TEMPO.CO, Jakarta - Sosiopat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial (ASPD). Orang dengan ASPD tidak dapat memahami perasaan orang lain. Mereka akan sering melanggar aturan atau membuat keputusan impulsif tanpa merasa bersalah atas bahaya yang ditimbulkannya.
Dikutip dari laman resmi healthline, orang dengan ASPD juga dapat menggunakan "permainan pikiran" untuk mengontrol teman, anggota keluarga, rekan kerja, dan bahkan orang asing. Mereka juga dapat dianggap karismatik atau menawan.
Sosiopat kurang mampu bersosialisasi. Mereka tidak tertarik terhadap siapa pun kecuali diri mereka sendiri. Seorang sosiopat sering menyalahkan orang lain dan memiliki alasan untuk perilaku mereka.
Beberapa ahli melihat sosiopat sebagai "berkepala panas." Mereka bertindak tanpa berpikir bagaimana orang lain akan terpengaruh.
ASPD adalah bagian dari kategori gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku negatif yang persisten.
Edisi baru Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) mengatakan bahwa seseorang dengan ASPD secara konsisten menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap perasaan orang lain atau pelanggaran hak orang lain. Orang dengan ASPD mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki perilaku ini. Mereka mungkin menjalani seluruh hidup mereka tanpa diagnosis.
Untuk menerima diagnosis ASPD, seseorang harus berusia lebih dari 18 tahun. Perilaku mereka harus menunjukkan pola setidaknya tiga dari tujuh ciri berikut:
- Tidak menghormati norma atau hukum sosial.
- Berbohong, menipu orang lain, menggunakan identitas atau nama panggilan palsu, dan menggunakan orang lain untuk keuntungan pribadi.
- Tidak membuat rencana jangka panjang. Mereka juga sering berperilaku tanpa memikirkan konsekuensinya.
- Menunjukkan perilaku agresif, seperti secara konsisten terlibat perkelahian atau menyakiti orang lain secara fisik.
- Tidak mempertimbangkan keselamatan diri sendiri atau keselamatan orang lain.
- Tidak menindaklanjuti tanggung jawab pribadi atau profesional.
- Tidak merasa bersalah atau menyesal karena telah menyakiti atau menganiaya orang lain.
Dikutip dari laman resmi WebMD, Seorang sosiopat biasanya masih memiliki hati nurani, tetapi lemah. Mereka mungkin tahu bahwa mengambil uang Anda adalah salah, dan mereka mungkin merasa bersalah atau menyesal, tetapi itu tidak akan menghentikan perilaku mereka.
Aaron Kipnis, penulis The Midas Complex mengatakan sosiopat tidak memiliki empati, kemampuan untuk berdiri di sepatu orang lain dan memahami bagaimana perasaan mereka. Seseorang dengan tipe kepribadian ini melihat orang lain sebagai objek yang dapat dia gunakan untuk keuntungannya sendiri.
Dalam film dan acara TV, psikopat dan sosiopat biasanya penjahat yang membunuh atau menyiksa orang yang tidak bersalah. Dalam kehidupan nyata, beberapa orang dengan gangguan kepribadian antisosial bisa melakukan kekerasan, tetapi sebagian besar tidak. Sebaliknya mereka menggunakan manipulasi dan perilaku sembrono untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Penting untuk disadari bahwa orang memiliki banyak ciri kepribadian. Seseorang mungkin menunjukkan keegoisan atau bertindak agresif, tetapi itu tidak berarti mereka adalah sosiopat. Karena banyak orang yang memiliki ASPD tidak mengenali sifat-sifat ini sebagai masalah, mengawasi pola perilaku yang konsisten mungkin diperlukan.
Baca: Perbedaan Psikopat dan Sosiopat, Keduanya Memiliki Empati yang Lemah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
WILDA HASANAH | EK