Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mana yang Benar, Vaksin Johnson & Johnson Disuntikkan Satu Kali atau Dua Kali

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat umumnya mengetahui vaksin Johnson & Johnson disuntikkan hanya satu kali. Hal ini tidak seperti vaksin Covid-19 lainnya, misalkan vaksin Sinovac, vaksin Sinopharm, vaksin Pfizer, vaksin Moderna, vaksin AstraZeneca yang harus disuntikkan dua kali.

Pada 11 September 2021, Indonesia mendapatkan vaksin Johnson & Johnson sebanyak 500 ribu dosis. Sekarang muncul spekulasi apakah vaksin Johnson & Johnson cukup disuntikkan satu kali atau perlu dua kali suntik seperti vaksin Covid-19 yang lain?

Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama menjelaskan para pakar vaksin internasional telah berdiskusi tentang hasil penelitian yang menunjukkan bagaimana jika vaksin Johnson & Johnson disuntikkan dua kali. Dalam pertemuan yang berlangsung pada Selasa malam, 21 September 2021 itu, pihak Johnson & Johnson memberikan pernyataan di depan para ahli.

"Produsen vaksin Johnson & Johnson menyebutkan, 'pemberian satu kali vaksin ini menghasilkan respon imun yang kuat dan menimbulkan memori kekebalan dalam waktu lama. Dan bila diberikan booster kedua, maka kekuatan proteksinya terhadap Covid-19 akan makin meningkat'," demikian kata Tjandra Yoga mengutip pernyataan produsen vaksin Johnson & Johnson yang disampaikan melalui pesan instan pada Rabu, 22 September 2021.

Menurut pernyataan pimpinan perusahaan produsen vaksin Johnson & Johnson ini, Tjandra Yoga melanjutkan, apabila vaksin tersebut disuntikkan sampai dua kali, akan memberikan proteksi sampai 94 persen untuk mencegah seseorang tertular dan bergejala. Efikasi tersebut setara dengan angka proteksi vaksin Moderna dan vaksin Pfizer yang memang diberikan dua dosis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tjandra Yoga Aditama melanjutkan, pada Agustus 2021, produsen vaksin Johnson & Johnson sudah menyampaikan kepada pemerintah tentang efektivitas vaksin yang kian baik apabila disuntikkan dua kali. Jaraknya sekitar delapan bulan setelah penyuntikan dosis pertama.

"Perkembangan ini belum banyak diketahui di Indonesia karena selama ini yang selalu dibicarakan adalah pemberian vaksin Johnson & Johnson cukup satu kali saja," kata Tjandra Yoga. Pemberian satu dosis saja memang lebih praktis dari sudut penerapan di lapangan. Namun demikian, menurut dia, sebaiknya pemerintah mengkaji lagi untuk menentukan kebijakan penggunaan vaksin Johnson & Johnson tersebut.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini juga mengingatkan pengetahuan tentang Covid-19 amat dinamis dan dapat berubah sesuai hasil penelitian terakhir. "Sebab itu, kita perlu menguasainya dengan baik," kata Tjandra Yoga. Kini muncul juga sudut pandang baru tentang pemberian booster atau vaksinasi dosis ketiga pada vaksin yang memang seharusnya dua dosis. Sejauh ini, vaksin booster hanya untuk tenaga kesehatan. Namun banyak juga orang non-medis yang sudah mendapatkannya.

Baca juga:
Pemerintah Genjot Vaksinasi di Wilayah yang Masih Berstatus PPKM Level 4

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 jam lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.


Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

4 hari lalu

ilustrasi Haji (pixabay.com)
Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

24 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

27 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

35 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

36 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tak buka puasa dengan merokok. Apa saja efek buruknya?


Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

43 hari lalu

Helena Lim. Instagram
Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

53 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.