TEMPO.CO, Jakarta - Fast food kerap disamakan dengan junk food. Padahal sejatinya kedua jenis makanan ini berbeda. Keduanya memiliki bahan dan rasa yang sama, namun pada kenyataannya ada banyak hal yang membuat setiap jenis makanan berbeda.
Secara definisi, fast food (makanan cepat saji) adalah makanan-makanan yang bisa diantar dengan cepat setelah dipesan. Sedangkan makanan yang nilai gizinya sangat rendah disebut junk food. Di luar dari itu, fast food dan junk food sama-sama tidak baik bagi kesehatan tubuh secara umum.
Baca Juga:
Melansir laman Medium, makanan cepat saji bisa sehat atau tidak sehat. Akan tetapi, kemungkinan besar junk food tidak sehat untuk tubuh. Jumlah lemak jenuh dalam produk junk food melebihi jumlah nutrisi penting secara signifikan. Karena itu, junk food disebut makanan 'kosong' jika dilihat dari sudut pandang nutrisi.
Junk food bukanlah pilihan yang baik jika Anda menginginkan makanan sehat. Kemudian junk food juga bisa membuat Anda menjadi gemuk. Junk food bisa mengisi perut, tetapi tingkat nutrisinya sangat rendah.
Kalori yang tinggi di dalam junk food dapat melemahkan kemampuan tubuh memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh berisiko mengalami diabetes. Rendahnya kandungan serat juga dapat menyebabkan tekanan darah dan kolesterol menjadi naik.
Akan tetapi, bukan berarti Anda bisa makan makanan cepat saji setiap saat. Sebab, tak semua makanan cepat saji terbukti sehat. Perhatikan benar kandungan di dalamnya beserta akibat yang akan timbul.
Misalnya jika Anda menginginkan satu porsi sandwich, pilihlah restoran yang menawarkan sandwich sehat, namun tetap lezat. Pizza juga bisa menyehatkan apabila tak mengandung olahan sayuran dan saus yang mengandung banyak gula.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: 5 Jenis Junk Food yang Banyak Disukai Namun Berbahaya bagi Kesehatan