Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Covid-19 Bakal Jadi Endemi? Kenali Kekebalan Alami dan Kekebalan Pasif Tubuh

Reporter

image-gnews
Warga berjemur di bantaran rel kereta api di Kawasan Kranji, Kota Bekasi,  Senin, 12 Juli 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Warga berjemur di bantaran rel kereta api di Kawasan Kranji, Kota Bekasi, Senin, 12 Juli 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Secara perlahan, badai Covid-19 terasa mulai mereda. Serangan gelombang Covid-19 pada Juli lalu, yang membuat banyak rumah sakit tidak mampu menampung pasien Covid-19, saat ini secara pengamatan biasa relatif sudah normal. 

Belakangan pemerintah mulai berbicara soal wacana endemi Covid-19, bukan lagi pandemi. Vaksinasi digencarkan. Berbagai komponen masyarakat turut terlibat mensukseskan vaksinasi Covid-19 agar menjangkau target sasaran masyarakat. Remaja pun sudah mulai mendapat vaksinasi. 

Menghadapi pandemi atau mungkin endemi Covid-19 ataupun wabah lainnya, yang diperlukan selain protokol kesehatan dan pola hidup sehat, adalah kekebalan tubuh.

Kekebalan kelompok atau biasa disebut herd immunity diperlukan untuk melawan virus Covid-19, yang mungkin saja satu-dua virus masih berkeliaran di antara kita. 

Dalam dunia medis, dikenal istilah kekebalan alami dan kekebalan buatan yang diperoleh dari vaksinasi.

Kekebalan alami tubuh atau imunitas tubuh pada dasarnya kemampuan tubuh untuk mencegah berbagai penyakit, virus, dan kuman yang masuk kembali ke tubuh.

Tubuh manusia pada dasarnya memiliki sistem kekebalan imunitas, yaitu sistem pertahanan tubuh dari kuman dan penyakit. Zat yang merangsang timbulnya kekebalan tubuh dari infeksi kerap disebut antigen.

Kekebalan tubuh sendiri terbagi menjadi empat, yaitu sistem kekebalan aktif alami, kekebalan pasif alami, kekebalan aktif buatan, dan kekebalan pasif buatan.  

Lalu, apa penjelasan di balik kekebalan aktif dan pasif alami?  

Kekebalan atau imunitas aktif alami terbentuk setelah seseorang terpapar penyakit. Sistem imunitas memproduksi antibodi dan limfosit untuk melawan penyakit tersebut. Imunitas yang dihasilkan tubuh dapat bersifat seumur hidup maupun sementara.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kekebalan alami yang bersifat seumur hidup berlaku pada kasus cacar dan campak. Sedangkan yang bersifat sementara terbentuk pada kasus gonore dan pneumonia. Jika seseorang sudah pernah terserang penyakit campak, orang tersebut pada umumnya tidak akan terkena campak untuk kedua kalinya.  

Kekebalan pasif buatan sendiri merupakan imunitas yang diperoleh bukan dari pembentukan, melainkan imunitas yang sudah langsung jadi dan diberikan orang lain. Contohnya, bayi yang baru lahir mendapatkan kekebalan pasif alami dari ibunya yang mengandung melalui plasenta.

Setelahnya, bayi tersebut akan mendapatkan kekebalan pasif melalui ASI eksklusif yang diberikan ibunya. Paparan penyakit tidak mempengaruhi terjadinya imunitas pasif.  

"Kekebalan pasif tidak berlangsung lama seperti kekebalan aktif karena tubuh melakukan metabolisme," tulis Sefya H. Istighfaricha, dikutip Tempo pada laman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Senin, 22 Oktober 2018.

Selain perbedaan tersebut, kekebalan tubuh aktif juga selalu membutuhkan waktu hingga beberapa minggu untuk terbentuk, sementara kekebalan tubuh pasif menawarkan perlindungan yang segera. Kekebalan tubuh aktif diproduksi oleh tubuh sendiri, sementara kekebalan tubuh pasif diberikan dari luar tubuh.  

Disamping kekebalan alami tubuh, terdapat pula kekebalan buatan. Kekebalan buatan baik yang aktif maupun pasif diperoleh dengan cara pemberian vaksin atau injeksi. Tubuh mendapatkan atau membentuk sistem kekebalan tidak dengan sendirinya, tetapi dengan bantuan alat medis.  

Imunitas tubuh baik yang aktif maupun pasif dapat mengenal benda asing atau antigen yang sama pada pertemuan berikutnya. Hal ini disebabkan kemampuan mengingat tubuh akan antigen tertentu. Kekebalan alami maupun buatan sama-sama berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.  

DINA OKTAFERIA

Baca juga: Orang yang Kena Covid-19 Bisa Punya Hybrid Immunity, Level Kekebalan Meningkat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

15 jam lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

1 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.


Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga/Asics
Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

6 hari lalu

ilustrasi Haji (pixabay.com)
Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa