi perlu dipercepat agar cepat mencapai herd immunity," tambah Ursula.
Bagi masyarakat yang ingin divaksin harus memenuhi persyaratan, salah satunya dalam keadaan sehat. Ursula juga menganjurkan untuk tidur cukup, minum air putih yang banyak, rileks, dan tentunya harus terdaftar sebagai peserta vaksinasi.
"Harus paham penyakit bawaan masing-masing, seperti hipertensi dan kencing manis. Obatnya harus diminum secara rutin, dan harus perhatikan tekanan darahnya juga. Untuk penderita kencing manis, harus ada hasil lab terbaru tentang kadar gula dalam satu bulan terakhir," jelasnya.
"Sedangkan untuk yang mempunyai riwayat jantung, cek EKG dan jika tidak ada penyumbatan jantung atau nyeri dada, diperbolehkan. Oleh karena itu, harus yakin badan sehat, jadi meskipun punya komorbid bisa divaksin," tambahnya.
Di Indonesia ada lima vaksin Covid-19 yang dianggap aman dan halal, yaitu AstraZeneca, Sinovac, Sinopharm, Moderna, Pfizer, yang sudah dicap halal oleh MUI. Indra Rudiansyah, yang terlibat menangani proses uji klinis vaksin AstraZeneca di Pusat Vaksin Oxford dan tergabung dalam tim profesor Sarah Gilbert, Kepala Institut Jenner Oxford University, Inggris, memberikan gambaran efek samping vaksin AZ.
"Sama seperti obat, vaksin memiliki efek samping. Hasil pertimbangan risk and benefit ratio, benefitnya lebih besar. Contoh, kemoterapi bisa menimbulkan efek negatif bagi tubuh kita, tapi bisa membantu tubuh melawan kanker," ujar Indra, yang juga alumni Beswan Djarum angkatan 2011/2012.
"Side effect dari vaksin bisa sangat beragam, ada yang umum dan ada yang jarang terjadi. Nyeri di sisi penyuntikan, kelelahan, sakit kepala, mual adalah efek samping yang umum. Jika setelah menerima vaksin AZ mengalami gejala tersebut, tidak perlu panik selama efek samping dirasakan sampai tujuh hari pascavaksinasi. Belum ada kesimpulan terkait kematian akibat vaksin," tutur Indra.
Baca juga: Lupakan Hoaks, Ini Perlunya Vaksinasi Covid-19 Menurut Pakar