TEMPO.CO, Jakarta - The American Sleep Apnea Association memperkirakan 38.000 orang di Amerika Serikat meninggal setiap tahun karena sleep apnea sebagai faktor komplikasi. Tahukah Anda apa itu sleep apnea?
Orang dengan sleep apnea mengalami kesulitan bernapas atau berhenti bernapas untuk waktu yang singkat saat tidur. Sayangnya, gangguan tidur satu ini sering tak terdiagnosis, padahal dapat diobati.
Dilansir dari healthline.com, menurut American Heart Association, 1 dari 5 orang dewasa mengalami sleep apnea sampai taraf tertentu. Faktanya juga lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Kendati demikian, anak-anak juga berpotensi mengalami gangguan tidur mematikan ini.
Saat mengalami sleep apnea, seseorang akan merasakan hipoksia atau tingkat oksigen yang rendah dalam tubuh. Ketika ini terjadi, tubuh menjadi stres dan bereaksi dengan respons fight-or-flight, sehingga menyebabkan kecepatan detak jantung lebih cepat dan arteri pun menyempit.
Kemudian efek kondisi jantung dan pembuluh darah tersebut menyebabkan tekanan darah tinggi dan detak jantung serta volume darah pun menjadi lebih tinggi. Kondisi ini kemudian memicu banyak peradangan dan stres dan berujung risiko masalah kardiovaskular
Jika dibiarkan, sleep apnea dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti tekanan darah yang lebih tinggi, penyakit jantung, mendadak asma hingga menyebabkan diabetes mellitus.
Lebih jauh lagi, sebuah studi pada 2010 yang diterbitkan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine menemukan bahwa gejala sleep apnea dapat memicu risiko stroke dua atau tiga kali lipat.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca juga: Mengenal Kondisi Sleep Apnea, Berhenti Bernapas Saat Tidur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.