TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Nusantara, seperti dari namanya, ingin dikesankan bahwa vaksin ini made in Indonesia. Sejak awal kemunculannya, vaksin Nusantara sudah memantik kontroversi di dalam negeri.
Kontroversi ini pertama sekali karena vaksin Nusantara digagas oleh orang yang juga kontroversi, yakni Letnan Jenderal purnawirawan Terawan Agus Putranto, mantan menteri kesehatan.
Terdapat sejumlah fakta di balik Vaksin Nusantara yang harus diketahui kalangan awam. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI mengungkapkan fakta-fakta tersebut.
1. Vaksin Nusantara tidak dapat diakses secara bebas oleh masyarakat. Vaksin ini bersifat autologus sehingga tidak dapat dikomersilkan.
2. Bersifat individual. Materi yang digunakan untuk vaksin berasal dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri.
3. Vaksin Nusantara dibentuk dari sel dendritik, dimana sel ini merupakan sel kekebalan yang bersifat adaptif yang bisa menyesuaikan dengan banyak jenis virus yang memasuki tubuh.
4. Meskipun tidak dikomersilkan, masyarakat masih dapat mengakses vaksin Nusantara meskipun tidak semua orang dapat mengaksesnya. Akses ini diberikan dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.